Sosioligi: Interaksi Sosial

INTERAKSI SOSIAL
Setiap hari kita niscaya bergaul atau berhubungan dgn teman, orang renta, saudara, maupun orang-orang yg ada di sekitar kita. Aktivitas bergaul dgn orang lain itu kita sebut dgn interaksi sosial.
1. Pengertian Interaksi Sosial
Kodrat insan selaku makhluk sosial adalah keinginannya untuk senantiasa hidup bareng dgn orang lain dlm suatu golongan atau penduduk . Tidak seorang pun di dunia ini yg bisa hidup sendiri tanpa melaksanakan kekerabatan atau kolaborasi dgn orang lain. Karena pada kodratnya insan memiliki kekurangan & semenjak lahir sudah dibekali dgn naluri untuk berafiliasi dgn orang lain. Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan & dukungan ibunya karena ia belum mampu menyanggupi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, ia memerlukan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, & pergaulan.
Dari acuan tersebut terperinci bahwa pada dasarnya kita senantiasa membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan banyak hal dlm hidup kita. Semua kebutuhan hidup itu cuma mampu kita penuhi dgn jalan menyelenggarakan relasi sosial dgn orang-orang yg ada di sekeliling kita. Melalui relasi itu kita memberikan maksud, tujuan, & harapan untuk menemukan respon (reaksi) dr pihak lain. Hubungan timbal balik (aksi & reaksi) inilah yg kita sebut interaksi sosial. Makara apakah yg dimaksud dgn interaksi sosial? Interaksi sosial yaitu kekerabatan-korelasi dinamis yg menyangkut korelasi antara individu dgn individu, antara individu dgn kelompok, atau antara kelompok dgn kalangan, baik berupa kolaborasi, kompetisi, ataupun perkelahian.
2. Jenis-Jenis Interaksi Sosial
Seperti terlihat dlm definisi di atas, interaksi sosial selalu melibatkan dua orang atau lebih. Oleh lantaran itu, terdapat tiga jenis interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dgn individu, antara kelompok dgn golongan, & antara individu dgn golongan.
a. Interaksi antara Individu dgn Individu
Pada ketika dua individu berjumpa , meskipun tak melaksanakan kegiatan apa-apa, namun bantu-membantu interaksi sosial telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yg mengakibatkan pergantian dlm diri masingmasing. Seperti minyak wangi, busuk keringat, bunyi sepatu tatkala berjalan, & hal-hal lain yg bisa memanggil reaksi orang lain. Interaksi jenis ini selain tak harus nyata mirip sudah diterangkan di atas, pula bisa sungguh konkret. Wujudnya antara lain berjabat tangan, saling bercakap-cakap, saling menyapa, & lain-lain.
b. Interaksi antara Kelompok dgn Kelompok
Interaksi jenis ini terjadi pada kalangan sebagai satu-kesatuan, bukan selaku pribadi-pribadi anggota kalangan yg bersangkutan. Maksudnya kepentingan individu dlm kalangan merupakan satu-kesatuan yg berafiliasi dgn kepentingan individu dlm kelompok lain. Contohnya pertarungan antartim kesebelasan sepak bola. Mereka bermain untuk kepentingan kesebelasannya (golongan).
c. Interaksi antara Individu dgn Kelompok
Interaksi antara individu dgn golongan memperlihatkan bahwa kepentingan individu berhadapan dgn kepentingan kelompok. Bentuk interaksi ini berbeda-beda sesuai dgn keadaan. Contohnya seorang guru yg mengawasi murid-muridnya yg sedang melaksanakan ujian. Dalam hal ini seorang guru sebagai individu berafiliasi dgn murid-muridnya yg berperan selaku kalangan.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat utama terjadinya suatu interaksi sosial ialah adanya kontak sosial (social contact) & komunikasi (communication) .
a. Kontak Sosial
Kontak berasal dr kata Latin cum atau con yg berarti bareng -sama, & tangere yg memiliki arti menyentuh. Makara, dengan-cara harafiah kontak berarti bersama-sama menjamah. Dalam pengertian sosiologis, kontak merupakan tanda-tanda sosial, di mana orang mampu menyelenggarakan hubungan dgn pihak lain tanpa menyelenggarakan sentuhan fisik, contohnya mengatakan dgn orang lain lewat telepon, surat, & sebagainya. Kaprikornus, kontak sosial merupakan agresi individu atau kelompok dlm bentuk aba-aba yg memiliki makna bagi si pelaku & si penerima, & si akseptor membalas agresi itu dgn reaksi.
