Surat Al Falaq: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul

Surat Al Falaq merupakan surat ke-113 dlm Al-Qur’an. Namun, dlm urutan turunnya, ia merupakan surat ke-20. Berikut ini terjemahan Surat Al Falaq, asbabun nuzul, & tafsirnya.

Surat ini terdiri dr 5 ayat & tergolong surat makkiyah. Nama surat ini Al Falaq terambil dr ayat pertama. Ia memiliki nama lain qul a’audzu birabbil falaq & al muawwidzat al ‘ula.

Surat Al Falaq & Artinya

Berikut ini Surat Al Falaq dlm goresan pena Arab, goresan pena Latin, & terjemahan bahasa Indonesia:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

(Qul a’uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad)

Katakanlah: “Aku berlindung pada Tuhan Yang Menguasai subuh, dr kejahatan makhluk-Nya, & dr kejahatan malam apabila sudah gelap gulita, & dr kejahatan wanita-perempuan tukang sihir yg menghembus pada buhul-buhul, & dr kejahatan pendengki kalau ia dengki”.

Asbabun Nuzul

Surat Al Falaq terdiri dr lima ayat. Kata Al Falaq yg mempunyai arti “yang terbelah” diambil dr ayat pertama. Ia disebut pula surat Qul a’udzu birabbil falaq.

Bersama surat An Nas, keduanya disebut al mu’awwidzatain. Yakni dua surat yg menuntun pembacanya menuju kawasan santunan. Surat Al Falaq disebut al mu’awwidzah al ‘ula. Sedangkan Surat An Nas disebut al mu’awwidzah ats tsaaniyah.

Surat Al Falaq & Surat An Nas pula disebut al muqasyqisyatain. Yaitu dua surat yg membebaskan insan dr kemunafikan.

Surat ini turun satu paket dgn surat An Nas. Menurut pendapat Hasan, Atha’, Ikrimah & Jabir, keduanya ialah surat makkiyah. Ini merupakan pertimbangan mayoritas. Namun ada pula yg beropini keduanya yakni madaniyah berdasarkan riwayat Ibnu Abbas & Qatadah.

Asbabun nuzul surat Al Falaq ini, kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah dgn ‘ain. Yakni pandangan mata yg menghancurkan atau membinasakan. Ada kepercayaan tertentu bahwa mata lewat pandangannya bisa membinasakan. Dan memang ada orang-orang tertentu yg matanya demikian.

Maka Allah menurunkan & mengajarkan Surat Al Falaq & Surat An Nas pada Rasulullah untuk menangkalnya. Ini asbabun nuzul yg menjadi acuan pendapat bahwa Surat Al Falaq yakni makkiyah.

Asbabun nuzul yg menjadi dasar usulan ayat ini Madaniyah, surat ini diturunkan Allah pada Nabi Muhammad ketika seorang Yahudi Madinah berjulukan Lubaid bin A’sham menyihir dia. (Baca: Kisah Rasulullah Disihir)

Lubaid bin A’sham menyihir Rasulullah dgn media pelepah kurma berisi rambut beliau yg rontoh tatkala bersisir, beberapa gigi sisir dia serta benang yg terdapat 11 ikatan yg ditusuk jarum. Lalu Allah menurunkan Surat Al Falaq & An Nas.

Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Tatkala seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut. Namun riwayat ini ditolak oleh Ibnu Katsir. Beliau menguatkan pendapat bahwa surat Al Falaq & An Nas ialah surat makkiyah.

Tafsir Surat Al Falaq

Tafsir Surat Al Falaq ini kami sarikan dr Tafsir Ibnu KatsirTafsir Fi Zhilalil QuranTafsir Al AzharTafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Kami berupaya mensarikan dr lima tafsir di atas biar terhimpun banyak manfaat yg kaya khazanah tetapi tetap ringkas. 

Surat Al Falaq ayat 1

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

Katakanlah: “Aku berlindung pada Tuhan Yang Menguasai subuh”

Kata qul (قل) artinya katakanlah. Yakni “katakanlah wahai Muhammad & ajarkanlah pula pada umatmu.”

A’uudzu (أعوذ) terambil dr kata ‘audz (عوذ) yakni menuju pada sesuatu untuk menghindar dr sesuatu yg ditakuti.

Rabb (رب) mengandung makna kepemilikan & kepemeliharaan serta pendidikan yg melahirkan pembelaan serta kasih sayang. Sayyid Qutb menerangkan dlm Tafsir Fi Zhilalil Quran, Ar Rabb adalah Tuhan yg memelihara, Yang mengarahkan, Yang menjaga, & Yang melindungi.

Al Falaq (الفلق) berasal dr kata falaqa (فلق) yg artinya membelah. Kata ini dapat mempunyai arti subjek sehingga maknanya “pembelah” pula bisa berarti objek yg maknanya “yang dibelah.”

Sebagian ulama menafsirkan al falaq selaku pagi atau subuh. Sebab malam itu tertutup & kehadiran cahaya pagi dr celah-celah kegelapan malam membuatnya bagai terbelah. Dengan demikian Rabbul Falaq tak lain yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Dialah yg membuat pagi, menjinjing terang muncul di tengah kegelapan.

Jabir & Ibnu Abbas pula menyampaikan al falaq (الفلق) artinya subuh. Demikian pula Mujahid, Sa’id bin Jubair, Qatadah, & mufassirin lainnya. Dalam riwayat yang lain, Ibnu Abbas mengatakan al falaq artinya makhluk. Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari menentukan pertimbangan pertama.

Dengan menyadari bahwa Allah mampu membelah kegelapan malam dgn terangnya pagi, seseorang akan yakin bahwa Allah pula kuasa menyingkirkan kejahatan & kesusahan dgn menurunkan pertolongan.

Sebagian ulama lainnya menafsirkan al falaq dalam pengertian luas. Yakni segala sesuatu yg terbelah; tanah terbelah oleh flora, tanah terbelah oleh mata air, biji-bijian pula terbelah, & masih banyak lagi. Allah mensifati diri-Nya faaliqu al habb wa an nawa (فالق الحب والنوى) “pembelah butir berkembang-tumbuhan & biji buah-buahan” dlm Surat Al An’am ayat 95. Allah pula mensifati diri-Nya faliqu al isbah (فالق الأصباح) “pembelah kegelapan malam dgn cahaya pagi” dlm Surat Al An’am ayat 96.

Baca juga: Doa Setelah Sholat

Surat Al Falaq ayat 2

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

dari kejahatan makhluk-Nya

Kata syar (شر) pada awalnya mempunyai arti jelek atau mudharat. Lawan dr khair (خير) yg bermakna baik. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan, syar mencakup dua hal yaitu sakit (pedih) & yg mengirim pada sakit (pedih). Penyakit, kebakaran, karam yaitu sakit. Sedangkan kekufuran, maksiat & sebagainya mengirim pada sakit atau kepedihan siksa Ilahi.

Kata maa (ما) mempunyai arti apa. Sedangkan khalaq (خلق) ialah bentuk kerja masa lampau (madhi) dlm arti yg telah diciptakan. Sehingga maa khalaq (ما خلق) memiliki arti makhluk ciptaanNya.

Ketika menafsirkan Surat Al Falaq ayat 2 ini, Ibnu Katsir menyampaikan: “yakni dr kejahatan semua makhluk.”

Surat Al Falaq ayat 3

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

dan dr kejahatan malam apabila telah gelap gulita

Kata ghaasiq (غاسق) artinya yaitu malam, berasal dr kata ghasaqa (غسق) yg bermakna sarat . Malam dinamai ghaasiq alasannya kegelapannya menyanggupi angkasa.

Kata waqaba (وقب) berasal dr kata al waqb (الوقب) yakni lubang yg terdapat pada batu sehingga air masuk ke dlm lubang itu. Sehingga ayat ini bermakna malam yg sudah masuk ke dlm kegelapan sehingga ia menjadi sangat kelam.

Sering kali kejahatan dijadwalkan & terjadi pada waktu malam. Mulai dr pencuri, perampok, pembunuh, hingga binatang buas & penjaja maksiat.

Namun, malam tak selalu identik dgn kejahatan alasannya waktu terbaik mendekat pada Allah pula pada malam hari. Maka ayat ini tak mengajarkan berlindung dr malam tetapi berlindung dr kejahatan yg terjadi di waktu malam.

Mujahid mengatakan bahwa maksud Surat Al Falaq ayat 3 ini yakni bila matahari sudah karam. Abu Hurairah menyampaikan tujuannya ialah bintang, sedangkan hadits dr Aisyah mengisyaratkan artinya yakni rembulan.

Ibnu Katsir memadukan ketiganya & menyimpulkan bahwa artinya tak bertentangan. Karena rembulan yakni tanda malam, demikian pula dgn bintang.

Surat Al Falaq ayat 4

وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

dan dr kejahatan perempuan-wanita tukang sihir yg menghembus pada buhul-buhul

Kata an naffaatsaat (النفاثات) merupakan bentuk jamak dr an naffaatsah (النفاثة). Berasal dr kata nafatsa (نفث) yg artinya meniup sambil menggerakkan lidah namun tak mengeluarkan ludah.

