Surat Al Baqarah Ayat 216: Arti, Tafsir, dan Kandungan

Surat Al Baqarah ayat 216 yakni ayat tentang pesan tersirat di balik yg diminati & dibenci. Berikut ini arti, tafsir & kandungan maknanya.

Surat Al Baqarah turun di Madinah, tergolong surat madaniyah. Surat terpanjang dlm Al-Qur’an ini mengendalikan manhaj & undang-undang kehidupan. Di dalamnya banyak dongeng khususnya ihwal Bani Israil. Nama Surat Al Baqarah pula karena cerita Bani Israel yg mendapat perintah menyembelih seekor sapi betina (baqarah).

Ayat 216 ini pula tergolong madaniyah. Ia bicara perihal perang, yg dengan-cara fitrah, manusia tak menyukainya. Meskipun manusia tak suka, perang membela kebenaran yaitu kewajiban, & di dalamnya terdapat banyak kebaikan.

Surat Al Baqarah Ayat 216 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Baqarah Ayat 216 dlm tulisan Arab, tulisan latin & artinya dlm bahasa Indonesia:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

(Kutiba ‘alaikumul qitaalu wahuwa kurhul lakum wa’asaa angtakrohuu syaiaw wahuwa khoirullakum wa’asaa angtuhibbuu syaiaw wahuwa syarrul lakum. Walloohu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun)

Artinya:
Diwajibkan atas ananda berperang, padahal berperang itu yaitu sesuatu yg ananda benci. Boleh jadi ananda tidak senang sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, & boleh jadi (pula) ananda menggemari sesuatu, padahal ia amat jelek bagimu; Allah mengenali, sedang ananda tak mengenali.

Baca juga: Ayat Kursi

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 216

Tafsir Surat Al Baqarah ayat 216 ini kami sarikan dr Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, semoga mampu terhimpun banyak faedah yg kaya khazanah namun ringkas & gampang diketahui.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dr redaksi ayat & artinya. Kemudian baru tafsirnya yg merupakan intisari dr tafsir-tafsir di atas.

Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 190-191

1. Kewajiban perang

Poin pertama dr Surat Al Baqarah ayat 216, Allah mengharuskan perang.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ

Diwajibkan atas ananda berperang, padahal berperang itu ialah sesuatu yg ananda benci.

Pada ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memfirmankan kewajiban berperang sekaligus mengungkapkan bahwa intinya insan itu tak menyukai perang. Karena perang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau luka-luka, pula kerugian harta benda serta kerusakan bangunan & lingkungan.

Ibnu Katsir menerangkan, Allah mewajibkan jihad perang pada kaum muslimin demi menjaga agama Islam dr kejahatan musuh-musuhnya. Jika pemimpin kaum muslimin memerintahkan seseorang untuk berjihad, ia harus berangkat.

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

Barang siapa yg meninggal dunia, sedangkan ia belum pernah berperang (berjihad) & tiada pula cita-cita dlm hatinya untuk berjihad, maka ia mati di atas cabang kemunafikan. (HR. Muslim)

Pada dasarnya, insan tak menggemari perang. Apalagi para teman yg dgn imannya sungguh menyayangi kedamaian.

Baca juga: Surat Al Waqiah

2. Boleh jadi ananda membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu

Poin kedua dr Al Baqarah 216, boleh jadi seseorang tidak senang sesuatu padahal hal itu amat baik baginya.

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ

Boleh jadi ananda membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

Kata ‘asa (عسى) yg mempunyai arti bisa jadi atau boleh jadi & mengandung makna ketidakpastian merupakan ketidakpastian dr segi manusia. Ada pun dlm persepsi Allah, seluruhnya telah pasti ia ketahui.

Artinya, jikalau Allah mewajibkan sesuatu & sesuatu itu tak kamu-sekalian suka, tanamkanlah optimisme bahwa dlm sesuatu yg wajib itu terdapat banyak kebaikan. Ia sangat baik bagimu.

Demikian pula ketetapan atau takdir Allah. Jika sebuah takdir tak kamu-sekalian sukai, tanamkanlah optimisme bahwa boleh jadi ia sangat baik bagimu.

Ibnu Katsir menerangkan, ini berlaku biasa mencakup semua perkara. Adakalanya seseorang tidak suka sesuatu padahal sesuatu itu amat baik baginya. Termasuk jihad perang. Sebab dengannya, Islam terlindungi dr kejahatan yg ingin menghancurkannya. Dengannya pula, terlindungi kehormatan kaum muslimin serta orang-orang yg lemah termasuk wanita & anak-anak, dr kejahatan penjajah atau penjahat kemanusiaan.

