close

Sumber Daya Insan Dalam Kenaikan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya insan atau human resources. Pentingnya sumber daya insan ini, perlu disadari oleh semua tingkatan administrasi termasuk juga administrasi pendidikan Islam. Bagaimanapun majunya teknologi dikala ini, tetapi aspek insan tetap memegang peranan penting bagi kesuksesan suatu organisasi. Bahkan dapat dibilang bahwa administrasi itu pada hakikatnya adalah manajemen sumber daya insan atau administrasi sumber daya insan yakni identik dengan administrasi itu sendiri.
Berhasil dan tidaknya sebuah tujuan didalam bidang apapun termasuk dalam bidang pendidikan islam maka disitu terkait bersahabat dengan faktor sumber daya insan yang ada dalam pengelolaan kerja pendidikan islam. Sumber daya manusia ialah salah satu parameter sentral didalam dunia kerja, disamping aspek penunjang yang lain seperti teknologi, organisasi dan lain sebagainya.
Sudarmayanti dalam Ida Siti Zubaedah menyampaikan Sumber Daya Manusia ialah asset utama sebuah organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap kegiatan organisasi. Mereka memiliki anggapan, perasaan, cita-cita, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam suatu organisasi.
Peningkatan manajemen Sumber daya Manusia Pendidikan Islam menjadi sesuatu yang mutlak dalam era globalisasi sekarang ini karena tuntutan- tuntutan kompetisi yang terus berputar tanpa henti dengan segala resiko pergantian- perubahan yang sungguh cepat, yang menuntut penyesuaian- penyesuaian dan inovasi untuk menyanggupi keperluan pasar lokal maupun global yang ada.
Guru pendidikan islam mesti bersedia dan siap untuk menghadapi segala pergeseran- pergantian yang ada dengan kenaikan keilmuan, profesionalitas dan daya dukung yang berhubungan dengan pendidikan islam, semoga forum pendidikan islam mampu survive dalam kancah dunia lokal, nasional maupun global dengan segala tuntutannya.
Langkah- langkah kenaikan Manajemen SDM Pendidikan Islam.
Banyak proses yang harus dilalui oleh kerja pendidikan islam yang harus dilaksanakan didalam kenaikan sumber daya manusia yang ada, Baik itu yang bersifat organisasional maupun personal. Diantaranya yaitu melakukan langkah- langkah yang fundamental konferhensif, antisipatif, dan solutif didalam kenaikan sumber daya manusia pendidikan islam. Secara eksklusif atau tidak, tersurat maupun tersirat bahwa yang namanya kata dan maksud peningkatan, utamanya yang dimaksud peningkatan administrasi sumber daya manusia ialah kewajiban didalam salah satu pedoman prinsip kita didalam beragama, sebagaimana tersebut dalam suatu Hadist berikut; 
“Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin, atau orang yang hari esok sama dengan hari ini, orang itu akan merugi. Orang yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin orang itu sangat celaka, namun apa jika hari ini lebih baik dari kemarin, atau hari esok lebih baik dari hari ini, maka orang itu akan beruntung” ( al-Hadits ).
Hadist terebut diatas ialah salah satu anutan Islam yang menganjurkan pemeluk islam untuk senantiasa berbuat dan mengerjakan kebaikan setiap saat dalam segala bidangnya, dengan berprinsip bahwa setiap saat saban hari untuk selalu bermutu dan berprestasi dalam saban hari untuk makin maju dalam hari- hari yang di jalankannya. Dan dalam konteks menjadi Guru Pendidian Islam memiliki arti untuk selalu memajukan Sumber daya manusianya khususnya sebagi personalitasnya selaku guru pendidikan islam, dan secara biasa yakni peningkatan manajemen dan organisasionalnya Lembaga Pendidikan Islam. Terdapat banyak sekali macam kerugian- kerugian didalam pengelolaan manajemen sumber daya insan jika foktor tersebut tidak diperhatikan kualitasnya, maka kenaikan SDM ialah suatu kebutuhan yang wajib bagi umat Islam sesuai dengan makna Hadist yang tersebut diatas. Dan sesuatu yang mengakibatkan suatu masalah itu wajib maka hal- hal yang menyebabkan kasus tersebut sempurna maka hukumnya adalah wajib dilakukan. Seperti sebah kaidah yang berbunyi “Ma la yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajib” yang artinya Jika sebuah kewajiban tidak sempurna kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu wajib juga hukumnya.‌
Berdasarkan pengertian Hadist diatas maka Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Islam harus diterjemahkan dalam konteks sistem manajemen operasional kehidupan organisasional tata cara kerja Guru Pendidikan Islam. Maka sudah sebaiknya organisasional suatu forum pendidikan islam melakukan- langkah- langkah kenaikan manajemen sumber daya manusia guru pendidikan islam, dengan banyak sekali macam cara semisal penyelenggaraan pembinaan profesionalitas dan lain- lain. Jika kita mengacu pada kaidah yang tersebut diatas bahwa bila pengembangan administrasi sumber daya insan guru pendidikan agama islam bisa mengakibatkan kesempurnaan tercapainya suatu tujuan kemajuan kualitas guru pendidikan islam, maka sesuatu yang berhubungan dengan proses- proses peningkatan kualitas guru pendidikan agama islam menjadi masalah wajib untuk dilaksanakan oleh suatu metode lembaga tersebut.
