Surat At Taubah Ayat 119, Artinya, Tafsir dan Kandungan

Surat At Taubah ayat 119 ialah salah satu ayat perihal taqwa & kejujuran. Berikut ini arti, tafsir & kandungan Surat At Taubah ayat 119.

Sebagaimana Surat At Taubah dengan-cara keseluruhan, ayat 119 ini pula tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Dinamakan Surat At Taubah(التوبة) karena banyak diulang kata taubat dlm surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 & 117.

Surat At Taubah Ayat 119 Beserta Artinya

Berikut ini Surat At Taubah ayat 119 dlm goresan pena Arab, tulisan latin & artinya dlm bahasa Indonesia:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

(Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullooha wa kuunuu ma’ash shoodiqiin)

Artinya:
Hai orang-orang yg beriman bertakwalah pada Allah, & hendaklah ananda bersama orang-orang yg benar.

Asbabun Nuzul

Surat At Taubah ayat 119 ini turun sepaket dgn dua ayat sebelumnya. Tiga ayat, yakni ayat 117-119, turun berkenaan dgn taubatnya Ka’ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ & Hilal bin Umayyah.

Ketiganya tak ikut Perang Tabuk. Ka’ab bin Malik bahwasanya telah mempersiapkan kendaraan perang & perbekalan. Namun entah kenapa, ia menunda-nunda. Tatkala Rasulullah & pasukan telah berangkat, ia berniat menyusul keesokan harinya. Ia masih sibuk dgn urusannya yg saat itu kebun-kebunnya sedang berbuah.

Hingga berlalu beberapa hari & pasukan muslim sudah jauh, Ka’ab tak pula berangkat. Ia merasa murung & kesedihan itu kian besar lengan berkuasa tatkala terdengar kabar Rasulullah dlm perjalanan pulang dr Perang Tabuk.  Ka’ab sempat berpikir mencari alasan dgn berdusta. Namun begitu terdengar Rasulullah telah bersahabat, hilang semua rencana itu. Ka’ab sadar, kalaupun ia bisa berbohong, Allah akan mengungkap kebohongannya.

Ketika Rasulullah tiba di Masjid kemudian selesai shalat dua rakaat, orang-orang munafik yg tak ikut berperang segera mendatangi dia. Mereka mengemukakan alasan dgn berdusta agar dimaafkan Rasulullah. Rasulullah pun tak menghukum mereka.

Giliran Ka’ab, ia tak mengemukakan argumentasi apa pun. Ia mengakui dirinya bersalah tak berangkat. Rasulullah mendiamkannya. Rasulullah menyatakan bahwa Ka’ab sudah berkata jujur. Beliau meminta Ka’ab pergi hingga Allah menurunkan keputusan-Nya.

Keputusan itu pun turun. Iqab (sanksi) atas Ka’ab, Murarah & Hilal adalah tak diajak komunikasi kaum muslimin selama 50 hari. Pada 10 hari terakhir, istrinya pun dihentikan komunikasi. Ka’ab merasa bumi menjadi sungguh sempit. Ia seakan hidup sendiri tanpa sobat tanpa saudara. Di hari ke-50, Allah menurunkan Surat At Taubah ayat 117-119. Bahwa Allah menerima taubat mereka & menyerukan untuk tetap jujur serta membersamai orang-orang yg benar & jujur.

Dengan asbabun nuzul ayat ini, Ka’ab sungguh bersyukur telah berkata jujur. Ia pun berjanji pada Rasulullah untuk tetap memegang kejujuran sepanjang hayatnya.

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat At Taubah Ayat 119

Tafsir Surat At Taubah ayat 119 ini disarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar & Tafsir Al Munir. Ada tiga poin penting dlm ayat ini yakni perintah taqwa, berlaku jujur & berjamaah bersama orang-orang yg jujur.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Hai orang-orang yg beriman bertakwalah pada Allah, & hendaklah ananda bareng orang-orang yg benar. (QS. At Taubah: 119)

1. Perintah Taqwa

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyeru orang-orang yg beriman untuk bertaqwa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ

Hai orang-orang yg beriman bertakwalah pada Allah,

Ketika menafsirkan ayat ini, Sayyid Qutb menuliskan dlm Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, “Dalam dongeng ampunan atas orang-orang yg ragu-ragu & orang yg tak ikut serta dlm perang. Dan dlm nuansa bagian kejujuran yg tampak dlm kisah tiga orang yg tak ikut perang; datanglah seruan bagi seluruh orang yg beriman untuk bertaqwa pada Allah.”

Allah memerintah orang-orang yg beriman untuk bertaqwa sebab taqwa itulah yg akan menjinjing keberuntungan. Allah menginginkan hamba-Nya masuk nirwana maka ia menyeru mereka mengambil kunci nirwana yakni taqwa. Kapan pun & di mana pun, taqwa harus selalu ada sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

“Bertaqwalah pada Allah di mana saja kamu-sekalian berada” (HR. Tirmidzi)

Taqwa senantiasa berbuah manis. Baik di dunia, apalagi nanti di alam baka. “Meskipun terkadang ujian yg ditempuh sangat berat, hendaklah taqwa tetap menjadi pegangan kita,” kata Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar. “Ka’ab & kedua temannya sudah menjaga taqwa walaupun mereka menderita sementara, dikucilkan selama 50 hari.”

