Surat Al Hujurat ayat 13 yaitu salah satu ayat tentang prinsip
dasar hubungan insan. Berikut ini arti, tafsir & kandungan Al Hujurat 13.
Sebagaimana Surat Al Hujurat dengan-cara keseluruhan, ayat 13
ini pula tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, ada riwayat yg menyebut tahun 9 hijrah. Al Hujurat
(الحجرات) yg menjadi nama surat ini diambil dari
ayat 4. Arti al hujurat ialah kamar-kamar. Yakni kamar-kamar kawasan
kediaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama istri-istri ia.
Daftar Isi
Surat Al Hujurat Ayat 13 Beserta Artinya
Berikut ini Surat Al Hujurat Ayat 13 dalam
tulisan Arab, tulisan latin & artinya dlm bahasa Indonesia:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
(Yaa ayyuhan naasu innaa kholaqnaakum min dzakariw wa
unstaa waja’alnaakum syu’uubaw waqobaa,ila lita’aarofuu, inna akromakum ‘indalloohi
atqookum, innallooha ‘aliimun khobiir)
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan ananda dr seorang laki-laki & seorang perempuan & menimbulkan ananda berbangsa-bangsa & bersuku-suku supaya ananda saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yg paling mulia diantara ananda disisi Allah merupakan orang yg paling takwa diantara kau. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 13
Abu Daud meriwayatkan wacana asbabun nuzul Surat Al
Hujurat ayat 13 ini. Ayat ini turun berkenaan dgn Abu Hind yg profesinya
yakni seorang pembekam.
Rasulullah meminta pada Bani Bayadhah untuk menikahkan seorang putri mereka dgn Abu Hind. Namun, mereka enggan dgn argumentasi Abu Hind yakni bekas budak mereka. Sikap ini keliru & Al-Qur’an mengecamnya dgn turunnya ayat ini. Al-Qur’an menegaskan, kemuliaan di sisi Allah bukanlah alasannya keturunan atau garis kebangsawanan melainkan alasannya adalah ketaqwaan.
Baca juga: Ayat Kursi
Tafsir
Surat Al Hujurat Ayat 13
Tafsir Surat Al Hujurat ayat 13 ini disarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir & Tafsir Al Misbah. Harapannya, semoga kita mendapat banyak faedah yg kaya khazanah namun tetap ringkas.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai insan, sebetulnya Kami membuat ananda dari
seorang pria & seorang perempuan & menyebabkan ananda berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya ananda saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara ananda disisi Allah ialah orang yg paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat:
13)
1. Manusia adalah satu keturunan
Poin pertama dr Surat Al Hujurat ayat 13, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumumkan bahwa semua insan merupakan satu keturunan. Berasal dr kakek & nenek moyang yg sama; yakni Adam & Hawa.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ
Hai manusia, bekerjsama Kami membuat ananda dari
seorang pria & seorang perempuan
Allah menyeru seluruh insan & menginformasikan bahwa mereka semua ia ciptakan dr seorang pria & seorang perempuan yakni Adam & Hawa. Dengan demikian, intinya mereka semua berasal dr kakek & nenek moyang yg sama.
Siapapun mereka, selama terangkum dlm kata naas (manusia), mereka sebenarnya setara alasannya adalah sama-sama keturunan Nabi Adam & Hawa. Apapun warna kulitnya, apa pun sukunya. Arab maupun non Arab.
Baca juga: Asmaul Husna
2. Prinsip dasar relasi manusia
Poin kedua dr Surat Al Hujurat ayat 13, Allah Subhanahu
wa Ta’ala mengajarkan prinsip dasar kekerabatan manusia.
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا
dan mengakibatkan ananda berbangsa-bangsa & bersuku-suku
supaya ananda saling kenal-mengenal.
Dari keturunan yg sama, manusia kemudian Allah jadikan menjelma sangat banyak. Berbangsa-bangsa & bersuku-suku.
Kata syu’uub (شعوب)
ialah bentuk jamak dr kata sya’b (شعب)
yakni kumpulan dr sekian qabilah (قبيلة).
Qabilah yg biasa diterjemahkan sebagai suku merupakan kumpulan
dari sekian banyak kelompok keluarga yg dinamani imarah (عمارة).
Imarah sendiri merupakan kumpulan dr sekian banyak
kelompok bathn (بطن), & di bawah bathn ada fakhd (فخذ)
hingga balasannya sampai pada keluarga terkecil.
Kata ta’arafu (تعارفوا)
berasal dr kata ‘arafa (عرف) yg memiliki arti
mengenal. Sehingga artinya yakni saling mengenal.
