Surat An Nahl ayat 114 adalah ayat wacana perintah memakan masakan yg halal & baik. Berikut ini arti, tafsir & kandungan An Nahl ayat 114.
An Nahl merupakan surat ke-16 dlm Al Qur’an & termasuk Makkiyah. Tema utama surat An Nahl ialah penetapan uluhiyah & rububiyah Alllah dgn melimpahkan banyak sekali nikmat pada makhluk-Nya. Salah satu lezat itu adalah An Nahl yg menjadi nama surat ini. An Nahl yg artinya lebah ialah binatang menakjubkan yg mengeluarkan banyak lezat utamanya madu.
Nikmat yang lain ialah aneka macam masakan baik hewani maupun nabati yg Allah sediakan di bumi ini. Maka ia pun menyuruh hamba-hamba-Nya untuk memakan masakan yg halal & baik, sebagaimana ayat 114 dlm surat ini.
Daftar Isi
Surat An Nahl Ayat 114 Beserta Artinya
Berikut ini Surat An Nahl Ayat 114 dlm tulisan Arab, goresan pena latin & artinya dlm bahasa Indonesia:
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
(Fakuluu mimmaa rozaqokumulloohu halaalan thoyyibaa, wasykuruu ni’matalloohi inn kunntum iyyaahu ta’buduun)
Artinya:
Maka makanlah yg halal lagi baik dr rezeki yg telah diberikan Allah kepadamu; & syukurilah lezat Allah, jika ananda hanya kepada-Nya saja menyembah.
Baca juga: Ayat Kursi
Tafsir Surat An Nahl Ayat 114
Tafsir Surat An Nahl ayat 114 kami sarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, & Tafsir Al Munir. Harapannya, semoga bisa terhimpun banyak faedah yg kaya khazanah namun ringkas & mudah dipahami.
Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dr redaksi ayat & artinya. Kemudian dibarengi dgn tafsirnya yg merupakan intisari dr tafsir-tafsir di atas.
1. Perintah Memakan Makanan yg Halal & Baik
Poin pertama dr Surat An Nahl ayat 114 yakni perintah untuk memakan kuliner yg halal & baik.
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا
Maka makanlah yg halal lagi baik dr rezeki yg sudah diberikan Allah kepadamu;
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh pada hamba-Nya untuk memakan kuliner yg halal & baik. Halalan thayyiba.
Halal yakni apa yg Allah perbolehkan bagi insan untuk mengkonsumsinya. Ia musuh dr haram. Makanan yg halal ini jenisnya sungguh banyak baik yg berbentukhewani maupun nabati. Yang berasal dr binatang seperti daging unta, sapi, kambing, ayam, ikan, sea food & sebagainya. Yang berasal dr tumbuhan lebih banyak lagi jumlahnya mulai dr biji-bijian mirip padi & gandum, buah-buahan, sayur-sayuran, sampai umbi-umbian.
Kebalikan dr halal yakni haram. Makanan yg haram dr dzatnya misalnya daging babi, darah, bangkai & binatang yg disembelih tak dgn nama Allah. Makanan yg haram dr cara memperolehnya contohnya masakan hasil mencuri, korupsi, mendustai & judi.
Sedangkan thayyib artinya adalah baik. Allah menyuruh manusia untuk memakan masakan yg halal & baik. Tidak cukup halal, tetapi pula harus baik.
“Makanan yg baik yaitu yg diterima selera & tak menjijikkan,” tulis Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar. Ia mencontohkan daging kambing, meskipun halal, kalau dimakan mentah menjadi tak baik.
Lebih dr itu, thayyib tak sekedar sesuai selera tetapi pula baik bagi kesehatan. Misalnya seseorang yg menderita diabetes, kuliner yg tinggi kalori & gula menjadi tak thayyib baginya. Khususnya dlm jumlah besar.
Orang yg menderita asam urat, meskipun halal, jeroan menjadi tak baik baginya. Orang yg menderita kolesterol, meskipun halal, telur puyuh menjadi tak baik baginya.
Baca juga: Surat Al Ahzab Ayat 59
2. Perintah Bersyukur pada Allah
Poin kedua dr Surat An Nahl ayat 114 yakni perintah untuk bersyukur pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
dan syukurilah nikmat Allah, jikalau ananda hanya terhadap-Nya saja menyembah.
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menyampaikan, “Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh pada hamba-hamba-Nya yg beriman biar memakan rezeki yg halal lagi baik & bersyukur terhadap-Nya atas karunia tersebut. Karena sebenarnya Allah-lah yg mengaruniakan lezat itu pada mereka, Dialah yg berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya.”
Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Allah menyuruh mereka untuk memakan makanan yg halal & baik serta mensyukuri nikmat tersebut.”
Bukankah semua masakan halal & baik yg jumlahnya sungguh banyak di bumi ini adalah lezat dr Allah? Baik yg berkembang liar & tersedia di alam bebas maupun yg dibudidayakan dgn pertanian & peternakan. Dan bukankah tatkala indra perasa & lidah sampai organ pencernaan berfungsi, seluruhnya yakni lezat dr Allah? Maka sepantasnya kita memperbanyak syukur terhadap-Nya.
Syukur ini pula merupakan bukti implementasi tauhid kita. Hanya pada Allah kita menyembah, maka terhadap-Nya kita bersyukur atas karunia nikmat-nikmat ini.
Baca juga: Isi Kandungan Surat An Nahl Ayat 114
Kandungan Surat An Nahl Ayat 114
Berikut ini ialah isi kandungan Surat An Nahl ayat 114:
1. Allah menyuruh hamba-hamba-Nya untuk memakan masakan yg halal lagi baik. Halalal thayyiba.
2. Makanan yg dikonsumsi seorang muslim hendaklah memenuhi dua kriteria yakni halal & thayyib (baik). Halal yaitu kuliner yg tak Allah haramkan. Thayyib yakni kuliner yg baik untuk kesehatan & patut dikonsumsi.
3. Makanan yg halal & baik merupakan rezeki & lezat dr Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Allah menyuruh hamba-hamba-Nya untuk bersyukur atas lezat-nikmat-Nya, khususnya masakan yg halal & baik yg Allah sediakan di bumi ini.
5. Syukur merupakan bukti implementasi tauhid.
6. Mengesakan Allah, menyembah & beribadah cuma kepada-Nya merupakan pokok utama fatwa Islam.
Demikian Surat An Nahl ayat 114 mulai dr goresan pena Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga berguna & menciptakan kita makin berkomitmen dgn masakan halal & baik. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]