Pendidikan dalam MSDM yaitu aktivitas pengembangan sumber daya insan untuk memajukan secara total pegawai diluar kemampuannya pada bidang pekerjaan atau jabatan yang dipegang pada saat itu. Sedangkan training dimaksudkan aktivitas yang diselenggarakan dengan tujuan mengembangkan produktifitas atau hasil kerja pegawai atau anggota organisasi dalam relevansinya dengan kenaikan kesanggupan pekerjaan (job) pegawai pada dikala itu. Pendidikan dan training merupakan upaya untuk menyebarkan sumber daya manusia, utamanya untuk menyebarkan kemampuan intelektual dan keperibadian anggota organisasi. Unit yang mengatasi pendidikan dan training (diklat) umumnya disebut pusat pendidikan dan training). Pendidikan dan training begitu penting dalam manajemen sumber daya insan (MSDM) dikarenakan adanya kemajuan ilmu wawasan dan teknologi yang demikian cepat sehingga diharapkan penyesuaian pengetahuan dan kesanggupan dari sumber daya insan yang ada dalam organisasi. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang cocok dengan permintaan tugas, salah satu diantaranya adalah melalui pendidikan dan training.
Menurut Sondang P Siagian Manfaat besar yang lain yang mampu dipetik melalui penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan MSDM Guru Pendidikan Islam yakni dalam rangka perkembangan dan pemeliharaan korelasi yang harmonis antara para anggota organisasi. Hal demikian terjadi alasannya adalah :
1. Terjadinya komunikasi yang efektif;
2. Adanya persepsi yang sama ihwal tugas-tugas yang harus teratasi;
3. Ketaatan semua pihak kepada aneka macam ketentuan yang bersifat normatif, baik yang berlaku biasa dan ditetapkan oleh instansi pemerintah yang berwenang maupun yang berlaku khusus dilingkungan sebuah organisasi tertentu;
4. Terdapatnya iklim yang bagus bagi pertumbuhan seluruh pegawai, dan
5. Menjadikan organisasi sebagai kawasan yang lebih mengasyikkan untuk berkarya.
Dari berbagai faedah yang dikemukakan diatas terperinci ialah gambaran yang ideal dari suatu tata cara organisasional pada suatu institusi atau lembaga pendidikan islam. Dan apabila gambaran yang terdapat diatas diterjemahkan dalam bentuk manifestasi sistem kerja oleh institusi atau forum khususnya dalam hal ini yaitu lembaga pendidikan islam ialah sesuatu yang mutlak yang menjadi prinsip perjuangan forum pendidikan islam, sehingga sebab memang itu yakni sebuah prinsip usaha dan cita- cita dari pendidikan islam maka hal tersebut ialah sesuatu yang wajib, sesuai dengan makna yang terkandung pada hadist yang terdapat diatas.
Idealitas Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Islam
Hasil ajaran dan desain- rancangan pengembangan sumber daya manusia pada sebuah lembaga pendidikan mesti mendasarkan pada idealitas yang aplikatif didalam pengembangan SDM pada suatu forum pendidikan islam dan terutama yakni personalitas dari Guru Pendidikan Agama Islam yang berperan penting dalam langkah- langkah dan terobosan kenaikan sumber daya manusia pendidikan islam. Maka untuk itu mesti dijalankan dan melaksanakan suatu langkah- langkah kenaikan mirip halnya menyelenggarakan pembinaan- pelatihan dan lain sebagainya untuk kenaikan SDM Pendidikan Islam.
