Apa yang bahwasanya perlu dilakukan supaya tidak lemas saat menjalani puasa?. Pertanyaan ini kerap menciptakan orang ingin tau jelang melakukan puasa bulan rahmat. Sebelum bertanya hal itu, tanya ke dalam hati, apakah Anda telah memaknai puasa dengan benar?.
Hipnoterapis klinis dan penulis buku Quantum Slimming, Kristin Liu, CCH mengatakan, banyak orang memaknai puasa cuma menahan lapar dan haus. Sedangkan menahan hawa nafsu tidak dijalaninya dengan serius. Akhirnya, segala acara berkala yang tidak perlu masih dilakukan ketika bulan pahala.
“Semua agama mengajarkan puasa, tak terkecuali Muslim yang memiliki waktu khusus ketika Ramadan. Hanya saja, tiap agama mempunyai cara berlawanan dalam menjalaninya. Tapi ada satu kesamaan, ada jam ibadah yang ditambah untuk menahan hawa nafsu,” kata Kristin ketika diwawancarai Liputan6.com, ditulis Kamis (18/6/2015).
Lebih lanjut, Kristin mencontohkan, dalam puasa agama Kristen ada puasa doa. Di agama Budha, jam meditasi di sela-sela puasa ditambah untuk menenangkan fikiran. Sedangkan Islam, ada tarawih untuk menghemat asumsi negatif sesudah berbuka.
“Ingat asumsi kita bekerja hanya satu arah. Ketika kesempatan berpikir jelek menyusut, maka kita bisa memaknai puasa. Tapi nyatanya apa? Banyak orang skip tarawih. Dia melakukan aktivitas lazimdan tidak mengurus pikirannya dengan baik. Hal ini menciptakan tubuhnya terancam. Sama kayak saat kita kekurangan barang, kita akan isi terus hingga sarat . Saat berbuka, tubuh yang terancam lapar, akan menciptakan kita makan lebih banyak. Lalu apa yang terjadi? Makanan yang harusnya menjadi energi malah menumpuk menjadi lemak yang membahayakan kesehatan,” ujar Kristin.
Makara, apakah puasa buruk? Tentu saja tidak. Kristin menegaskan, yang mesti diperbaiki saat puasa ialah menambah buatan asumsi kasatmata.
“Mengapa Islam mengajarkan puasa, tarawih, perbanyak membaca Al-Qur’an?. Hal ini telah diketahui manfaatnya sejak zaman dahulu. Saat kita khusyuk ibadah, maka asumsi negatif yang menguras energi akan hilang. Tubuh akan lebih besar lengan berkuasa dan sehat dikala puasa. Tubuh kita ini mutakhir dan akil, untuk itu Anda harus percaya,” pungkasnya.
Tentu dengan begitu, kita mampu kian akrab dengan Sang Pencipta.
Sumber : http://m.liputan6.com/ramadan/read/2253907/sudahkah-memaknai-puasa-dengan-benar