Sungguh, hasad, iri, & dengki yaitu penyakit hati yg disebabkan oleh keragu-raguan atau hawa nafsu bukan penyakit fisik.
Oleh lantaran itu, tak ada seorang dokter hebat bedah jantung pun yg mampu menghilangkan penyakit ini dgn peralatan bedahnya.
Jika seseorang terkena penyakit ini, dia akan tersesat, merugi kemudian menyesal.
Penyakit hati yaitu pintu segala kerusakan, jalan menuju banyak sekali macam dosa, penyebab utama perpecahan umat & keretakan rumah tangga.
Sebuah kisah menarik diceritakan oleh seorang dokter di Arab Saudi bernama Dr. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jabir dlm bukunya, Musyahadat Thabîb Qashash Waqi’iyah.
Mari kita simak ceritanya berikut ini:
Saya memiliki seorang sahabat yg berusia tiga puluh dua tahun.
Ia mengidap penyakit kanker otak, meskipun sudah berobat ke mancanegara, akan namun Allah Ta’ala belum menakdirkan kesembuhan untuknya.
Setelah itu, dia dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh. Pada bulan-bulan terakhir dr kehidupannya beliau tak sadarkan diri.
Seluruh parasnya membesar, utamanya kawasan hidung & kedua matanya. Sehingga, orang-orang yg menjenguknya merasa jijik & tak tega untuk memandangnya.
Untuk mengantisipasi kalau dia meninggal ketika malam hari, maka saya minta pada rekan-rekan di rumah sakit untuk menelepon keluarganya.
Kebetulan yg mengangkat telepon adalah ibunya, maka sang ibu merasa terkejut .
Saya pula minta pada pihak rumah sakit untuk menelepon saya, jikalau teman dekat saya itu sedang menghadapi sakaratul akhir hayat.
Pada suatu pagi, tepatnya jam enam, pihak rumah sakit menghubungi saya untuk menyampaikan kabar bahwa teman dekat saya sedang menghadapi sakaratul ajal.
Mengetahui hal itu, saya secepatnya pergi ke rumah sakit. Setibanya di sana, saya bertanya pada salah seorang perawat perihal detak jantungnya,
“Tiga puluh perdetik & tekanan optimal tiga puluh lima,” jawab perawat tersebut.
Saya secepatnya memasuki ruang rawatnya dgn sarat takjub.
Bagaimana tidak, wajah yg sebelumnya menakutkan, hidung yg membesar & mata yg mencolokkeluar dr temanku itu sudah kembali normal.
Seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa pada dirinya.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Tak Pernah Hasad, Penderita Kanker Otak Ini Meninggal Husnul Khatimah (Bagian 2)