Kita membedakan kontak menurut cara, sifat, bentuk, & tingkat relevansinya.
1) Berdasarkan Cara
Kita mengenal dua macam kontak dilihat dr caranya, yakni kontak eksklusif & kontak tak eksklusif.
a) Kontak pribadi terjadi dengan-cara fisik. Misalnya dgn berbicara, tersenyum, atau bahasa gerak (instruksi).
b) Kontak tak langsung terjadi lewat media atau mediator tertentu, mirip pesawat telepon, radio, televisi, telegram, surat, & lain-lain.
2) Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, kita mengenal tiga macam kontak, yaitu kontak antarindividu, antara individu dgn kelompok, & antara kelompok dgn kelompok.
a) Kontak antarindividu, contohnya langkah-langkah seorang anak mempelajari kebiasaan-kebiasaan dlm keluarganya.
b) Kontak antara kelompok dgn kalangan, misalnya pertarungan bola voli antarsiswa Sekolah Menengan Atas se-Jakarta.
c) Kontak antara individu dgn kalangan, contohnya langkah-langkah seorang guru yg sedang mengajar siswanya supaya mereka mempunyai persepsi yg sama perihal suatu persoalan. Contohnya guru tari yg melatih beberapa murid, sehingga terjadi persamaan gerak di antara mereka.
3) Berdasarkan Bentuk
Dilihat dr bentuknya, kita mengenal dua macam kontak, yakni kontak positif & kontak negatif.
a) Kontak positif mengarah pada suatu kerja sama. Misalnya seorang penjualmelayani pelanggannya dgn baik & si konsumen merasa puas dlm transaksi tersebut.
b) Kontak negatif mengarah pada suatu kontradiksi, bahkan berakibat putusnya interaksi sebagaimana terlihat dlm perang Lebanon & Israel.
4) Berdasarkan Tingkat Hubungan
Menurut tingkat relevansinya, kita mengenal kontak primer & kontak sekunder.
a) Kontak primer terjadi apabila orang yg mengadakan hubungan pribadi berjumpa & bertatap paras . Misalnya orang yg saling berjabat tangan, saling melempar senyum, & sebagainya.
b) Kontak sekunder memerlukan suatu perantara atau media, bisa berupa orang atau alat. Selain itu pula mampu dilakukan dengan-cara pribadi & tak langsung. Kontak sekunder langsung contohnya berbicara melalui telepon.
Adapun contoh kontak sekunder tak pribadi dapat ananda pahami dr dongeng berikut ini. “Toni berkata pada Sigit bahwa Ani mengagumi permainannya selaku pemegang peran utama dlm pementasan sandiwara yg lalu. Ani mendapat ucapan terima kasih dr Sigit atas pujiannya lewat Toni”. Dari kisah tersebut mampu dikenali bahwa meskipun Toni sama sekali tak bertemu dgn Ani, tetapi di antara mereka sudah terjadi suatu kontak karena masing-masing memberi respon .
b. Komunikasi
Dalam berinteraksi dgn mitra-kawanmu, tentu ananda pula melaksanakan komunikasi. Apakah komunikasi itu? Komunikasi dapat diwujudkan dgn obrolan gerakgerik fisik, ataupun perasaan. Selanjutnya, dr sini timbul sikap & ungkapan perasaan, mirip senang, ragu, takut, atau menolak, bersahabat, & sebagainya yg merupakan reaksi atas pesan yg diterima. Saat ada agresi & reaksi itulah terjadi komunikasi. Kaprikornus, komunikasi yaitu tindakan seseorang menyampaikan pesan terhadap orang lain & orang lain itu memberi tafsiran atas sinyal tersebut serta mewujudkannya dlm perilaku.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa komunikasi hampir sama dgn kontak. Namun, adanya kontak belum tentu berarti terjadi komunikasi. Komunikasi menuntut adanya pemahaman makna atas suatu pesan & tujuan bersama antara masing-masing pihak.
