Surat An Najm Ayat 39-42, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Surat An Najm ayat 39-42 ialah ayat wacana tanggapan amal & pentingnya ikhtiar. Berikut ini arti, tafsir & kandungan maknanya.

Surat An Najm (النجم) merupakan surat makkiyah yg turun sehabis Surat Al Ikhlas atau Surat At Takwir. An Najm bermakna bintang. Nama surat ini terambil dr ayat pertama. Allah bersumpah dengannya. Surat ini mengatakan perihal aqidah, tauhid, kenabian & hari akhir zaman. Demikian pula ayat 39-42 ini terkait dgn balasan atas tindakan insan kelak setelah datang hari akhir zaman.

Surat An Najm Ayat 39-42 Beserta Artinya

Berikut ini Surat An Najm Ayat 39-42 dlm goresan pena Arab, goresan pena latin & artinya dlm bahasa Indonesia:

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى . وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى . ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى . وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى

(Wa anna laisa lil insaanin illaa maa sa’aa. Wa anna sa’yahu saufa yuroo. Tsumma yukhzaahul jazaa-al aufaa. Wa anna ilaa robbikal muntahaa)

Artinya:
dan sebetulnya seorang insan tiada memperoleh selain apa yg telah diusahakannya, & bantu-membantu usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi tanggapan kepadanya dgn jawaban yg paling sempurna, & bahu-membahu pada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu),

Asbabun Nuzul

Rangkaian ayat 33-41 dr Surat An Najm turun berkenaan dgn Walid bin Mughirah. Syaikh Wahbah Az Zuhaili mencantumkan asbabun nuzul ini dlm Tafsir Al Munir.

Mujahid & Ibnu Zaid dlm riwayat Al Wahidi & Ibnu Jarir menyampaikan, waktu itu Walid bin Mughirah telah mengikuti agama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lalu sebagian orang musyrik mencibirnya. “Mengapa ananda meninggalkan agama para leluhur & menyampaikan bahwa mereka ialah sesat?”

Walid bin Mughirah menjawab, “Aku takut pada adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Orang-orang itu lantas mengatakan pada Walid, kalau ia mau memperlihatkan sejumlah harta & kembali musyrik, mereka menyatakan bersedia memikul & mengambil alih adzab Allah untuk dirinya. Walid pun menunjukkan hartanya. Kemudian Allah menurunkan rangkaian ayat ini.

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat An Najm Ayat 39-42

Tafsir Surat An Najm ayat 39-42 ini disarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, semoga bisa terhimpun banyak faedah yg kaya khazanah namun ringkas & mudah dimengerti.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dr redaksi ayat & artinya. Setelah itu baru tafsirnya yg merupakan intisari dr tafsir-tafsir di atas.

1. Surat An Najm Ayat 39

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

dan bantu-membantu seorang insan tiada memperoleh selain apa yg telah diusahakannya, (QS. An Najm: 39)

Huruf lam (لم) pada firman-Nya lil insaani (للإنسان) mempunyai arti mempunyai. Yakni memiliki yg hakiki, terus menerus sepanjang eksistensinya. Inilah bedanya amal dgn kepemilikan temporer mirip harta atau kedudukan.

Kata sa’a (سعى) dengan-cara bahwa mempunyai arti berlangsung cepat tapi tak hingga berlari. Kata ini kemudian bermakna perjuangan yg benar-benar.

Ibnu Katsir menerangkan makna ayat ini. Bahwa seseorang tak memperoleh pahala kecuali dr apa yg diusahakannya sendiri.

“Berdasarkan ayat ini, Imam Syafi’i & para pengikutnya menyimpulkan bahwa bacaan Al Alquran yg dihadiahkan pada jenazah tak hingga karena bukan tergolong amal perbuatannya & tak pula dr upayanya,” terang Ibnu Katsir saat menafsirkan ayat ini. “Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tak merekomendasikan umatnya untuk melakukan ini, tak menyuruh untuk menjalankan & tak pula memberi isyarat kepadanya baik lewat nash hadits maupun makna yg tersirat darinya.”