Secara biasa , taqwa adalah melakukan perintah-perintah Allah & menjauhi segala larangan-Nya. Baik di ketika sendiri maupun bersama manusia lainnya.

Baca juga: Surat Al Maidah Ayat 48

2. Berlaku Jujur

Penggalan ayat selanjutnya memerinthakan untuk berlaku jujur.

وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

dan hendaklah ananda bersama orang-orang yg benar.

“Yakni jujurlah kalian & tetaplah kalian dlm kejujuran,” kata Ibnu Katsir tatkala menafsirkan ayat ini. “Niscaya kalian akan termasuk orang-orang yg jujur & selamat dr kebinasaan serta menimbulkan bagi kalian jalan keluar dr persoalan kalian.”

Buya Hamka mengatakan, “Kejujuran kadang kala meminta pengorbanan & penderitaan. Tetapi mereka tetap bertahan pada kejujuran. Mereka tetap mengambil pihak & menentukan hidup bersama dlm daftar orang yg benar & jujur.”

Orang yg senantiasa jujur, sebagaimana Ka’ab bin Malik, mereka akan mendapat banyak kebaikan & kelak dimasukkan ke dlm surga-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, alasannya adalah kejujuran menenteng pada kebaikan, & kebaikan mengantar ke nirwana. Dan seseorang yg terus menerus berlaku jujur & tetap menentukan jujur, maka akan dicatat di segi Allâh sebagai orang yg jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa pada kejahatan, & kejahatan mengantar ke neraka. Dan seseorang yg terus menerus berdusta & memilih kedustaan maka akan dicatat di segi Allah selaku pendusta (pembohong).” (HR. Bukhari & Muslim)

Jujur yakni huruf orang beriman. Dalam kisah Ka’ab yg merupakan asbabun nuzul ayat ini, tampaklah bagaimana orang-orang munafik berbohong demi menyelamatkan diri. Agar mereka tak dihukum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berdusta agar selamat dr sanksi dunia.

Jujur yakni karakter orang beriman. Seorang mukmin tak mungkin menjadi pembohong.  

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَاَ

Ditanyakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Mungkinkah seorang mukmin itu pengecut?”. Rasulullah menjawab, “Mungkin.” Ditanyakan lagi, “Mungkinkah seorang mukmin itu bakhil?” Rasulullah menjawab, “Mungkin.” Ditanyakan lagi, “Mungkinkah seorang mukmin itu pembohong?” Rasulullah menjawab, “Tidak!” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dlm Al Muwatta’ & Imam Al Baihaqi dlm Syu’abul Iman)

Baca juga: Surat Al Hujurat Ayat 12

3. Bersama Orang-Orang yg Jujur

Tak cukup berlaku jujur, seorang mukmin mesti bareng dgn orang-orang yg jujur.

وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

dan hendaklah ananda bersama orang-orang yg benar.

Abdullah bin Amr menafsirkan, “yaitu bersama Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam & para sahabatnya.”

Ayat ini pula mengisyaratkan agar kita berjamaah bareng orang-orang yg beriman, bertaqwa, senantiasa memegang kebenaran & kejujuran.

“Oleh alasannya adalah itu, mereka diserukan untuk bertaqwa pada Allah & selalu bersama orang-orang yg benar,” kata Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zhilalil Quran. Demikian pula Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar pula menegaskan makna ini.

Baca juga: Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 119

Kandungan Surat At Taubah Ayat 119

Dari penjelasan tafsir di atas, kita bisa menyimpulkan isi kandungan Surat At Taubah ayat 119 selaku berikut:

1. Allah menyuruh orang-orang yg beriman untuk bertaqwa. Yakni senantiasa berusaha menjalankan perintah-perintah Allah & menjauhi segala larangan-Nya.

2. Allah menyuruh orang-orang yg beriman untuk jujur baik dlm perkataan maupun tindakan.

3. Jujur adalah tanda keimanan & bukti ketaqwaan. Sebaliknya, dusta adalah tanda kemunafikan & berlawanan dgn taqwa.

4. Allah menyuruh orang-orang yg beriman berada di pihak kebenaran & kejujuran.

5. Surat At Taubah ayat 119 ini pula mengisyaratkan pentingnya berjamaah bareng dgn orang-orang yg berpegang pada kebenaran & kejujuran.

Demikian Surat At Taubah ayat 119 mulai dr tulisan Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga berguna & mudah-mudahan kita termasuk orang yg bertaqwa & senantiasa menjaga kejujuran. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Shirathal Mustaqim Bukanlah Jalan Mulus