Dalam komunikasi terdapat empat unsur, yakni pengirim, peserta, pesan, & umpan balik.
1) Pengirim (sender) atau yg biasa disebut communicator ialah pihak yg mengantarkan pesan pada orang lain.
2)  Penerima ( receiver) yg biasa disebut communicant yakni pihak yg mendapatkan pesan dr sender .
3) Pesan ( message) yakni isi atau gosip yg disampaikan pengirim pada peserta.
4) Umpan balik ( feed back) adalah reaksi dr peserta atas pesan yg diterima.
4. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial yg dijalankan manusia selaku anggota masyarakat pada hakikatnya mempunyai ciri-ciri berikut ini.
a. Jumlah pelaku lebih dr satu orang, artinya dlm suatu interaksi sosial, setidaknya ada dua orang yg sedang bertemu & mengadakan korelasi.
b. Ada komunikasi antarpelaku dgn memakai simbolsimbol, artinya dlm sebuah interaksi sosial di dalamnya terdapat proses tukar menukar berita atau biasa disebut dgn proses komunikasi dgn menggunakan kode atau tanda yg dimaknai dgn simbol-simbol yg hendak diungkapkan dlm komunikasi itu.
c. Ada dimensi waktu (masa lalu, masa kini, & masa mendatang) yg menentukan sifat agresi yg sedang berjalan, artinya dlm proses interaksi dibatasi oleh dimensi waktu sehingga mampu memilih sifat aksi yg sedang dikerjakan oleh orang-orang yg terlibat dlm interaksi.
d. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dr sama atau tidaknya tujuan tersebut dgn yg diperkirakan oleh pengamat, artinya dlm sebuah interaksi sosial, orang-orang yg terlibat di dalamnya mempunyai tujuan yg diharapkan oleh mereka. Apakah untuk menggali berita, atau sekedar beramah-tamah atau yg yang lain.
5. Faktor-Faktor yg Mendasari Interaksi Sosial
Interaksi yg terjadi di penduduk didasarkan pada banyak sekali faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, & empati. Faktor-faktor tersebut mampu bergerak sendiri-sendiri dengan-cara terpisah ataupun saling berkaitan.
a. Imitasi
Imitasi merupakan suatu langkah-langkah meniru sikap, tingkah laris, atau penampilan orang lain. Tindakan ini pertama kali dilaksanakan manusia di dlm keluarga dgn menggandakan kebiasaan-kebiasaan anggota keluarga yg lain, terutama orang tuanya. Imitasi akan terus meningkat ke lingkungan yg lebih luas, yakni penduduk . Dewasa ini proses artifisial dlm masyarakat kian cepat dgn berkembangnya media masa, seperti televisi & radio. Dalam interaksi sosial, palsu mampu bersifat positif, apabila mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah & nilai-nilai yg berlaku sehingga tercipta keselarasan & keteraturan sosial.
Namun, palsu pula dapat besar lengan berkuasa negatif, apabila yg dicontoh itu ialah sikap-perilaku menyimpang. Akibatnya berbagai penyimpangan sosial terjadi di masyarakat yg mampu melemahkan sendi-sendi kehidupan sosial budaya. Imitasi yg berlebihan dapat melemahkan bahkan mematikan daya kreativitas insan.
b. Sugesti
Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang pada orang lain dgn cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau imbas tersebut tanpa berpikir dengan-cara kritis & rasional. Sugesti terjadi karena pihak yg mendapatkan usulan itu tergugah dengan-cara emosional & biasanya emosi ini menghalangi daya pikir rasionalnya.
Sugesti biasanya dilaksanakan dr orang-orang yg berwibawa, mempunyai sifat absolut, atau golongan dominan dlm masyarakat. Selain itu pula dapat dilaksanakan oleh orang renta atau orang remaja pada anak-anak, maupun iklan di banyak sekali media massa. Contohnya seorang dokter anak yg membujuk atau memengaruhi pasiennya untuk minum obat supaya cepat sembuh.
c. Identifikasi
Identifikasi yaitu kecenderungan atau harapan dlm diri seseorang untuk menjadi ‘sama’ dgn orang lain yg menjadi idolanya. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dr artifisial & sugesti. Dengan identifikasi seseorang mencoba menempatkan diri dlm kondisi orang lain, atau ‘mengidentikkan’ dirinya dgn orang lain. Proses identifikasi ini tak hanya menggandakan pada perilakunya saja, bahkan mendapatkan keyakinan & nilai yg dianut orang lain tersebut menjadi keyakinan & nilainya sendiri. Kaprikornus, proses identifikasi mampu membentuk kepribadian seseorang.
Bagaimana identifikasi berlangsung? Proses identifikasi berjalan dlm suatu kondisi di mana seseorang yg melaksanakan identifikasi sungguh-sungguh mengenal orang lain yg menjadi tokoh atau idolanya, baik dengan-cara pribadi maupun tak langsung (melalui televisi). Contohnya seorang remaja yg mengganti penampilannya, mulai dr cara berpakaian, cara mengatakan, & model rambut sesuai dgn artis idolanya. Ia mengidentifikasikan dirinya dgn artis tersebut.
d. Simpati
Simpati adalah perasaan ‘tertarik’ yg timbul dlm diri seseorang & kemampuan untuk mencicipi diri kita seolaholah berada dlm kondisi orang lain. Simpati bisa disampaikan pada seseorang, kelompok, atau institusi. Dalam simpati seseorang ikut larut merasakan apa yg dialami, dilaksanakan, & diderita oleh orang lain. Misalnya kita merasa sedih menyaksikan penderitaan saudara-saudara kita yg tertimpa musibah gempa & tsunami di daerah Pangandaran, Tasikmalaya, Jawa Barat.
e. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, efek yg diberikan oleh individu pada individu lain, sehingga individu yg diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yg diberikan itu dengan-cara kritis, rasional, & penuh rasa tanggung jawab. Motivasi pula mampu diberikan oleh individu pada golongan, kelompok pada kalangan, atau bahkan kalangan pada individu. Contohnya untuk memotivasi semangat berguru siswanya, seorang guru memperlihatkan tugas-peran yg berhubungan dgn materi yg sudah disampaikan.
f. Empati
Empati yakni proses kejiwaan seseorang untuk larut dlm perasaan orang lain, baik suka maupun duka. Contohnya apabila ananda menyaksikan orang bau tanah temanmu meninggal dunia. Kamu tentu ikut merasakan penderitaan & kesedihan temanmu. Kamu seperti pula ikut merasakan kehilangan seperti yg dicicipi oleh temanmu.
6. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin & Gillin, ada dua macam proses sosial yg timbul akibat interaksi sosial, yakni proses asosiatif & proses disosiatif.
a. Proses Asosiatif
Pada hakikatnya proses ini mempunyai kecenderungan untuk membuat masyarakat bersatu & meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok. Kita mengenal empat bentuk proses asosiatif, yakni kolaborasi, fasilitas, asimilasi, & akulturasi.
1) Kerja Sama ( Cooperation )
Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yg pokok. Kerja sama dilaksanakan oleh insan dlm masyarakat dgn tujuan biar kepentingannya lebih mudah tercapai. Kerja sama merupakan suatu usaha bareng antarpribadi atau antarkelompok insan untuk meraih satu atau beberapa tujuan bareng . Kerja sama dilaksanakan sejak manusia berinteraksi dgn sesamanya, yg dimulai dlm kehidupan keluarga kemudian meningkat dlm lingkungan yg lebih luas, yaitu penduduk . Kerja sama dlm masyarakat muncul karena adanya beberapa suasana tertentu mirip berikut ini.
a) Adanya keadaan alam yg kurang bersahabat, mirip terjadinya bencana.
b) Musuh bareng yg datang dr luar wilayah.
c) Pekerjaan yg membutuhkan banyak tenaga kerja.
d) Kegiatan keagamaan yg sakral.