Demikian pula para sahabat Nabi tak didapatkan seorang pun yg melakukannya. “Seandainya bacaan Al Quran untuk mayit ini baik, tentulah kita pun menggalakkannya & berlomba melakukannya,” lanjut Ibnu Katsir.

Sedangkan untuk doa & sedekah yg pahalanya dihadiahkan buat mayat, Ibnu Katsir menerangkan hal itu sampai sebagaimana disepakati oleh para ulama sebab ada nash yg menyatakannya.

Namun berdasarkan pendapat yg mu’tamad dr empat madzhab, pahala bacaan Al Qur’an mampu sampai pada orang yg meninggal dunia sebagaimana sampainya doa & pahala sedekah. “Karena itu merupakan hibah & doa Al Qur’an yg mengandung banyak rahmat tatkala membacanya,” terang Syaikh Wahbah Az Zuhaili.

Bagaimana dgn pahala jariyah yg terus mengalir?

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga masalah. Yaitu sedekah jariyah, ilmu yg faedah & anak shalih yg mendoakannya. (HR. Muslim, Abu Daud, An Nasa’i & Tirmidzi)

Pahala yg mengalir dr ketiga amal itu pula merupakah hasil usahanya.

“Seorang manusia tak akan mendapatkan apa-apa melainkan ganjaran usahanya & jawaban amal perbuatannya,” kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili. “Karena itu, ia tak berhak mendapatkan ganjaran atas suatu amal yg tak ia lakukan.”

Buya Hamka menafsirkan lebih luas. Tidak hanya terkait pahala di akhirat, tetapi pula terkait dgn keberhasilan di dunia.

“Hasil pekerjaan kita, kita dapati sekadar usaha yg sudah kita lakukan,” kata Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar. “Apabila kita malas, akan mendapat sedikit atau tak mendapat sama sekali. Tidaklah boleh kita menyalahkan orang lain, kenapa sedikit yg kita mampu.”

Berangkat dr Tafsir Al Azhar, ayat ini mengingatkan pentingnya ikhtiar. Jika ingin pintar, hendaklah benar-benar mencar ilmu. Jika ingin kaya, hendaklah sungguh-sungguh melakukan pekerjaan . Jika ingin berhasil, hendaklah benar-benar berupaya.

2. Surat An Najm Ayat 40

وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى

dan bantu-membantu perjuangan itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (QS. An Najm: 40)

Kata yura (يرى) merupakan bentuk pasif, sehingga artinya diperlihatkan. Memberikan kesan bahwa kelak selain beliau, ada pihak lain yg melihat apa yg ia usahakan itu.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, kelak di akhirat, apa yg sudah diusahakannya akan dilihat oleh penduduk langit sebagai penghormatan & pemuliaan bagi orang yg berbuat baik. Sedangkan bagi yg berbuat buruk, akan dilihat sebagai celaan & hinaan.

Apa pun usaha & amal perbuatan yg insan lakukan, kelak akan diperlihatkan & menerima balasan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm Surat Al Zalzalah:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barangsiapa yg melaksanakan kebaikan seberat dzarrahpun, pasti ia akan melihat (jawaban)nya. Dan barangsiapa yg menjalankan kejahatan sebesar dzarrahpun, pasti ia akan menyaksikan (jawaban)nya pula. (QS. Al Zalzalah: 7-8)

3. Surat An Najm Ayat 41

ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى

Kemudian akan diberi jawaban kepadanya dgn balasan yg paling sempurna, (QS. An Najm: 41)

Seorang insan akan mendapat jawaban yg sempurna atas apa yg sudah diusahakannya. Amal yg jelek akan dibalas Allah sebanding dgn keburukannya. Sedangkan amal yg baik akan Allah lipatgandakan mulai sepuluh kali hingga 700 kali bahkan tak terbatas. Tak seorang pun yg dizalimi.

