Budaya dan agama menjelaskan berbagai hal terkait dengan moralitas penduduk adat di sini, pastinya memiliki pengaruh terhadap kehidupan sosial, dan pekerjaan mereka secara baik dan tidak dalam hal ini kejujuran sebagai suatu bangsa masyarakat akhlak yang beragama dan berpendidikan.
Perubahan perkotaan dan dinamika sosial dalam kehidupan beekeluarga, gereja dan yang lain menjelaskan bagaimana mereka hidup menurut budpekerti istiadat, dan moralitas mereka selaku bangsa pendatang, dan berekonomi.
Pembangunan suatu perkotaan akan menerangkan keindahan kota, wawasan, dan budaya yang bagus kepada adanya manusia itu dalam berbahasa dan berkompetisi. Tetapi dalam hal ini menjelakan bagaimana mereka hidup di masyarakat dengan moralitas dan agama akan menjadi identitas mereka terhadap adanya kepentingan politik dan budaya.
Apa Yang Menjadi Penting Dalam Moralitas Beragama ?
Dalam suatu abad, sebuah budaya yang tertua tentunya mempunyai peradaban yang ada terlebih dahulu, maka dengan berbagai kemajuaan wawasan, moralitas dan spritualitas menjadi efek baik terhadap keberadaan mereka serta donasi mereka selaku non manusia (hewan), pada spritualitas agama yang diyakini.
Maka, dapat dimengerti bagaimana sejarah orang, dan penyebaran agama yang berjalan secara rincian terhadap aneka macam faktor kehidupan sosial mereka di masyarakat, dengan kehidupan sosial mereka yang berada pada ekonomi politik yang dijalankan menurut gaib dan spritualitas.
Biasanya hal ini ada pada agama Budha – Protestan (penderitaan) yang menerangkan kehidupan dan segala kejahatan sekualitas, dan ekonomi (makan dan minum, keluarga), serta politik identitas yang menjadi permulaan kehidupan sosial mereka di Jawa dan Pontianak.
Tetapi itulah penduduk pribumi dan pendatang mirip Tionghoa (Budha), mampu dipetakan lewat berbagai aktivitas ekonomi, dan seksualitas serta medis mereka di penduduk . Serta perusakaan kesehatan, lewat aspek pendidikan menjadi catatan eksistensi mereka di Pontianak dan pedesaan.
Apa yang terjadi pada tahun 1930an menerangkan sebelumnya, adanya faktor kehidupan sosial, dan seksulitas di mulai berdasarkan catatan medis dan pendidikan di Pontianak, menjelaskan hal tersebut dengan konsep Ke Tuhanan dan insan, merupakan awal dari moralitas dan politik di Pontianak menerangkan hal tersebut dari kesalahan nenek moyang mereka sebelumnya, dan sampai kini.
Ada yang ingin menantang seperti agama Budha – Katolik (saat telah renta – berkeluarga), ialah anggota militer, guna bertahan hidup dalam sistem ekonomi, dan budaya yang menempatkan moralitas dan agama sepritualitas (Orang Tionghoa) mereka di masyarakat, secara dasar menjadi catatan terhadap perjalanan dan moralitas yang hidup di Jakarta – Pontianak sebelumnya.