Tajwid : Hukum Bacaan Nun Mati Dan Tanwin

BAB NUN MATI DAN TANWIN

لِلـنُّــونِ إِنْ تَسْـكُنْ وَلِلتّـَنْوِينِ
أَرْبَـعُ أَحْكَـامٍ فَخُـذْ تَبْـيِـيـنِـي

Bagi nun ketika sukun (nun mati) dan tanwin, berlaku empat aturan, maka ambillah perhatikanlahpenjelasanku.

فَـالأَوَّلُ الإظْـهَارُ قَـبْـلَ أَحْـرُفِ
لِلْحَـلْـقِ سِـتٍ رُتِّبَتْ فَلـتَـعْرِفِ

Adapun yang pertama yakni idzhar yakni kalau ada nun mati atau tanwin berada sebelum aksara halqi (tenggorokan) yaitu huruf-abjad yang makhrojnya ada di tenggorokanyang berjumlah enam yang disusun tertib urutannya pada nadzom selanjutnya, maka ketahuilah dan hafalkanlah.

Idzhar (الإظْـهَارُ) secara bahasa memiliki arti terang, dengan demikian maka mesti membaca dengan jelas tanpa ada dengung (ghunnah), sedangkan secara bahasa idzhar memiliki arti mengeluarkan/menyuarakan karakter dari makhrojnya dengan tanpa ghunnah/dengung.

هَمْـزٌ فَـهَـاءٌ ثُـمَّ عَـيْـنٌ حَـاءُ
مُـهْمَلَـتَانِ ثُــمَّ غَيْـنٌ خَــاءُ

Huruf-karakter idzhar atau karakter halqi yang enam tersebut ialah hamzah (أ), lalu Ha'(ه), yang memiliki makhroj pangkal tenggorokanlalu ‘ain (ع), ha'(ح)tanpa titik yang mempunyai makhroj tengah tenggorokan, kemudianhuruf halqi berikutnya ialah ghoin(غ) dan kho'(خ) yang memiliki makhroj di ujung tenggorokan.

Oleh sebab itulah, idzhar ini sering disebut dengan idzhar halqi. Contoh-teladan bacaan idzhar dalam al-Qur’an: يَنْأَوْنَ (al-an’am:26) , dibaca dengan idzhar alasannya ada nun mati/nun sakinah bertemu hamzah dalam satu kalimat
، مَنْ اۤمَنَ (an-nisa’:55), dibaca dengan idzhar karena ada nun mati bertemu hamzah dalam dua kalimat.
، كُلٌّ آمَنَ (al-baqarah:285), dibaca dengan idzhar alasannya adalah ada tanwin bertemu hamzah, dalam dua kalimat
، جُرُفٍ هَارٍ (at-taubah:109), dibaca dengan idzhar alasannya adalah terdapat tanwin berjumpa Ha’
، أَنْعَمْتَ(al-fatihah:7), terdapat nun mati bertemu ‘ain
، مِنْ عَمَلٍ (al-furqan:23, yunus:61), terdapat nun mati bertemu ‘ain
، حَقِيْقٌ على (al-a’raf:105), terdapat tanwin bertemu ‘ain
، تَنْحِتُوْنَ (ash-shaafaat:95, asy-syu’ara:149, al-a’raf:74), terdapat nun mati berjumpa ha’
، مِنْ حَكيم (fushshilat:42), terdapat nun mati berjumpa ha’
، عَلِيْمٌ حكيم (al-hujurat:8, dsb), terdapat tanwin bertemu ha’dalam dua kalimat
، فَسَيُنْغِضُونَ (al-isra’:51), terdapat nun mati berjumpa ghoin.
، مِنْ غِلٍّ (al-isra’:43, al-hijr:47), terdapat nun mati bertemu ghoin,
، حَلِيمًا غَفُورًا (al-isra:44, faathir:41), terdapat tanwin bertemu ghoin
، وَالْمُنْخَنِقَةُ (al-maidah:3), terdapat nun mati berjumpa kho’
، منْ خَيْرٍ (ali-imran:115 dsb), terdapat nun mati bertemu kho’
، لَطِيْفٌ خَبير (al-ahzab:34, al-hajj:63, luqman:16), terdapat tanwin bertemu kho’

