Tabiat Masyru’ Rabbani

Kita yakni orang-orang yg dipilih Allah untuk ada di sini.

Kita, orang-orang yg diseleksi Allah ada dlm barisan yg diberi amanah melakukan misi, memenej, mengawasi, menertibkan, mengoperasikan kerja-kerja.

Kita, bekerja dlm masyruu’ rabbani proyek Tuhan. Allah Yang Tentukan semuanya. Kita hanya diperintah & sama sekali tak pegang wewenang memilih.

Jika kita menang. Sejarah kemenangan dakwah tak pernah sebab jumlah, SDM, administrasi, senjata, uang, ajaran sekalipun.

Kita menang, bukan karena narasi. Bukan pula krna pidato berapi-api. Sbab dahulu para teman biasanya tak jago diplomasi terlebih menyusun narasi & berorasi.

Kemenangan semata-mata datang krn kita lebih banyak menyandarkan kerja-kerja maksimal kita pada Allah Yg Maha Penentu.

Jika kita kalah. Sejarah kekalahan dakwah tak pernah kalah krn jumlah, sdm, manajemen, senjata, duit atau pemikiran.

Kekalahan dlm sejarah dakwah lebih pada kita tak atau kurang sandarkan kerja pada kepercayaan akan Kuasa Allah.

Kita lebih yakin pada sarana daripada keimanan. Lebih banyak fokus pada fasilitas dibandingkan dengan hati yg tertambat dekat dgn Allah. Lebih sombong dgn kemampuan dibandingkan dengan tawadhu di hadapan kekuatan Allah. Itu yg mnyebabkan kita kalah.

Semakin kita sandarkan usaha ini pada insan, kita smakin lelah lemah & rapuh. Meski sumbangan SDM administrasi & material berlimpah.

Dulu kita pernah “menang” tatkala syarat-syarat lahir kemenangan blm banyak kta miliki. Tapi mugkin syarat-syarat batin tatkala itu lebih kita miliki.

Semakin kita sandarkan usaha ini pada Allah, kita smakin kuat, imun dr ragam serangan, stabil. Meski mgkn santunan SDM, material, kemudahan kurang.

Itu sopan santun masyruu Rabbani… [Ustadz Muhammad Lili Nur Aulia]

  Ceramah Ramadhan 2021: Ramadhan Bulan Taubat