Perihalnya sebagaimana firman Allah Subahanahu wa Ta’ala:

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan peliharalah dirimu dr (azab yg terjadi pada) hari yg pada waktu itu ananda semua dikembalikan pada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yg sempurna terhadap apa yg telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tak dianiaya (dirugikan). (QS. Al Baqarah: 281)

فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (akhir zaman) yg tak ada keraguan wacana adanya. Dan disempurnakan pada tiap-tiap diri jawaban apa yg diusahakannya sedang mereka tak dianiaya (dirugikan). (QS. Ali Imran: 25)

يَوْمَ تَأْتِي كُلُّ نَفْسٍ تُجَادِلُ عَنْ نَفْسِهَا وَتُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

(Ingatlah) sebuah hari (di saat) tiap-tiap diri tiba untuk membela dirinya sendiri & bagi tiap-tiap diri disempurnakan (tanggapan) apa yg telah dikerjakannya, sedangkan mereka tak dianiaya (dirugikan). (QS. An Nahl: 111)

4. Surat An Najm Ayat 42

وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى

dan bahu-membahu pada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), (QS. An Najm: 42)

Kata al muntaha (المنتهى) bersifat mutlak sehingga segala sesuatu akan kembali pada Allah. Artinya ialah tempat kembali & ujung tamat pada hari akhir zaman sehabis kematian.

Menurut Ibnu Katsir, maknanya adalah dikembalikan pada hari kiamat. Manusia akan kembali pada Allah, ada kalanya ke surga & ada kalanya ke neraka.

“Sesungguhnya kawasan kembali & ujung kesudahan pada hari kiamat ialah pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan pada yg lain,” tulis Syaikh Wahbah Az Zuhaili. “Lalu Allah membalas para makhluk atas amal-amal mereka baik yg kecil maupun yg besar.”

Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zhilalil Alquran menerangkan, “Maka, tiada jalan kecuali jalan yg selsai terhadap-Nya. Tiada santunan kecuali dari-Nya. Dan tiada daerah menetap kecuali rumah-Nya. Baik berupa nirwana maupun neraka.”

Jika kesadaran ihwal final kesudahan ini tertancap kuat dlm hati, insan akan berupaya menempuh jalan kebenaran supaya selesai akibatnya ialah kebaikan. Mendapatkan ridha & rahmat Allah, hidup di surga kekal selamanya.

Baca juga: Isi Kandungan Surat An Najm Ayat 39-42

Kandungan Surat An Najm Ayat 39-42

Berikut ini yakni isi kandungan Surat An Najm ayat 39-42:

  1. Manusia cuma akan menerima pahala dr apa yg ia amalkan, bukan apa yg diamalkan orang lain tanpa keterlibatan atau bisnisnya.
  2. Pentingnya ikhtiar, sebab apa yg ia dapatkan berbanding lurus dgn apa yg ia ikhtiarkan.
  3. Setiap amal yg ia lakukan akan diperlihatkan di darul baka nanti, baik amal baik maupun amal jelek. Tidak hanya dirinya, bahkan orang lain pula akan melihatnya.
  4. Seseorang akan mendapatkan tanggapan yg sempurna atas apa yg ia usahakan/amalkan. Tidak akan dizalimi atau dirugikan sekecil apa pun.
  5. Akhir kesudahan nanti yaitu kembali pada Allah.
  6. Kembali pada Allah –yakni masuk surga atau neraka- akan sesuai dgn apa yg ia amalkan semasa di dunia.

Demikian Surat An Najm ayat 39-42 mulai dr tulisan Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga berfaedah & menciptakan kita kian benar-benar bersedekah sebagai bekal kembali pada Allah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Ada Apa dengan Cinta (Al-Qur’an)?