Surat Fussilat Ayat 30: Arab Latin, Arti, Tafsir, Kandungan

Surat Fussilat ayat 30 yaitu ayat tentang istiqomah. Berikut ini goresan pena Arab & Latin, arti, tafsir, serta kandungan maknanya.

Surat Fussilat (فصلت) merupakan surat makkiyah yg terdiri dr 54 ayat. Kajian utama surat ini adalah aqidah sebagaimana biasanya surat-surat makkiyah lainnya. Termasuk ayat 30 ini, menjelaskan tentang orang yg istiqamah dlm keimanan & apa yg akan mereka peroleh.

Surat Fussilat Ayat 30 & Artinya

Berikut ini Surat Fussilat Ayat 30 dlm goresan pena Arab, tulisan Latin, & artinya dlm bahasa Indonesia:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

(Innal ladziina qooluu robbunalloohu tsummas taqoomuu tatanazzalu ‘alaihimul malaa-ikatu allaa takhoofuu walaa tahzanuu wa abshiruu bil jannatil latii kuntum tuu’aduun)

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yg mengatakan: “Tuhan kami merupakan Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun pada mereka (dengan menyampaikan) “Janganlah ananda takut & janganlah merasa sedih; & bergembiralah dgn jannah yg sudah dijanjikan Allah kepadamu.”

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat Fussilat Ayat 30

Tafsir Surat Fussilat ayat 30 ini kami sarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Alquran, Tafsir Al Azhar, dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar terhimpun banyak faedah yg kaya khazanah namun tetap ringkas.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dr redaksi ayat & artinya. Kemudian tafsirnya yg merupakan intisari dr tafsir-tafsir di atas.

Baca juga: Surat An Nisa ayat 146

Orang yg Istiqomah

Surat Fussilat ayat 30 menjelaskan perihal keistimewaan istiqomah. Ayat ini dibuka dgn menyebutkan orang-orang yg istiqomah.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya orang-orang yg mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,

Orang yg mengatakan “Tuhan kami yakni Allah” kemudian teguh di atas pendirian itu, mereka adalah orang-orang yg istiqomah.

“Sesungguhnya ada segolongan insan yg telah mengucapkan ‘Tuhan kami yaitu Allah’ namun sesudah itu mereka kafir. Maka, barang siapa yg mengucapkannya & berpegang teguh kepadanya hingga mati, bermakna ia sudah meneguhkan pendiriannya pada kalimat tersebut,” terang Ibnu Katsir dlm tafsirnya.

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengoreksi pendapat orang yg menyampaikan bahwa makna ayat ini ialah “orang yg mengucapkan ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendiriannya dgn menyingkir dari tindakan dosa.” Abu Bakar menerangkan bahwa makna ayat ini adalah mereka tak mempersekutukan Allah dgn sesuatu apa pun. Kaprikornus, mereka mengatakan “Tuhan kami ialah Allah” kemudian tak menoleh pada sesembahan lain. Hanya beribadah pada Allah.

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah membaca ayat ini di atas mimbar lalu menjelaskan maknanya. “Demi Allah, mereka meneguhkan pendiriannya karena Allah dgn taat kepada-Nya & mereka tak menla-mencle mirip musang.”

Imam Muslim meriwayatkan dlm Shahih-nya, Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi menyampaikan bahwa ia pernah mengajukan pertanyaan pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, katakanlah suatu problem kepadaku tentang Islam yg kelak gue tak akan menanyakannya pada seorang pun sesudah engkau.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,”

قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

Katakanlah, “Aku beriman pada Allah,” kemudian istiqomahlah. (HR. Muslim)

Dalam riwayat yang lain:

قُلْ رَبِّىَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ

Katakanlah, “Tuhanku yaitu Allah,” kemudian istiqomahlah. (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah)

Sayyid Qutb dlm Tafsir fi Zilalil Qur’an menjelaskan, keistiqamahan dlm memegang teguh pernyataan “Rabb kami yaitu Allah” bermakna keistiqamahan dlm mengaktualisasikan & membenarkannya. Keistiqamahan yg dirasakan dlm hati & dijalankan dlm kehidupan nyata.

Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 190-191

Malaikat Turun pada Orang yg Istiqomah

Berikutnya, Surat Fussilat ayat 30 menerangkan bahwa malaikat akan turun pada orang-orang yg istiqomah.

تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ

maka malaikat akan turun pada mereka

Mujahid, As-Saddi, & Zaid ibnus Salam menyampaikan bahwa maksud ayat ini yakni malaikat turun ketika mereka menjelang kematiannya.

Menurut pendapat lain dr Ibnu Abbas & Ibnu Jarir yg pula Ibnu Katsir sematkan dlm tafsirnya, turunnya para malaikat ini saat mereka bangun dr kubur.

Baca juga: Surat Yusuf Ayat 40-41

Keutamaan Istiqomah

Turunnya malaikat tersebut dgn menyampaikan tiga hal yg merupakan keutamaan istiqomah. Yakni asy-syaja’ah (keberanian), al-ithmi’nan (ketenangan), & at-tafa’ul (optimis).

أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Janganlah ananda takut & janganlah merasa sedih; & bergembiralah dgn jannah yg sudah dijanjikan Allah kepadamu.”