Para mufassirin yg lain pula menegaskan bahwa ini berlaku umum. Buya Hamka mencontohkan obat. Banyak insan tak menggemari pahitnya, namun ia sangat baik untuk kesembuhan & kesehatan.

“Laksana orang sakit meminum obat yg pahit, tidaklah seleranya suka meminum obat itu, tetapi untuk kesembuhannya, mesti ditelannya juga,” tulisnya dlm Tafsir Al Azhar.

Baca juga: Surat Al Kafirun

3. Boleh jadi ananda menyayangi sesuatu padahal ia amat jelek bagimu

Poin ketiga dr Surat Al Baqarah ayat 216, boleh jadi seseorang mencintai sesuatu padahal hal itu amat buruk baginya.

وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ

dan boleh jadi (pula) ananda menyukai sesuatu, padahal ia amat jelek bagimu;

Ini kebalikan dr pengingat sebelumnya. Artinya, bila Allah melarang sesuatu & sesuatu itu sungguh kamu-sekalian suka, tanamkanlah kepercayaan bahwa dlm sesuatu yg terlarang itu terdapat banyak keburukan. Ia sangat buruk bagimu.

Demikian pula ketetapan atau takdir Allah. Jika sebuah takdir sangat kau-sekalian senangi, berhati-hatilah agar tak terjerumus pada dosa alasannya adalah itu mampu menjinjing keburukan. Misalnya, ketika seseorang kaya, hendaklah ia tak terlalu bangga sampai lupa diri.

Ini pula berlaku umum meliputi semua masalah. Adakalanya seseorang mengasihi sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk baginya. Termasuk menyukai duduk membisu tanpa jihad. Padahal jika semua kaum muslimin mengalah, musuh akan menguasai negeri & menghancurkan kehormatan.

“Setiap manusia –dalam pengalaman khususnya- mampu merenungkan bahwa di balik hal-hal yg tak ia senangi dlm kehidupannya, terdapat kebaikan yg banyak,” kata Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.  “Dan di balik kelezatan-kelezatan terdapat keburukan yg banyak.”

Baca juga: Surat Al Falaq

4. Allah Maha Mengetahui

Poin keempat dr Al Baqarah 216, Allah Maha Mengetahui sedangkan insan tak mengetahui.

وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Allah mengetahui, sedang ananda tak mengetahui.

Ibnu Katsir menjelaskan, Allah lebih mengenali balasan dr semua kasus ketimbang kalian. Allah lebih mengenali mana yg ada kemaslahatan dunia & akhirat. ia pun menyerukan & menyuruh sesuatu yg pasti mengandung kemaslahatan. Maka, taatilah perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala

“Allah mengenali bahwa ia lebih baik bagimu di dunia ini, & ia cuma memerintahkan perkara yg mengandung kebaikan & maslahat bagimu, sedangkan ananda –karena kekurangan ilmumu- tak mengenali apa yg Allah ketahui,” tulis Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Tafsir Al Munir.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 216

Kandungan Surat Al Baqarah ayat 216

Berikut ini ialah isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 216:

  1. Allah mewajibkan jihad perang pada kaum muslimin. Terutama mereka yg negerinya dijajah, wajib untuk berjihad. Dan wajib bagi kaum muslimin di dekatnya membantu berjihad bila negeri Islam itu memerlukan bantuannya.
  2. Pada dasarnya, insan tak menggemari perang. Allah tak memungkiri fitrah ini, namun alasannya urgensinya melindungi agama & kemanusiaan, Allah mewajibkan jihad tersebut.
  3. Boleh jadi manusia tidak suka sesuatu padahal sesuatu itu amat baik baginya. Misalnya jihad perang membela agama & menghalau penjajah.
  4. Boleh jadi manusia menyayangi sesuatu padahal sesuatu itu amat jelek baginya. Misalnya duduk diam & mengalah pada kondisi walaupun lawan menyerang.
  5. Allah Maha Mengetahui sedangkan pengetahuan insan sangat terbatas.
  6. Ayat ini mengingatkan insan untuk berserah diri pada Allah.
  7. Ayat ini mengajarkan untuk hidup seimbang, tak kehilangan optimisme tatkala ditimpa kesedihan & tak larut dlm kegembiraan yg menjadikannya lupa daratan.

Baca juga: Ali Imran 190-191

Demikian Surat Al Baqarah ayat 216 mulai dr tulisan Arab & latin, terjemah dlm bahasa Indonesia, tafsir & isi kandungan maknanya. Semoga berfaedah & kian keimanan kita. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Surat At Takatsur: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul