close

Surat Al Isra Ayat 32, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Surat Al Isra ayat 32 yakni ayat perihal larangan zina.
Berikut ini arti, tafsir & kandungan maknanya.

Mayoritas Surat Al Isra (الأسراء)
merupakan makkiyah. Namun Surat Al Isra ayat 32 merupakan ayat madaniyah. Demikian
pula ayat 26, 57, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79 & 80. Ini merupakan ayat-ayat
madaniyah.

Surat Al Isra Ayat 32 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Isra Ayat 32 dlm tulisan Arab, tulisan
latin & artinya dlm bahasa Indonesia:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

(Walaa taqrobuz zinaa, innahuu kaana faahisyataw wasaa,a
sabiilaa)

Artinya:
Dan janganlah ananda mendekati zina; bekerjsama zina itu yaitu sebuah perbuatan yg keji. Dan suatu jalan yg jelek.

Baca juga: Surat An Nisa ayat 59

Tafsir
Surat Al Isra
Ayat
32

Tafsir Surat
Al Isra ayat 32 ini disarikan dr Tafsir
Ibnu Katsir
, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan
Tafsir Al Munir.
Harapannya,
agar ringkas & mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari
redaksi ayat & artinya. Kemudian disertai dgn tafsirnya yg merupakan
intisari dr tafsir-tafsir di atas.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah ananda mendekati zina; sebenarnya zina
itu yaitu sebuah perbuatan yg keji. Dan suatu jalan yg buruk.
(QS. Al
Isra: 32)

1. Jangan mendekati zina

Poin pertama dr Surat Al Isra ayat 32 ini adalah larangan
mendekati zina.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا

Dan janganlah ananda mendekati zina;

Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang zina dgn larangan
yang sungguh keras. Jika banyak hal haram dilarang, zina bukan cuma dilarang tetapi
juga dihentikan mendekatinya.

Dalam melarang makan harta kerabat dengan-cara zalim, Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:

لَا
تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً
عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ

janganlah ananda saling mengkonsumsi harta sesamamu dengan
jalan yg batil, kecuali dgn jalan perniagaan yg berlaku dgn suka
sama-suka di antara kau.
(QS. An Nisa: 29)

Dalam melarang pengkhianatan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَا
تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ

janganlah ananda mengkhianati Allah & Rasul (Muhammad)
dan (juga) janganlah ananda mengkhianati amanat-amanat yg dipercayakan
kepadamu, sedang ananda mengenali.
(QS. Al Anfal: 27)

Demikian pula dikala Allah melarang merendahkan orang lain,
melarang mencela & melarang mengundang dgn panggilan jelek, ia melarang
perbuatan itu. Namun dikala melarang zina, ia tak mengatakan janganlah kalian
berzina (لا تزنوا)  tapi melarang mendekatinya (لا
تقربوا الزنا).

“Allah melarang hamba-hambaNya berbuat zina, begitu juga
mendekatinya & melaksanakan hal-hal yg mendorong & menimbulkan terjadinya
perzinaan,” terang Ibnu Katsir dlm tafsirnya.

“Al Alquran melarang walau cuma mendekati perbuatan zina,
dalam rangka  untuk memperlihatkan sikap
kehati-hatian & tindakan antisipatif yg lebih besar,” kata Ibnu Katsir
dalam Tafsir Fi Zilalil Alquran.

Karenanya Islam menerapkan hukum untuk mencegah
terjadinya zina. Islam melarang ikhtilath, campur baurnya antara pria dan
perempuan. Islam melarang khalwat, pria berduaan dgn wanita yg bukan
mahramnya. Islam melarang membuka aurat. Islam melarang pacaran. Islam
mengajarkan untuk mempertahankan persepsi. Islam memotivasi para pemuda untuk segera
menikah.

“Jangan dekati zina! Artinya, segala perilaku & tingkah
laris yg mampu membawa pada zina janganlah dijalankan. Hendaklah dijauhi!”
tegas Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar.

Baca juga: Surat Al Kautsar

2. Keji & jalan jelek

Poin kedua dr Surat Al Isra ayat 32 ini menjelaskan keburukan
zina.

إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

bantu-membantu zina itu ialah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yg buruk.

Menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili, fahisyah (فاحشة) yaitu perbuatan yg sungguh keji.
Sedangkan saa’a sabiilaa (ساء سبيلا) ialah jalan yang
sangat jelek sebab ia merupakan pelanggaran terhadap kehormatan yang
menimbulkan tercampur & terputusnya nasab serta menyebabkan kekacauan di
masyarakat.

Menurut Ibnu Katsir, fahisyah (فاحشة)
ialah dosa besar & saa’a sabiilaa (ساء
سبيلا) yaitu hal yg paling buruk.

Imam Ahmad meriwayatkan dr Abu Umamah, pernah ada
seorang cowok tiba pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu ia
menyampaikan, “Wahai Rasulullah, izinkanlah gue berbuat zina.”

Maka para sobat yg hadir memusatkan pandangan ke arah
pemuda itu & menghardiknya. “Diam kau, diam kau!”

Namun Rasulullah tak memarahi pemuda itu. Beliau justru
bersabda, “Dekatkanlah ia kepadaku.”

Setelah cowok itu mendekat, Rasulullah bersabda, “Duduklah.”
Pemuda itu pun duduk & Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajukan pertanyaan kepadanya? “Apakah
kau suka perbuatan zina dijalankan terhadap ibumu?”

Pemuda itu menjawab, “Tidak. Demi Allah, wahai
Rasulullah, gampang-mudahan Allah membuat diriku sebagai tebusanmu.” Maka Rasulullah
bersabda, “Orang lain pun tak suka hal itu dilakukan terhadap ibunya.”

“Apakah ananda suka perbuatan zina dilaksanakan terhadap anak
perempuanmu?”

“Tidak. Demi Allah, wahai Rasulullah, mudah-mudahan Allah menjadikan
diriku sebagai tebusanmu.”

“Orang lain pun tak suka hal itu dilakukan terhadap anak
perempuannya.”

“Apakah ananda suka perbuatan zina dijalankan terhadap saudara
perempuanmu?”

“Tidak. Demi Allah, wahai Rasulullah, gampang-mudahan Allah membuat
diriku selaku tebusanmu.”

“Orang lain pun tak suka hal itu dilakukan terhadap kerabat
perempuannya.”

“Apakah ananda suka perbuatan zina dilaksanakan terhadap bibimu?”

“Tidak. Demi Allah, wahai Rasulullah, gampang-mudahan Allah membuat
diriku sebagai tebusanmu.”

“Orang lain pun tak suka hal itu dijalankan terhadap bibinya.”

Kemudian Rasulullah menaruh tangannya ke dada pemuda
itu seraya berdoa:

اللَّهُمَّ
اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ

Ya Allah, ampunilah dosanya & bersihkanlah hatinya
serta peliharalah farjinya.

Maka sejak dikala itu, perjaka tersebut tak menoleh terhadap
perbuatan zina sedikitpun.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Isra Ayat 32

Kandungan Surat Al Isra ayat 32

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Isra ayat 32:

  • Allah melarang mendekati zina. Bukan cuma melarang zina, seluruh perbuatan yg mampu menjadi fasilitas & mendekatkan zina pula Allah melarangnya.
  • Islam ialah agama yg sangat mengerti manusia sehingga ia memprioritaskan
    langkah-langkah preventif untuk menutup kerusakan. Larangan mendekati zina yakni
    tindakan preventif supaya manusia tak terjerumus ke perzinaan.
  • Zina adalah perbuatan yg sangat keji & sangat buruk. Di
    antara keburukannya, ia merupakan pelanggaran terhadap kehormatan yang
    mengakibatkan tercampur & terputusnya nasab serta menimbulkan kekacauan di
    masyarakat.

Demikian Surat Al Isra ayat 32 mulai dr tulisan Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat & mengokohkan kita untuk mempertahankan kehormatan & menjauhi hal-hal yg mendekatkan pada perzinaan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Al-Qur’an Menegaskan Bumi Itu Bulat