Ketika orang-orang yg istiqomah mengalami sakaratul maut, malaikat tiba membisikkan tiga hal: jangan takut, artinya berani (asy-syaja’ah); jangan sedih, artinya tenang & damai (al-ithmin’nan); bergembiralah artinya optimis (at-tafa’ul).

Namun, ada pula ulama yg mengatakan bahwa tiga keistimewaan ini tak cuma dikala menjelang maut melainkan pula saat hidup di dunia. Sebab tiga keistimewaan ini pula Allah firmankan dlm ayat lain tanpa menyebut turunnya malaikat.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yg menyampaikan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tak ada kegalauan terhadap mereka & mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka awet di dalamnya; selaku tanggapan atas apa yg sudah mereka kerjakan. (QS. Al-Ahqaf: 13-14)

Pendapat inilah yg Buya Hamka pilih dlm Tafsir Al Azhar.

“Dan beranilah pula saya menyatakan bahwa boleh pula agaknya kita tafsirkan bahwa malaikat itu datang bukan seketika orang akan meninggal saja. Bukan tatkala nyawa akan cerai dgn tubuh saja, bukan tatkala Munkar & Nakir menyambut di kubur saja, & bukan tatkala mendengar tiupan serunai sangkakala di hidup kedua kali saja. Bahkan tatkala kita masih hidup ini,” terangnya dikala menafsirkan Surat Fussilat ayat 30.

Baca juga: Surat Yusuf Ayat 4

1. Keberanian (asy-syaja’ah)

أَلَّا تَخَافُوا

Janganlah ananda takut

Menurut Mujahid, Ikrimah, & Zaid ibnu Aslam, maknanya yaitu janganlah ananda takut dlm menghadapi kehidupan masa mendatang di alam baka.

Makna yg lebih luas, orang-orang yg istiqomah akan memiliki keberanian dlm hidup ini. Mereka tak takut pada taghut alasannya adalah takutnya cuma pada Allah. Keberanian pula mempunyai arti berani berbuat yg benar & membela kebenaran, serta berani melawan kebatilan. Berani mengamalkan & memperjuangkan Islam serta berani menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Orang yg istiqomah dlm keimanan akan menjadi pribadi-langsung pemberani. Sebagaimana Bilal bin Rabah yg mulanya penakut sebelum masuk Islam, menjelma pemberani sesudah beriman & istiqomah dlm keimanannya. Pada perang Badar, dgn segenap keberaniannya, Bilal sukses mengalahkan Umayyah bin Khalaf. Padahal sebelum masuk Islam, Bilal sangat takut menghadapi musuh, bahkan untuk gulat di pasar Ukaz pun tak berani.

Baca juga: Surat Luqman Ayat 13-14

2. Ketenangan (al-ithmi’nan)

وَلَا تَحْزَنُوا

dan janganlah merasa sedih

Menurut Ibnu Katsir, maknanya yaitu janganlah ananda sedih terhadap masalah dunia yg ananda lewati mirip persoalan anak, keluarga, harta, & utang alasannya adalah Allah-lah yg akan mengganti menguruskannya.

Makna yg lebih luas, orang-orang yg istiqomah akan mendapatkan ketenangan & kedamaian dlm hidup ini. Sebab kunci ketenangan, kedamaian, & kebahagiaan yakni dzikir mengingat Allah.

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(yakni) orang-orang yg beriman & hati mereka manjadi tenteram dgn mengingat Allah. Ingatlah, cuma dgn mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)

Maka orang yg istiqomah dlm keimanan, mereka tak gampang stres & depresi dlm hidup ini. Apalagi bunuh diri, na’uzdubillah.

Baca juga: Surat Al-Mujadalah Ayat 11

3. Optimis (at-tafa’ul)

وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

dan bergembiralah dgn surga yg telah dijanjikan Allah kepadamu.

Para malaikat pula memberikan informasi bangga bahwa orang-orang yg istiqomah akan masuk surga sesuai kesepakatan-Nya.

Orang-orang yg istiqomah, mereka optimis dlm hidup ini sebab keimanan menuntun kita meyakini bahwa segala yg terjadi yakni kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan bagi seorang mukmin, semuanya ialah kebaikan. Jika yg terjadi yaitu apa yg kita suka, kita bersyukur, itu kebaikan. Jika yg terjadi tak sesuai cita-cita kita, kita bersabar, itu pula kebaikan. Orang-orang yg istiqomah lebih optimis lagi karena meyakini masa depan mereka ialah surga sesuai akad Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Fussilat Ayat 30

Kandungan Surat Fussilat Ayat 30

Berikut ini yakni isi kandungan Surat Fussilat ayat 30:

  • Allah memuji orang-orang yg istiqomah.

  • Orang yg istiqomah yaitu orang yg beriman pada Allah & teguh pendirian dlm keimanan, tak menyekutukan Allah dgn sesuatu apa pun.

  • Malaikat akan turun pada orang-orang yg istiqomah, terutama dikala menjelang wafat, guna menunjukkan penguatan & memberikan kabar besar hati.

  • Orang-orang yg istiqomah akan mendapatkan keberanian (asy-syaja’ah), ketenangan (al-ithmi’nan), & optimis (at-tafa’ul).

  • Ayat ini memperlihatkan keistimewaan istiqomah.

Demikian Surat Fussilat ayat 30 mulai dr goresan pena Arab & Latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, tafsir, & isi kandungan maknanya. Semoga berguna & memotivasi kita untuk istiqomah dlm keimanan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Surat Al Falaq: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul