Nak, salah satu permainan sederhana tetapi sangat menyenangkan pada kala kecil Ayah dulu ialah bermain prosotan di atas tanah berlumpur, bareng teman-sobat, di bawah guyuran hujan. Itu indah sekali.
Ayah tidak pernah merengek minta dibelikan console game atau handphone yang mahal untuk dapat mencicipi kebahagiaan. Toh mampu makan satu hari tiga kali saja sudah alhamdulillah. Pernah suatu hari ayah cuma makan nasi dengan garam, terkadang hanya nasi dan kecap. Apakah ketika itu Ayahmu mengeluh? Sama sepertimu nak, Ayah juga mengeluh.
Bahkan pernah Ayahmu ini tak inginmakan masakan yang sudah dibuatkan nenekmu, padahal ia telah susah payah membuatkannya. Tapi Ayah alhasil menyadari satu hal nak, saat itu Ayah tak sengaja melihat nenekmu yang sedang mengolah masakan namun matanya berlinangan air mata.
Bukan asap dari tungku api yang membuat air matanya berlinangan tetapi itu semua alasannya adalah ia murung tidak mampu memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anaknya.
Melihat anaknya bahagia saja itu sudah lebih dari cukup.
Tertanda,
Ayahmu yang menyayangimu