Kita mengenal beberapa bentuk kerja sama dlm masyarakat, yaitu tawar menawar, kooptasi, koalisi, & usaha patungan.
a)  Tawar menawar (bargaining) yaitu perjanjian atau persetujuan antara pihak-pihak yg mengikat diri atau bersengketa lewat perdebatan, pemberian seruan, & lain-lain.
b)  Kooptasi (cooptation) yakni proses penerimaan unsur-unsur gres oleh pemimpin suatu organisasi selaku salah satu usaha untuk menghindari terjadinya keguncangan atau kekacauan dlm sebuah organisasi.
c)  Koalisi (coalition) ialah variasi antara dua organisasi atau lebih yg mempunyai tujuan yg sama. Koalisi dapat menciptakan keadaan yg tak stabil untuk sementara waktu lantaran dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yg tak sama satu sama lain.
d)  Usaha patungan (join venture) adalah kerja sama dlm pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pembangunan jembatan layang, pembangunan hotel, & sebagainya.
2) Akomodasi ( Accomodation )
Akomodasi yakni suatu bentuk proses sosial yg di dalamnya terdapat dua atau lebih individu atau golongan yg berupaya untuk saling mengikuti keadaan, tak saling mengganggu dgn cara menangkal, meminimalkan, atau menghentikan ketegangan yg akan timbul atau yg sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).
Lalu, apakah tujuan dr kemudahan? Akomodasi bermaksud untuk berikut ini.
a) Mengurangi kontradiksi antara dua golongan atau individu.
b) Mencegah terjadinya suatu pertentangan dengan-cara temporer.
c) Memungkinkan terjadinya kerja sama antarindividu atau kelompok sosial.
d) Mengupayakan peleburan antara kalangan sosial yg berbeda (terpisah), contohnya lewat perkawinan adonan (amalgamasi).
Adapun bentuk-bentuk fasilitas yakni koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, ajudikasi, rasionalisasi, gencatan senjata, segregation, & dispasement .
a) Koersi (coercion) yaitu suatu bentuk akomodasi yg prosesnya dilakukan dgn paksaan. Artinya, ada pemaksaan kehendak oleh pihak tertentu terhadap pihak lain yg posisinya lebih rendah. Pelaksanaannya dapat dikerjakan dengan-cara fisik maupun dengan-cara psikologis.
b)  Kompromi (compromise) adalah suatu bentuk kemudahan di mana pihak-pihak yg terlibat saling mengurangi tuntutannya semoga tercapai suatu solusi pertengkaran yg ada.
c) Arbitrasi (arbitration) yakni suatu bentuk kemudahan yg menghadirkan pihak ketiga yg bersifat netral untuk meraih suatu solusi pertengkaran.
d)  Mediasi (mediation) , hampir sama dgn arbitrasi, tetapi pada mediasi pihak ketiga yg netral yg berfungsi sebagai penengah tak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan solusi pertengkaran di antara pihak-pihak yg berselisih.
e)  Konsiliasi (conciliation) yakni suatu usaha mempertemukan keinginan-harapan pihak-pihak yg bertikai demi tercapainya suatu kesepakatan bareng .
f)  Toleransi (tolerance) yakni suatu bentuk kemudahan tanpa kesepakatan formal. Kadang-kadang toleransi timbul dengan-cara tak sadar & tanpa direncanakan sebelumnya.
g)  Stalemate yakni suatu bentuk kemudahan, di mana pihak-pihak yg berlawanan, karena mempunyai kekuatan sepadan, berhenti pada suatu titik tertentu dlm melaksanakan pertentangannya.
h)  Ajudikasi (adjudication) adalah solusi perkara atau sengketa di pengadilan atau melalui jalur hukum.
i) Rasionalisasi adalah pemberian keterangan atau dalihyg kedengarannya rasional untuk membenarkan tindakan-langkah-langkah yg bahu-membahu akan dapat memunculkan pertentangan.
j)  Gencatan senjata (cease-fire) adalah penghentian sementara perkelahian karena ada satu hal yg mengharuskan perkelahian atau peperangan berhenti, contohnya pencucian mayit korban, adanya negosiasi perdamaian, & sebagainya
k)  Segregation yakni upaya untuk saling memisahkan diri & menghindar di antara pihak-pihak yg saling berlawanan dgn tujuan untuk meminimalkan ketegangan.
l)   Dispasement ialah usaha mengakhiri konflik dgn mengalihkan pada objek masing-masing.
3) Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses yg ditandai oleh adanya usaha-usaha untuk meminimalisir perbedaanperbedaan yg terdapat di antara individu-individu atau kalangan individu.
Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan terjadi apabila berikut ini.
a)   Ada golongan-kalangan yg berbeda kebudayaannya.
b)  Saling bergaul dengan-cara pribadi & intensif dlm waktu yg cukup  lama.
c) Kebudayaan dr kalangan-golongan tersebut masing-masing mengalami perubahan & saling beradaptasi.
Ada beberapa faktor yg mampu mempermudah atau mendorong terjadinya asimilasi, di antaranya yakni selaku berikut.
a) Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, & menerima unsur-unsur kebudayaan lain.
b) Kesempatan yg sepadan dlm bidang ekonomi yg mampu mengurangi adanya kecemburuan sosial.
c) Sikap menghargai orang abnormal dgn kebudayaannya.
d) Sikap terbuka dr golongan penguasa.
e) Adanya perkawinan campur dr golongan yg berlainan (amalgamasi).
f) Adanya musuh dr luar yg harus dihadapi bareng .
Selain itu ada pula beberapa faktor yg dapat menghambat atau memperlambat terjadinya asimilasi, yaitu sebagai berikut.
a) Perbedaan yg sangat mencolok, seperti perbedaan ras, teknologi, & perbedaan ekonomi.
b) Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran
kebudayaan lain yg sedang dihadapi.
c) Kecurigaan & kecemburuan sosial kepada kelompok lain.
d) Perasaan primordial, sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih baik dr kebudayaan bangsa atau kalangan yang lain.
4) Akulturasi ( Acculturation )
Di periode globalisasi kini ini yg ditandai dgn pesatnya arus isu & komunikasi antarnegara mengakibatkan batas antarnegara seolah-olah menjadi tak ada. Berbagai imbas dr suatu negara mampu dgn mudah masuk ke negara lain. Selain itu banyak sekali insiden atau insiden yg terjadi pada suatu negara dapat dgn cepat dikenali oleh negara lain. Dalam hal ini kita tak dapat menutup diri kepada aneka macam dampak, terutama unsur-unsur kebudayaan yg berasal dr negara lain. Masuknya unsur-unsur kebudayaan abnormal itu salah satunya dapat memunculkan suatu kondisi yg disebut akulturasi.
Akulturasi yakni suatu kondisi di mana unsur-unsur kebudayaan gila yg masuk lambat laun diterima & diolah ke dlm kebudayaan sendiri tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Dalam akulturasi kita mengenal unsur-unsur kebudayaan yg mudah diterima & unsur-unsur kebudayaan yg susah diterima. Unsur-unsur apa sajakah itu? Unsur-unsur kebudayaan yg gampang diterima dlm akulturasi di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Kebudayaan materiil, misalnya atap masjid Demak yg memakai model Meru mirip dlm agama Hindu.
b) Kebudayaan yg gampang diubahsuaikan dgn kondisi lokal, contohnya kesenian, olahraga, & hiburan.
c) Kebudayaan yg pengaruhnya kecil, misalnya versi busana, potongan rambut, bentuk rumah, versi sepatu & lain-lain.
d) Teknologi ekonomi yg bermanfaat & mudah dioperasionalkan, seperti traktor, mesin penghitung uang, komputerisasi di bidang akuntansi, & lain sebagainya.
Sementara itu, unsur-unsur kebudayaan yg sukar untuk diterima dlm akulturasi yakni selaku berikut.
a) Unsur kebudayaan yg menyangkut keyakinan, ideologi, falsafah atau religi suatu kelompok.
b) Unsur-unsur yg dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Misalnya kuliner pokok & sopan santun pada orang yg lebih bau tanah.
b. Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan sebuah proses yg cenderung menjinjing anggota masyarakat ke arah perpecahan & mengendorkan solidaritas di antara anggota-anggotanya.
Kita mengenal tiga bentuk proses disosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, & konflik.
