Judul Buku: Sunnah Sedirham Surga
Penulis: Salim A. Fillah
Penerbit: Pro-U Media
Tahun terbit: 2017
Dimensi buku: 268 halaman; 20 cm
Sunnah Sedirham Surga yaitu buku modern karya Ustadz Salim A Fillah. Sebagaimana buku-buku sebelumnya, keindahan bahasa menjadi salah satu nilai lebih buku ini. Bahkan pilihan judul buku ini saja membuat kita demikian terpesona untuk membaca.
Mengemas dongeng dlm bahasa yg indah, membuat lebih mudah pembaca memetik susila & etika dr para sobat & ulama. Demikian buku terbitan Pro-U Media ini. Ustadz Salim A Fillah sendiri menawarkan sub judul “beribrah pda kekisah, berteladan pada pemegang warisan” untuk buku ini.
Banyak pembaca mengakui, di tangan penulis muda produktif ini, banyak cerita-cerita menarik yg seakan-akan baru. Ustadz Salim A Fillah mampu menghadirkan kembali kisah-kisah yg jarang dipopulerkan itu dlm buku-bukunya. Termasuk buku-buku sebelumnya seperti Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Jalan Cinta Para Pejuang, Dalam Dekapan Ukhuwah & Lapis-Lapis Keberkahan.
Membaca buku Sunnah Sedirham Surga, kita jadi tahu bahwa Imam Adz-Dzahabi pernah berdoa pada Allah biar melebihi Imam Al Baghdadi. Lalu Ibnu Hajar Al Asqalani berdoa semoga melebihi Imam Adz Dzahabi. Kemudian Imam As Suyuthi berdoa agar melebihi Ibnu Hajar Al Asqalani. Semua doa ini dipanjatkan ketika minum air zam-zam. (hal. 42)
Melalui buku ini kita jadi tahu dongeng Imam Atha’ yg pendapatnya wacana waktu melempar jumroh jadi perbincangan para fuqaha selama 13 era & tak diambil para ahli hadits. Pendapat ini gres dinilai sempurna pada tahun 1990 dikala jumlah jamaah haji berkembangberlipat-lipat. (hal. 115)
Kita pun digiring untuk memetik nasihat bahwa perbedaan dlm fiqih hampir niscaya karena perbedaan tingkat keilmuan para ulama hingga perbedaan kawasan & zaman tempat mereka hidup.
Tak cuma keteladanan dlm kesungguhan para ulama, kita bahkan bisa memetik keteladanan dlm kisah lucu mereka. Misalnya dikala seseorang bertanya pada Amir bin Syurahbil As Sya’bi, ke mana ia mesti menghadap tatkala mandi di sungai. Apakah ke arah kiblat, membelakangi kiblat atau arah yang lain.
“Menghadaplah ke arah di mana pakaianmu kau letakkan, supaya jangan hingga ia terhanyut atau diambil orang,” jawab Imam Asy Sya’bi sembari tersenyum. (hal. 118)
Tak cuma menyuguhkan cerita para teman, tabi’in & ulama salaf, Sunnah Sedirham Surga pula mengajak kita menyusuri fragmen-fragmen apik dlm sejarah para ulama mujahid dakwah kontemporer seperti Umar Tilmisani (hal. 212) & KH Muhammad Faqih Maskumambang.
Adapun judul buku ini, diambil dr judul dongeng Imam Abu Dawud berbelanja surga dgn satu dirham. Kisah luar biasa yg menginspirasi kita untuk mengerjakan sunnah & amal shalih, sekecil apapun ia. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]