Sebagian ulama beropini ta’ marbuthah pada kata ini memberikan arti muannats (perempuan). Namun, sebagian ulama beropini ta’ marbuthah pada kata ini selaku mubalaghah sehingga bisa laki-laki maupun perempuan.

Kata al ‘uqad (العقد) merupakan bentuk jamak dr ‘uqdah (عقدة) berasal dr kata ‘aqada (عقد) yg artinya mengikat. Kata ini bisa bermakna hakiki yg bermakna tali yg mengikat. Bisa pula bermakna majazi yg bermakna keseriusan & tekad untuk mempertahankan isi kesepakatan.

Makna majazi terdapat pada Surat Al Baqarah ayat 235 & Surat Al Baqarah ayat 237, yakni uqdatun nikah. Serta pada surat Thaha ayat 27 yakni uqdatan min lisaanii.

Mayoritas ulama menentukan makna hakiki, sehingga artinya yakni perempuan-perempuan tukang sihir yg meniup-niup pada buhul-buhul dlm rangka menyihir. Mujahid, Ikrimah, Al Hasan & Qatadah mengatakan bahwa yg dimaksud adalah wanita-wanita penyihir.

Ketika menafsirkan Surat Al Falaq ayat 4 ini, Sayyid Qutb menyampaikan, an naffaatsaat fil uqad artinya adalah perempuan-wanita tukang sihir yg berupaya mengganggu & menyakiti dgn jalan membohongi indra, menipu saraf & memberi kesan pada jiwa & perasaan.

Baca juga: Bacaan Sholat

Surat Al Falaq ayat 5

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

dan dr kejahatan pendengki apabila ia dengki

Kata hasad (حسد) artinya iri hati atas nikmat yg dimiliki orang lain disertai cita-cita kiranya lezat itu hilang darinya, baik diperoleh yg iri atau tidak.

Permohonan sumbangan terhadap kejahatan orang-orang yg hasad dikaitkan dgn idzaa hasad (إذا حسد). Saat masih berada dlm hati, yg hasad disebut haasid, tapi kejahatannya belum menimpa orang lain. Namun begitu dicetuskan dlm bentuk ucapan atau perbuatan, inilah yg digambarkan dlm Surat Al Falaq ayat 5 ini. Demikian Tafsir Al Misbah.

Sedangkan Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zilalil Quran menerangkan, bahkan kalaupun orang yg hasad itu belum mengeluarkan dlm ucapan atau tindakan, perilaku jiwanya bisa mengakibatkan keburukan. Hal seperti getaran dr jauh akhir hasad ini merupakan misteri, maka untuk menangkalnya harus meminta bantuan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Penutup

Surat Al Falaq & Surat An Nas merupakan pengarahan dr Allah Subhanahu wa Ta’ala pada NabiNya & seluruh kaum muslimin semoga berlindung di bawah pertolongan Allah.

Dialah Rabb yg menguasai subuh & seluruh makhluk. Maka orang yg beriman harus memohon perlindunganNya dr kejahatan seluruh makhluk. Surat Al Falaq ayat 2 ini bahwasanya telah merangkum segala bentuk kejahatan yg kita minta sumbangan kepadaNya.

Namun disebutkan tiga kejahatan yg lebih detil semoga menjadi perhatian. Yakni kejahatan yg terjadi di waktu malam. Kejahatan perempuan-wanita tukang sihir. Serta kejahatan pendengki bila ia dengki.

Untuk mencegah kejahatan makhluk, penyakit ‘ain & sihir hingga was-was dr setan, Allah mengajarkan Surat Al Falaq & Surat An Nas. Rasulullah pun mengajarkan pada sahabatnya.

يَا ابْنَ عَابِسٍ أَلَا أَدُلُّكَ أَوْ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ مَا يَتَعَوَّذُ بِهِ الْمُتَعَوِّذُونَ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ هَاتَيْنِ السُّورَتَيْنِ

“Wahai Ibnu Abbas, maukah ananda gue tunjukkan –atau maukah ananda gue beritahu- sesuatu yg paling baik digunakan untuk berlindung?” Ibnu Abbas menjawab, “Iya wahai Rasulullah.” Beliapun bersabda: “Qul a’udzu birabbil falaq & Qul a’udzu birabbin nas, dua surat ini.” (HR. An Nasa’i; shahih)

Demikian Surat Al Falaq mulai dr terjemahan, asbabun nuzul sampai tafsir yg kami sarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, & Tafsir Al Misbah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

 < Tafsir Sebelumnya Tafsir Berikutnya >
Surat Al Ikhlas  Surat An Nas

  3 Alasan Mushaf Al-Qur’an Zaman Rasulullah Tidak Ditulis di Kertas