  Bahan Didik Discovery Learning Dan Inquiry Learning

والـثّـَانـي إِدْغَـامٌ بِسـتَّةٍ أَتَـتْ
فِـي يَـرْمَـلُـونَ عِنْدَهُمْ قَدْ ثَبَتَتْ
Dan adapun hukum nun mati dan tanwin yang kedua yaitu idghom dengan enam aksara yang akan datang kemudian, yang terkumpul dalam kata يَـرْمَـلُـونَ ialah huruf ya'(ي), ro'(ر), mim (م), lam (ل), waw (و), dan nun (ن),Telah kusampaikan disisimu dengan bahwasanya.
Idghom secara lughowi/bahasa mempunyai arti masuk atau memasukkan. Sedangkan secara ungkapan, bermakna memasukkan atau meleburkan abjad pertama (nun mati/tanwin) kepada huruf kedua (abjad idghom), sehingga seakan menjadi satu karakter yang di tasydid dari abjad jenis kedua.

لَـكِنَّهَا قِسْـمَانِ قِسْــمٌ يُـدْغَـمَا
فِـيهِ بِـغُـنّـَةٍ بِيَـنْـمُو عُلِـمَـا
Akan tetapiketahuilah bahwa idhghom itu (atau himpunan huruf-abjad idghom tersebut) ada dua jenis, jenis pertama yakni idghom dengan diikuti dengung (ghunnah) adalah apabila nun mati atau tanwin berjumpa denganhuruf yang terkumpul dalam kata يَـنْـمُو adalah bila bertemu dengan salah satu huruf ya’, nun, mim atau wawu, dimengerti bahwa hukum bacaan tersebut yaitu idghom bighunnah (dengan berdengung). Dengan syarat, nun mati dan karakter idghom bighunnah tersebut tidak berada dalam satu kata.
Contoh:
– مَنْ يَقُولُ (al-baqarah:8), nun mati berjumpa dengan ya’, tidak dalam satu kata. Nun mati berada pada selesai kata مَنْ dan ya’berada di awal kata يَقُولُ. Kata tersebut dapat diterjemahkan menjadi, orang (yang) berkata.
– وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ (al-baqarah:19), tanwin berjumpa dengan ya’, tidak dalam satu kata.
– مِنْ النُّورِكُمْ (al-hadid:13), nun mati berjumpa dengan nun, tidak dalam satu kata.
– حِطَّةٌ نَغْفِرْ (al-baqarah: 58), tanwin berjumpa dengan nun, tidak dalam satu kata.
– مِنْ مَّالٍ (al-mu’minun:55), terdapat nun mati berjumpa dengan mim, tidak dalam satu kata.
– مَثَلًا مَّا (al-baqarah:26), terdapat tanwin bertemu dengan mim, tidak dalam satu kata.
– مِن وَّالٍ (ar-ra’d:11), terdapat nun mati bertemu dengan wawu/waw
– غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ (al-baqarah:7), terdapat tanwin bertemu dengan wawu.

إِلاَّ إِذَا كَـانَـا بِـكــِلْمَـةٍ فَــلاَ
تُـدْغِـمْ كَدُنْـيَا ثُمَّ صِـنْوَانٍ تَـلاَ
Kecuali kalau keberadaan abjad-huruf tersebut dalam satu kata, maka tidak diidghomkan, mirip دُنْـيَاdimana nun mati dan ya’bertemu dalam satu kata, lalu acuan lainya yakni صِـنْوَانٍ bacalah dengan tanpa idghom, tanpa dengung.
Syarat dibaca idghom bighunnah/dengan berdengung yakni jikalau nun mati dan tanwin tersebut tidak berada dalam satu kata, dan jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu aksara idghom yang terkumpul dalam kata يَـنْـمُو maka dibaca idzhar, yakni membaca nun dengan jelas, tanpa berdengung. Terdapat empat kata (dan banyak daerah) dalam al-Qur’an untuk kasus ini, yakni:
1. الدُّنْيَا, contohnya pada surah Al-a’la:16, dimana nun mati bertemu dengan ya’dalam satu kata, nun mati dibaca dengan terperinci/idzhar.
2. بُنْيَان, misalnya pada surah Shaf:11, dibaca dengan tanpa idghom maupun ghunnah.
3. قِنْوَانٌ (al-an’am:99), nun mati berjumpa dengan wawu dalam satu kata.
4. صِنْوَان (ar-ra’d:4), nun mati berjumpa dengan wawu dalam satu kata.

وَالثَّـانـي إِدْغَــامٌ بِغَيْــرِ غُـنَّةْ
فـي الـلاَّمِ وَالـرَّا ثُـمَّ كَـرّرَنَّـهْ
Dan adapun jenisyang kedua dari idghom (atau pembagian kedua dari abjad-aksara idghom) yakni yang dibaca idghom dengan tanpa berdengung (idghom bilaa ghunnah) ialah apabila ada nun mati atau tanwin berjumpa dengan karakter lam dan ra’maka selanjutnya bacalah dengantakrir (bergetar) untuk ra’.
Contoh:
– مِنْ لَّدُنْهُ (an-nisaa’:40, al-kahfi:2), nun mati berjumpa dengan lam
– هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (al-baqarah:2), tanwin bertemu dengan lam
– مِنْ رَبِّهِمْ (misalnya pada surah luqman:5), nun mati berjumpa dengan ra’
– ثَمَرَةٍ رِزْقًا (al-baqarah:25), tanwin berjumpa dengan ra’

وَّالثَـالـثُ الإِقْـلاَبُ عِنْـدَ الْبَـاءِ
مِيــماً بِغُـنَــةٍ مَـعَ الإِخْـفَـاءِ
Danhukum nun mati dan tanwin yang ketiga yaitu iqlab, ialah ketika bertemuba’maka cara membacanya menjelma mimdengan mendengung serta dibaca dengan samar.
Iqlab secara bahasa berarti mengganti sesuatu, atau membalik (قلب).
Sedangkan secara istilah, iqlab yaitu merubah/membalik bunyi nun mati dan tanwin menjadi bunyi mim ringan/mukhofah. Huruf iqlab cuma satu ialah ba'(ب).
contoh kata:
– أَنْبِئْهُمْ(al-baqarah:33), nun mati bertemu dengan ba’
– أَنْ بُورِكَ(an-Naml:8)
– سَمِيعٌ بَصِيرٌ (misalnya pada surah luqman:8)

  Refleksi Penerapan Otonomi Kawasan

وَالرَّابِـعُ الإِخْـفَاءُ عِنْـدَ الْفاضِـلِ
مِـنَ الحُـرُوفِ وَاجِـبٌ لِلْفَاضِـلِ
Danhukum nun mati dan tanwin yang keempat adalah ikhfa’yaitu ketika berjumpa dengan sisa hurufdari karakter hijai’yah yang bukan tiga hukum terdahulu, dari aksara-abjad hijaiyah wajib mengikuti aturan-hukum bacaannya menurut yang utama (mahir qiraat).
Ikhfa’secara bahasa mempunyai arti menyamarkan (الستر).
Secara ungkapan ikhfa’bermakna menyamarkan bunyi nun mati atau tanwin, dan membacanya dengan bunyi/cara membaca diantara idzhar dan idghom, secara berdengung; yang dilakukan ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu daru abjad ikhfa’yang berjumlah 15 yang disebutkan lalu:

فـي خَمْسَـةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ رَمْزُهَا
فِـي كِلْمِ هذَا البَيْتِ قَـدْ ضَمَّنـْتُـهَا
Yaitu di dalam lima sesudah sepuluh (dalam lima belas) aksara tersusun pada permulaan kata (aksara awal)dalam kalimat bait syair yang sangat sudah kukumpulkan:

صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا
دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا
Bait tersebut yaitu: صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا yaitu yang termasuk abjad ikhfa’yaitu ص، ذ، ث، ك، ج، ش، ق، س، د، ط، ز، ف، ت، ض، ظ
teladan:
– مَنْصُورًا (a-isra’:33)
– مُنذِرٌ (ar-ra’d:7)
– مَنثُورًا (al-furqan:23)
– مِنكُمْ (contohnya pada al-baqarah:65)
– أَنجَيْنَاكُمْ(al-a’raf:141)
– الْمُنشِئُونَ(al-waqi’ah:72)
– يَنقَلِبُ (al-baqarah:143)
– مِنسَأَتَهُ (Saba’:14)
– أَندَادًا(al-baqarah:22)
– يَنطِقُونَ (al-anbiya:23)
– أَنزَلْنَاهُ(al-an’am:92)
– انفِرُوا(an-Nisa’:71)
– مُنتَهُونَ (al-maidah:91)
– مَنضُودٍ (Hud:82)
– انظُرُوا(al-an’am:11)

Sumber : FB Maz’at