Surah Ad Dhuha merupakan surat urutan ke 93 dlm mushaf Al-Quran. Surah ini mengandung makna waktu siang dengan-cara keseluruhan.
Ada pula yg menyampaikan bahwa Ad Duha merupakan permulaan waktu siang adalah ketika matahari mulai meninggi.
Ad Dhuha merupakan salah satu surah dlm Al-Qur an yg turun sebelum Nabi hijrah ke Madinah atau disebut surah Makkiyah (dikutip dari Fath Al-Qadir karya Imam Asy-Syaukani, 1:610).
Contents
Daftar Isi
Hadist Tentang Diturunkannya Ad Dhuha
Beberapa hadist ada yg meriwayatkan asal usul turunnya surah Ad Dhuha.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu & tak keluar selama satu atau dua malam. Lalu ada seorang perempuan yg tiba & berkata, ‘Wahai Muhammad, setanmu sungguh-sungguh telah meninggalkanmu. Lantas turunlah firman Allah dlm surah Ad Dhuha.” (HR. Bukhari, 4983; Muslim, 1797; & Ahmad, 4:312). Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan, “Tidak keluar selama dua atau tiga malam.” (HR. Muslim, 1797)
“Jibril lamban bertemu lagi dgn Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas orang-orang musyrik menyampaikan, ‘Muhammad telah ditinggalkan.’ Lantas turunlah surah Adh-Dhuha, ‘Demi waktu matahari sepenggalahan naik, & demi malam apabila sudah sunyi (gelap), Rabbmu tiada meninggalkan ananda & tiada (pula) benci kepadamu’.” (HR. Muslim, no. 1797) Surah Ad Dhuha terdiri dr 11 ayat.
Surah Ad Dhuha Arab, Latin beserta Terjemahannya
Berikut merupakan bacaan arab latin beserta terjemahan Indonesia dari surah Adh Dhuha:
Berikut bacaan Surah ad-Duha dlm bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta terjemahannya.
Arab
وَالضُّحَى (1
وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ (2
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ (3
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ (4
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ (5
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ (6
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ (7
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ (8
9) فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ
وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ (10
(11) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Latin
waḍ-ḍuḥā
wal-laili iżā sajā
mā wadda’aka rabbuka wa mā qalā
wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā
wa lasaufa yu’ṭīka rabbuka fa tarḍā
a lam yajidka yatīman fa āwā
wa wajadaka ḍāllan fa hadā
wa wajadaka ‘ā`ilan fa agnā
fa ammal-yatīma fa lā taq-har
wa ammas-sā`ila fa lā tan-har
wa ammā bini’mati rabbika fa ḥaddiṡ
Terjemahan
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
Rabbmu tiada meninggalkan ananda & tiada (pula) benci kepadamu,
Dan sebenarnya hari kemudian itu lebih baik bagimu ketimbang yg sekarang (permulaan),
Dan kelak Rabbmu niscaya menunjukkan karunia-Nya kepadamu, kemudian (hati) ananda menjadi puas,
Bukankah ia mendapatimu selaku seorang yatim, kemudian ia melindungimu?
Dan ia mendapatimu sebagai seorang yg galau, lalu ia menunjukkan petunjuk,
Dan ia mendapatimu sebagai seorang yg kelemahan, lalu ia menunjukkan kecukupan,
Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah ananda berlaku sewenang-wenang,
Dan terhadap orang yg minta-minta, janganlah ananda menghardiknya,
Dan terhadap lezat Rabbmu, maka hendaklah ananda siarkan.”
(QS. Ad-Dhuha: 1-11)