Langkah-Langkah Untuk ditempuh
Dalam undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa: profesi guru ialah bidang pekerjaan khusus yang dilakukan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealis.
b. Memiliki komitmen untuk memajukan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan budbahasa mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas.
d. Memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan prestasi kerja.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan peran keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang diputuskan sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk membuatkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan mencar ilmu sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan tunjangan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Apa yang tersebutkan dalam undang- undang diatas menjadi suatu anutan didalam pelaksanaan teknis maupun personalitas dari seorang guru. Target- sasaran yang sudah digariskan oleh pemerintah diatas pastinya ialah sebuah ilustrasi, patokan mutu yang menjadi parameter dari seorang insan yang bergerak dalam dunia pendidikan.
Berbagai upaya didalam peningkatan kualitas guru maka beberapa hal perlu dilakukan mirip halnya pendidikan pendalaman dan pelatihan- training. Agar berbagai manfaat pelatihan dan pengembangan mampu dipetik semaksimal mungkin, aneka macam langkah perlu ditempuh. Para pakar training dan pengembangan pada umumnya sudah sependapat bahwa langkah-langah dimaksud terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
a. Penentuan keperluan,
b. Penentuan target,
c. Penetapan isi program,
d. Identifikasi prinsip-prinsip belajar, 
e. Pelaksanaan program,
f. Identifiksi manfaat,
g. Penilaian pelaksanaan acara.
Jika langkah dan proses kenaikan sudah dilakukan maka perlu adanya sebuah penilaian atau penilaian dari suatu program yang sudah diputuskan selaku upaya untuk mengidentifikasi dari suatu langkah yang telah diaplikasikan, sebagai parameter ukuran sejauh mana tingkat kesuksesan acara tersebut yang sudah dijalankan.
Penilaian Pelaksanaan Program
Pelaksanaan suatu program training dan pengembangan mampu dikatakan berhasil kalau dalam diri peserta training dan pengmbangan tersebut terjadi suatu proses tranformasi. Proses transformasi tersebut mampu dinyatakan berjalan dengan baik bila terjadi paling sedikit dua hal, yakni:
a. Peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas
b. Perubahan prilaku yng tercermin pada perilaku, disiplin dan etos kerja.
Untuk mengetahui terjadi tidaknya pergeseran tersebut dilakukan penilaian yang untuk mengukur sukses tidaknya, yang dinilai tidak cuma segi- sisi teknis saja, akan tetapi sisi- sisi keperilakuan.
Dengan demikian jelas bahwa penilaian mesti diselenggarakan secara sistematik yang memiliki arti mengambil tindakan berikut:
a. Penentuan standar penilaian ditetapkan sebelum sebuah program training dan pengembangan diselenggarakan dengan persyaratan yang terang berhubungan dengan kenaikan kemampuan dan produktifitas kerja dalam posisi atau jabatan kini atau dalam rangka menyiapkan para pekerja menerima pekerjaan gres di kala depan
b. Penyelenggaraan suatu tes untuk mengetahui tingkat wawasan, keahlian dan kesanggupan para pekerja sekarang guna memproleh berita wacana acara training dan pengembangan apa yang sempurna diselenggarakan
c. Pelaksanaan ujian pasca pembinaan dan pengembangan untuk melihat apakah memang terjadi trasformasi yang diharapkan atau tidak dan apakah transformasi tersebut tercermin dalam pelaksanaan pekerjaan masing-masing pegawai.
d. Tindak lanjut yang berkesinambungan. Salah satu patokan penting dalam menilai berhasil tidaknya suatu program pelatihan dan pengembangan adalah kalau transformasi yang diharapkan memang terjadi untuk masa waktu yang cukup panjang di kala depan, tidak cuma segera sesudah program tersebut simpulan diselenggarakan. Hal ini sangat penting menerima perhatian alasannya memang benar bahwa hasil sebuah acara pelatihan dan khususnya, pengembangan tidak selalu tampakdengan segera.
1. Orientasi
Program orientasi yang efektif melibatkan karyawan gres secara aktif, karakteristik acara ini ialah:
a) Dalam orientasi karyawan didorong untuk mengajukan pertanyaan wacana segala sesuatu yang belum terperinci baginya.
b) Program orientasi meliputi pula informasi wacana ospek teknikal dan sosial dari pekerjaan.
c) Orientasi ialah tanggung jawab manajer langsung dari karyawan baru tadi.
d) Harus dihindarkan menciptakan karyawan gres, merasa gundah dan rendah.
e) Dalam orientasi akan terjadi interaksi formal dan informal dengan para manajer dan rekan sekerja.
f) Adanya pertolongan relokasi bagi karyawan dn keluarganya terutma kalau karyawan berasal dari luar kota.
g) Diperkenalkan dengan barang/jasa yang dihasilkan, perusahaan serta konsumen perusahaan.