1) Persaingan ( Competition )
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok mencari keuntungan lewat bidang-bidang kehidupan yg pada masa tertentu menjadi sentra perhatian lazim, tanpa memakai ancaman atau kekerasan. Persaingan mesti dilaksanakan dgn berpedoman pada nilai & norma yg berlaku dlm masyarakat. Hal-hal yg mampu menimbulkan terjadinya kompetisi atau kompetisi antara lain selaku berikut.
a) Perbedaan pendapat mengenai hal yg sungguh fundamental.
b) Perselisihan paham yg mengusik harga diri & kebanggaan masing-masing pihak yg ditonjolkan.
c) Keinginan kepada sesuatu yg jumlahnya sangat terbatas atau menjadi sentra perhatian lazim.
d) Perbedaan metode nilai & norma dr kelompok masyarakat.
e) Perbedaan kepentingan politik kenegaraan, baik dlm negeri maupun mancanegara.
2) Kontravensi ( Contravention )
Kontravensi ialah suatu proses komunikasi antarmanusia, di mana antara pihak yg satu dgn pihak yg lain sudah terdapat benih ketidaksesuaian, namun di antara pihak-pihak yg terlibat itu saling menyembunyikan sikap ketidaksesuaiannya. Namun apabila tak saling berhadapan, benih-benih ketidaksesuaian itu ditampakkan dengan-cara terperinci pada pihak ketiga. Biasanya kontravensi dikatakan pula sebagai suatu proses sosial yg berada di antara kompetisi & pertentangan.
Menurut Leopold Von Wiesse & Howard Becker, proses kontravensi itu bertingkat-tingkat hingga semakin mahir & hampir mendekati bentuk kompetisi & konflik. Tahukah ananda bagaimana tingkatan kontravensi itu?
Ada lima tingkatan kontravensi, yakni general contravention, medial contravention, intensive contra vention, misterious contravention, & tactical contravention.
a) General contravention, misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, langkah-langkah menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, & mengacaukan planning pihak lain.
b) Medial contravention, umpamanya menyangkal pernyataan orang lain di tampang umum, memaki-maki orang lain, mencerca, memfitnah dgn melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, & seterusnya.
c) Intensive contravention, misalnya menghasut, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak lain, & lain sebagainya.
d) Misterious contravention, umpamanya membuka diam-diam pihak lain pada pihak ketiga, berkhianat, & lainlain.
e) Tactical contravention, misalnya mengejutkan lawan, mengusik atau membingungkan pihak musuh dengan-cara sembunyi.
Kita mengenal tiga tipe kontravensi, yakni kontravensi antargenerasi, kontravensi antarkelompok, & kontravensi jenis kelamin.
a) Kontravensi antargenerasi, contohnya perbedaan pertimbangan antara golongan renta dgn golongan muda mengenai masuknya unsur-unsur budaya asing.
b) Kontravensi antarkelompok, misalnya perbedaan kepentingan antara golongan mayoritas & golongan minoritas.
c) Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan usulan antara golongan pria & wanita tentang cuti hamil & melahirkan.
3) Konflik ( Conflict )
Istilah ‘konflik’ berasal dr kata Latin ‘configere’ yg berarti saling menghantam. Dalam pengertian sosiologi, pertentangan mampu didefinisikan selaku suatu proses sosial di mana dua orang atau kelompok berupaya menyingkirkan pihak lain dgn jalan merusak atau membuatnya tak berdaya.
Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik yaitu usaha untuk memperoleh hal-hal yg langka mirip nilai, status, kekuasaan, & sebagainya, di mana tujuan mereka yg berkonflik itu tak cuma untuk memperoleh laba, tetapi pula untuk menundukkan pesaingnya. Konflik merupakan kondisi yg masuk akal dlm setiap penduduk . Tidak ada orang atau penduduk yg tak pernah mengalami konflik dlm hidupnya.
a) Sebab-Sebab Terjadinya Konflik
Hal-hal yg mampu memunculkan terjadinya pertentangan antara lain sebagai berikut.
(1) Adanya perbedaan kepribadian di antara mereka yg terlibat konflik, akhir adanya perbedaan latar belakang kebudayaan.
(2) Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu yg satu dgn individu yg lain.
(3) Adanya perbedaan kepentingan individu atau golongan di antara mereka.
(4) Adanya pergantian-perubahan sosial yg cepat dlm penduduk lantaran adanya pergantian nilai atau tata cara yg berlaku.
b) Akibat Konflik
Konflik dapat mengakibatkan hal yg positif maupun hal yg negatif. Hal itu tergantung apa
bentuk pertentangan itu & dr mana kita memandangnya
Secara umum pertentangan dapat memunculkan balasan berikut ini.
