Teoriakuntansi.com- Anggaran merupakan alat untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Suatu budget operasi biasanya mencakup waktu satu tahun dan menyatakan pemasukan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu.
Berikut yakni proses penyusunan anggaran yang berlaku lazim:
1. Organisasi
a) Departemen anggaran: Departemen budget yang lazimnya atau tidak senantiasa melapor kepada kontroler korporat manangani arus berita tata cara pengendalian budget. Departemen budget mempunyai beberapa fungsi adalah menerbitkan mekanisme dan formulir proses penyusunan budget, memberikan santunan terhadap pembuat budget untuk proses penyusunan anggaran mereka. Menangani proses revisi anggaran selama tahun tersebut dsb.
b) Komite anggaran: Komite anggaran yang anggota-anggotanya berisikan manajemen senior mirip chief executive officer (CEO), chief operating officer (COO), chief financial officer (CFO). Dibeberapa perusahaan CEO membuat keputusan tanpa adanya komite. Komite berperan penting dalam melaksanakan anggaran. Komite tersebut meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan masing-masing budget.
2. Penerbitan pemikiran
Jika sebuah perusahaan memiliki penyusunan rencana strategis maka pada awal tahun planning strategis tersebut (umumnya disetujui pada animo panas) ialah awal proses penyusunan budget. Jika suatu perusahaan tidak memiliki perencanaan strategis maka manajer perlu mempertimbangkan masa depan perusahaan. Tidak mirip penyusunan budget, perencanaan strategis tidak membutuhkan manajer pusat karena tanggung jawab dibebankan terhadap tingkat yang lebih rendah. Dengan demikian ada atau tidak adanya rencana strategis langkah pertama yang dikerjakan ialah penerbitan ajaran yang mengontrol proses penyusunan anggaran untuk disebarkan kepada semua manajer pusat.
3. Usulan permulaan anggaran
Dengan memakai pemikiran tersebut, manajer pusat tanggung jawab, dibantu dengan stafnya, mengembangkan anggaran. Karena sebagian besar sentra tanggung jawab akan memulai tahun anggaran dengan akomodasi, karyawan, dan sumber daya lain yang sama mirip yang mereka saat ini, maka anggaran ini didasarkan pada tingkatan yang ada, yang lalu dimodifikasi sesuai dengan fatwa.
4. Negosiasi
Proses berikutnya pembuat anggaran mendiskusikan ajuan anggaran dengan atasannya. Ini merupakan inti dari proses tersebut. Atasan condong untuk menilai validitas dari tiap penyusaian. Biasanya, pertimbangan yang mensugesti adalah bahwa kinerja tahun anggaran seharusnya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan. Atasan tersebut menyadari bahwa ia akan menjadi pembuat budget di tingkat berikutnya dari proses anggaran dan, oleh sebab itu harus siap untuk mempertahankan anggaran yang pada akibatnya disetujui.
5. Tinjauan dan persetujuan
Persetujuan terakhir direkomendasikan oleh komite budget kepada CEO. CEO juga menyerahkan anggaran yang telah disetujui terhadap dewan direksi untuk disahkan. Hal ini terjadi pada bulan Desember, sempurna sebelum awal tahun anggaran.
6. Revisi budget
Salah satu usulanutama dalam penyusunan anggaran adalah prosedur untuk merevisi budget sesudah disetujui. Jelasnya, jikalau dapat direvisi sesuai dengan keinginan pembuat budget, maka tidak ada gunanya meninjau dan menyetujui anggaran di permulaan. Dilain pihak, bila perkiraan budget ternyata menjadi tidak realistis sehingga perbandingan angka faktual kepada anggaran ialah tidak mempunyai arti, maka revisi anggaran mungkin di kehendaki. Ada dua jenis lazim revisi budget, yaitu:
- Prosedur yang memungkinkan pemutakhiran anggaran secara sistematis,
- Prosedur yang memungkinkan adanya revisi dalam kondisi tertentu
7. Anggaran kontinjensi
Anggaran kontinjensi menyediakan suatu cara yang cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berganti kalau situasinya sudah datang. Jika volume penjualan turun 20%, manajer unit bisnis dapat menetapkan sendiri, sesuai dengan budget kontinjensi yang telah ditentukan sebelumnya, langkah-langkah harus dikerjakan.