2. Sosialisasi
Sosialisasi yaitu sebuah proses yang berlanjut dalam upaya menanamkan pada semua karyawan, sikap, standar, nilai- nilai dan contoh prilaku yang diharapkan dari mereka. Ini yakni sebuah proses yang dipakai untuk mentransformasikan kryawan baru menjadi anggota perusahaaan yang efektif.
Menurut Noe et.al. Ada tiga tahapan dalam sosialisasi, yakni:
a) Sosialisasi yang sudah diantisipasi sebelumnya (anticipatory socialzation) tahap ini terjadi sebelum karyawan masuk kedalam perusahaan. Pada masa rekrutmen dan seleksi, interaksi karyawan baru dengan pewawancara, manajer dan kandidat-calon rekan kerja telah terjadi dan pada kesempatan ini ekspektasi mereka tentang perusahaan, pekerjaan, kondisi kerja dan korelasi interpersonal mulai terbentuk.
b) Tahap perkenalan atau konferensi. Tahap sosialisasi yang terjadi dikala karyawan mengawali pekerjaannya barunya. Karyawan gres menilai manajer sebagai sumber informasi paling penting perihal pekerjaan dan perusahaan. Sifat dan kualitas relasi antar karyawan gres dan manajer merupakan dampak yang signifikan dari sosialisasi
c) Tahap settling- in. Tahap sosialisasi yang terjadi dikala karyawan sudah merasa tenteram dengan tuntutan pekerjaan dan korelasi sosial. Mereka mulai mencar ilmu menangani pertentangan dalam pekerjaan yang terjadi (misal beban kerja terlalu berat atau tuntutan pekerjaan yang saling berlawanan) dan pertentangan antar kegitan kerja dan non kerja.
3. Pelatihan dan pengembangan 
Pelatihan yaitu proses melatih karyawan baru atau karyawan yang mau memperoleh penempatan baru dengan keahlian dasar yang diperlukannya untuk melakukan pekerjaan. Tujuan dari training yakni supaya penerima ajar mampu mecapai persyaratan baik kemampuan, dalam wawasan maupun dalam tingkah laku.
Setidaknya ada dua pihak yang memperoleh faedah dari pembinaan:
a. Perusahaan. Pelatihan yang dikerjakan terhadap karyawan berguna untuk meningkatkan keuntungan dan produktifitas perusahaan, untuk mengembangkan wawasan perihal pekerjaan dan kesanggupan pada setiap tingkatan. Karyawan yang terlatih akan mampu membantu dalam pemecahan duduk perkara dan pengambilan keputusan disamping karyawan tadi juga akan paham tentng kondisi dan tujuan perusahaan.
b. Individu karyawan. Manfaat yang diperoleh individu adalah memajukan yakin diri dan harapan untuk maju, membuat lebih mudah menerima penawaran khusus dan mutasi, memajukan tanggung jawab. Selain itu membantu pula dalam menghadapi stres, tekanan, putus asa dan konflik.
Peningkatan sumber daya insan guru pendidikan islam mesti dikerjakan dengan banyak sekali langkah- langkah yang konstruktif sesuai dengan kebutuhannya, tetapi untuk menyederhanakan konstruksi tersebut maka setidaknya bisa di garis bawahi selaku berikut adalah dengan langkah Pendidikan dan Pelatihan peningkatan manajemen dan kompetensi sumber daya insan guru pendidikan agama islam. Adapun perbedaan antara Pendidikan dan Pelatihan yakni sebagai berikut;
Ø Pendidikan yakni segala usaha untuk membina kepribadian dan berbagi kesanggupan manusia Indonesia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah, dalam rangka pengembangan perusahaan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur menurut manusia.
Ø Latihan ialah bab pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan diluar tata cara pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dengan tata cara yang lebih mengutamakan praktek dan teori.
4. Prinsip Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut J Drost (2002) sebagaimana dikutip oleh Armai Arief bahwa yang terpenting dalam menentukan mutu pendidikan yaitu cara guru mengajar didepan kelas. Bukan pada kurikulumnya. Karena kurikulum intinya nyaris sama pada setiap negara. Oleh sebab itu kombinasi antara kurikulum berbasis kompetensi dengan guru yang berkualitas akan sungguh memilih kesuksesan sebuah proses pembelajaran.
