Suami Kasar? Inilah Trik Menghadapinya (2)

Lanjutan dr Suami Kasar? Inilah Trik Menghadapinya

Sebenarnya kita bisa menambahkan beberapa hal penting lainnya di samping yg telah kita sampaikan tadi, yaitu selaku berikut:

a. Kerelaan dr dlm hati untuk mengubah pola hidup & mencari solusi yg sempurna biar tumbuh kesadaran akan tanggung jawab.

Ada beberapa penyelesaian untuk mengusir banjir kesedihan, seperti menerima apa yg ada (qana’ah) & yakin diri dlm menghadapi kerakusan & egois dlm hal materialistik.

b. Kamu harus irit & terpelajar menertibkan keuangan sebagai upaya menghadapi budaya konsumtif yg sedang digandrungi oleh banyak keluarga.

c. Menentukan peran, tanggung jawab & cepat bekerja sesuai dgn kemampuan individu keluarga. Kakak membantu adik dlm berguru sebagai ganti privat atau menanti ayah yg akan pulang kerja.

d. Memersenjatai diri dgn keimanan & amanah dlm berinteraksi dgn diri sendiri.

Hal ini diharapkan semoga mengetahui titik-titik lemah & secepatnya menutupinya. Contohnya, seorang istri yg sibuk kerja siang & malam, tak pernah puas untuk menancapkan eksistensinya & cenderung melupakan kewajiban rumah tangganya yaitu sosok perempuan yg mengambil sesuatu yg buruk dgn suatu yg mahal.

Seorang suami yg hanya sibuk mencari duit, kepopuleran & prestasi & hampir tak ada waktu untuk anak-anaknya adalah suami yg tak bertanggung jawab, baik pada dirinya sendiri & keluarganya.

e. Memangkas waktu yg terbuang percuma dgn cara memahami mahalnya harga waktu & membuat nalar anggapan selaku pemandu.

f. Carilah titik-titik kekuatan suamimu & pujilah ia, pula titik kebaikannya & doronglah untuk senantiasa menambahkannya. Sebab, satu keberhasilan akan melahirkan keberhasilan lainnya, & kritik pedas akan menimbulkan kegagalan yg tak terperihkan.

  Wahai Istri, Jagalah Telapak Kakimu dari Jamur

Wahai para istri yg mulia.

Jadilah sebagai penolong suamimu dlm menghadapi kerasnya kehidupan dunia dgn selalu memohon dukungan dr Allah Ta’ala.

Janganlah ananda menjadi agen rahasia suamimu. Jangan jadi penolong setan & jangan menjadi sumber dlm bertambahnya kesedihan & hilangnya usia dgn sia-sia.

Seorang suami yg mencicipi lapar yg menyiksa dirinya tak cuma merindukan sepotong roti, namun pula merindukan segudang cinta.

Ia merasa kedinginan bukan sebab tidak punya baju, tetapi lebih alasannya adalah kurang dihormati & dihargai. Ia merasa tidak mempunyai rumah meski ia menempati rumah megah nan luas, alasannya banyak ditolak, kecewa & tak mendapat perhatian.

Semoga tulisan ini berguna bagi para suami-istri yg merindukan rumah tangga yg ideal. Amiin.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]