Syarat-Syarat Qira’At Yang Mu’tabarah

Untuk menangkal penyelewengan Qira’at yang telah muncul, para ulama menciptakan patokan-patokan bagi Qira’at yang mampu diterima (mu’tabarah).

Untuk membedakan antara yang benar dan Qira’at yang aneh (syadzah), para ulama membuat tiga syarat bagi Qira’at yang benar:

1) Qira’at itu sesuai dengan bahasa Arab, sekalipun menurut satu jalan.

2) Qira’at itu sesuai dengan salah satu mushaf-mushaf Utsmani, sekalipun secara berpeluang.

3) Bahwa asli sanadnya, baik diriwayatkan dari imam Qira’at yang tujuh dan yang sepuluh, maupun dari imam-imam yang diterima selain mereka.

Setiap Qira’at yang menyanggupi patokan di atas yaitu Qira’at yang benar, yang dihentikan ditolak dan mesti diterima.

Namun jika kurang dari ketiga syarat di atas disebut Qira’at yang lemah.

  Apakah Qira’At Sab’Ah Yakni Sab’Atu Ahruf?