Sebagaimana usulan yang ada diatas penulis meyakini bahwa hal tersebut ialah sebuah sisi kebenaran dalam kerangka kajian dilema ihwal pendidikan, bahwa seorang guru memiiki peranan yang sangat penting didalam prosesi kegiatan mencar ilmu mengajar dan kemajuan yang terjadi pada akseptor latih. Karena seorang guru menempati posisi yang sentral maka perlunya guru yang mempunyai kompetensi dan profesionalitas yang ideal alasannya keterkaitan pertumbuhan yang akan diraih oleh penerima asuh. Kita tidak mampu hanya mengandalkan tata cara kurikulum yang ada pada sebuah forum pendidikan, sebab semenarik apapun sebuah kurikulum tanpa diimbangi oleh tingkat kompetensi dan profesionalitas seorang guru maka hal tersebut akan menjadi sesuatu yang kurang produktif dalam kerja pendidikan.
Lebih lanjut bahwa dibutuhkan komponen- unsur yang mendukung kompetensi profesional tersebut, diantaranya:
a. Kemampuan spesialis, berisikan kemampuan:
1) Menguasai keterampilan dan pengetahuan
2) Menggunakan perkakas dan perlengkapan dengan tepat
3) Mengorganisasikan dan mengatasi problem
b. Kemampuan metodik, berisikan kesanggupan untuk:
1) Mengevaluasi info
2) Orientasi tujuan kerja
3) Bekerja secara sistematik
c. Kemampuan individu, terdiri dari kesanggupan untuk:
1) Selalu mempunyai ide
2) Dapat dipercaya
3) Memiliki motivasi tinggi
4) Memiliki kreatifitas yang tinggi.
d. Kemampuan sosial, berisikan kesanggupan untuk:
1) Memiliki komunikasi yang baik dengan semua pihak
2) Dapat bekerja dalam kelompok
3) Dapat bekerja sama dengan baik.
Beberapa bagian- komponen yang tersebut diatas memang menyebabkan idealitas pada diri seorang guru pendidikan agama islam alasannya adalah memang hal itu semua diatas merupakan sebuah kewajiban dan permintaan pada diri seorang guru pendidikan agama islam. Profesionalitas seorang guru menjadi hal utama dalam peningkatan mutu pendidikan agama islam, sebagimana tersebut ini dibahas pada kesempatan diatas. 
Lebih lanjut diterangkan oleh Armai Arief bahwa secara lazim, kriteria profesi” Profesional” mesti mempunyai tiga basic kependidikan.
1) Menguasai teori- teori mencar ilmu mengajar, alasannya adalah guru yakni orang yang sangat kuat dalam proses pembelajaran.
2) Guru harus cendekia, karena bila guru tidak pandai maka akan dibodohi oleh muridnya. Sebagai sosok yang mempunyai andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, guru harus betul- betul membawa akseptor didiknya menjadi orang yang memiliki kelebihan kompetitif dalam konteks global dan menjawab tantangan zaman.
3) Dalam pekerjaannya guru berhak menerima gaji atau honor yang sesuai dengan pengorbanannya. Di indonesia sendiri, gaji dan kesejahteraan guru masih sangat rendah.
Ilustrasi diatas merupakan idealitas dari profesionalitas guru pendidikan agama islam yang layak ditekankan bahkan sebuah keharusan yang mesti diraih oleh diri seorang guru maupun lembaga pendidikan islam, dimana hal tersebut menjadi sebuah tuntutan didalam dunia persaingan lembaga pendidikan yang ingin survive. Dibutuhkan kerjasama antar aneka macam pihak yang berkepentingan, mulai dari diri seorang guru yang harus selalu mengembangkan profesionalitasnya, kepala sekolah selaku pimpinan beserta jajaran pejabatnya, forum pendidikan tersebut/ yayasan tersebut, dan juga pihak pemerintah yang menangani dunia pendidikan, selain itu juga dibutuhkan saling koordinasi antar dewan guru sebagai team work kerja pendidikan.
Kesimpulan
Dari sekian pembahasa yang penulis jabarkan dengan banyak sekali referensi yang ada maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan selaku poin- poin yang menjadi perhatian pada pembahasan ini, diantaranya yakni;
a. Manajemen pengembangan guru pendidikan islam yakni sesuatu yang wajib untuk dikerjakan dan dilaksanakan.
b. Pengembangan kesempatanguru pendidikan agama islam mesti melibatkan stake holder yang saling berkaitan dalam pendidikan islam.
c. Peningkatan kualitas guru pendidikan agama islam menjadi suatu tuntutan yang mesti disediakan oleh penyelenggara pendidikan islam.
d. Penyelenggara pendidikan islam mesti responsif dalam setiap perubahan tuntutan kenaikan kualitas guru pendidikan agama islam.