Inilah prinsip dasar korelasi manusia. Bahwa sudah sunnatullah manusia itu beragam. Karena Allah mengakibatkan mereka berbangsa-bangsa & bersuku-suku. Dengan keragaman itu, Allah mengharapkan agar manusia saling mengenal. Semakin akrab pengenalan pada selainnya, makin terbuka potensi kolaborasi & saling memberi faedah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَعَلَّمُوا
مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ
مَحَبَّةٌ فِى الأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِى الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِى الأَثَرِ
“Pelajarilah nasab-nasab kalian untuk mempererat
silaturahim, sebab silaturahim itu menanamkan rasa cinta pada kekeluargaan,
memperbanyak harta & memperpanjang usia.” (HR. Tirmidzi; shahih)
3. Kemuliaan berbanding lurus dgn taqwa
Poin ketiga dr Surat Al Hujurat ayat 13, Allah
Subhanahu wa Ta’ala memastikan bahwa kemuliaan manusia diputuskan oleh
kataqwaan mereka.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya orang yg paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yg paling takwa diantara kamu.
Kata akramakum (أكرمكم) berasal dr kata karuma (كرم) yakni yg baik & istimewa sesuai obyeknya.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia yg beragam itu
bahu-membahu setara di hadapan Allah. Yang membedakan mereka ialah
ketaqwaannya. Kemuliaan insan di segi Allah berbanding lurus dgn level
ketaqwaan mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى
قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tak menatap rupa & harta
kalian, tetapi ia menatap hati & amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)
Ayat inilah yg Rasulullah gunakan untuk menghapuskan fanatisme jahiliyah & diskriminasi. Dalam khutbah fathu Makkah, sebelum memberikan Surat Al Hujurat ayat 13 ini ia bersabda:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ
الْجَاهِلِيَّةِ وَتَعَاظُمَهَا بِآبَائِهَا فَالنَّاسُ رَجُلاَنِ رَجُلٌ بَرٌّ
تَقِىٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ وَفَاجِرٌ شَقِىٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ
“Hai insan, sesungguhnya Allah telah melenyapkan
dari kalian keaiban masa jahiliyah & tradisinya yg senantiasa
membangga-banggakan orang renta. Manusia itu cuma ada dua macam; yakni yang
berbakti, bertaqwa lagi mulia di segi Allah; & orang yg durhaka, celaka
lagi hina di segi Allah.” (HR. Tirmidzi; shahih)
Baca juga: Surat Al Hujurat ayat 10
4. Allah Maha Mengetahui
Poin keempat dr Surat Al Hujurat ayat 13, Allah
Subhanahu wa Ta’ala memastikan bahwa ia ialah ‘alimun khabiir.
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Sifat ‘aliim (عليم) & khabir (خبير)
keduanya menunjukkan kemahatahuan Allah Subhanahu wa Ta’ala. ‘Alim menggambarkan
wawasan-Nya menyangkut segala sesuatu. Sedangkan Khabir
menggambarkan pengetahuan-Nya yg meraih sesuatu. ‘Alim
penekanannya pada Dzat Allah yg Maha Mengetahui. Khabir penenakannya
pada sesuatu yg diketahui itu.
Dalam Al Qur’an, penggabungan ‘alimun khabir ini
dipakai tiga kali. Dan ketiganya terkait dgn hal yg sungguh sukar bahkan
mustahil dikenali insan. Pertama, perihal akhir hayat seseorang
sebagaimana Surat Luqman ayat 34. Kedua, perihal rahasia yg sungguh
dipendam sebagaimana Surat At Tahrim ayat 3. Dan ketiga, perihal
ketaqwaan seseorang dlm Surat Al Hujurat ayat 13 ini.
Dengan demikian, ayat ini mengisyaratkan bahwa cuma Allah
Subhanahu wa Ta’ala yg mengenali tingkat ketaqwaan seseorang.
Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 13
Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 13
Berikut ini yaitu isi kandungan Surat Al Hujurat ayat 13:
- Ayat ini memberitahukan bahwa manusia berasal dr satu keturunan yakni Nabi Adam & Hawa. Sehingga pada hakikatnya mereka setara.
- Keragaman yaitu sunnatullah sebab Allah menjadikan manusia meningkat
demikian banyak sehingga menjadi berbangsa-bangsa & bersuku-suku.
- Keragaman itu bukanlah untuk berpecah belah & saling memusuhi
namun untuk saling mengenal.
Dengan pengenalan yg baik, akan terjalin kedekatan, kolaborasi & saling
memberikan faedah.
- Seluruh insan setara di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang
membedakan adalah ketaqwaannya. Manusia yg paling mulia di sisi Allah yaitu
yang paling bertaqwa.
- Allah Maha Mengetahui segala hal yg dilakukan oleh manusia
termasuk bagaimana tingkat ketaqwaan mereka & bagaimana sikap mereka terhadap
insan lainnya terutama terkait keragaman.
- Ayat ini mengajarkan kesetaraan, toleransi & kerjasama serta
menghapus diskriminasi.
Demikian Surat Al Hujurat ayat 13 mulai dr goresan pena Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga berfaedah & meningkatkan ketaqwaan kita. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]
Tafsir sebelumnya: SURAT AL HUJURAT AYAT 12