(1) Bertambah kuatnya rasa solidaritas di antara sesama anggota kelompok. Hal ini biasanya
dicapai apabila terjadi pertentangan antarkelompok dlm masyarakat.
(2) Hancur atau retaknya kesatuan golongan. Hal ini biasanya muncul dr konflik yg terjadi di
antara anggota dlm suatu kalangan.
(3) Adanya pergeseran kepribadian individu.
(4) Hancurnya harta benda & jatuhnya korban manusia.
c) Cara Pemecahan Konflik
Selain cara-cara kemudahan yg sudah kita bahas bareng di muka, masih ada beberapa cara yg mampu digunakan untuk memecahkan atau menuntaskan pertentangan, di antaranya elimination, subjugation atau domination, majority rule, minority consent, & integrasi.
(1) Elimination, berarti pengunduran diri salah satu pihak yg terlibat dlm konflik antara lain,
dengan ucapan ‘kami mengalah’, ‘kami mundur’, ‘kami keluar’, & sebagainya.
(2) Subjugation atau domination, berarti orang atau pihak yg mempunyai kekuatan terbesar mampu memaksa orang atau pihak lain untuk menaatinya, utamanya pihak yg lemah.
(3) Majority rule, berarti suara terbanyak yg ditentukan lewat pemungutan suara atau voting yg akan menentukan keputusan tanpa memikirkan alasan.
(4) Minority consent, berarti ada kalangan mayoritas yg menang, namun kelompok minoritas tak merasa dikalahkan & menerima keputusan, serta sepakat untuk melaksanakan kegiatan bersama.
(5) Integrasi, berarti pendapat-pendapat yg bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, & ditelaah kembali sampai kelompok yg saling berlawanan meraih suatu keputusan yg membuat puas bagi semua pihak.
d) Bentuk-Bentuk Konflik
Di dlm kehidupan masyarakat, terdapat beberapa bentuk pertentangan, yakni pertentangan pribadi, politik, rasial, antarkelas sosial, & pertentangan yg bersifat internasional.
(1) Konflik pribadi yakni pertentangan yg terjadi di antara individu karena duduk perkara-persoalan pribadi. Misalnya individu yg terlibat utang, atau problem pembagian warisan dlm keluarga.
(2) Konflik politik ialah pertentangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas usaha, & citacita politik. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada ketika kampanye.
(3) Konflik rasial yaitu konflik yg terjadi di antara golongan ras yg berbeda karena kepentingan & kebudayaan yg saling bertabrakan. Misalnya konflik antarsuku yg terjadi di Timika, Papua.
(4) Konflik antarkelas sosial yakni konflik yg disebabkan hadirnya perbedaan-perbedaan kepentingan, misalnya pertentangan antara buruh dgn majikan.
(5) Konflik yg bersifat internasional ialah pertentangan yg melibatkan beberapa golongan negara (blok) lantaran perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya pertikaian negara Israel & Lebanon yg melibatkan beberapa negara besar.
7. Aturan-Aturan dlm Interaksi Sosial
Dalam kajian sosiologis, ada beberapa aturan mengenai interaksi sosial yg berlainan dgn faktor yg memengaruhi interaksi yg telah kita bahas di tampang. Karp & Yoels (1979) menyatakan tiga jenis aturan dlm interaksi sosial, yaitu aturan mengenai ruang, waktu, & gerak tubuh.
a. Aturan Mengenai Ruang
Karp & Yoels mendasarkan teorinya pada karya Edward T. Hall mengenai desain jarak sosial. Menurut Hall, dlm suasana sosial orang cenderung memakai empat macam jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, & jarak publik.
1) Jarak Intim (sekitar 0-45 cm)
Dalam jarak intim terjadi keterlibatan intensif pancaindera dgn tubuh orang lain. Contohnya dua orang yg melakukan olahraga jarak dekat, seperti sumo & gulat. Apabila seseorang terpaksa berada dlm jarak intim, seperti di dlm bus atau kereta api yg sarat sesak, ia akan berupaya sebisa mungkin menghindari kontak tubuh & kontak pandangan mata dgn orang di sekitarnya.
2) Jarak Pribadi (sekitar 45 cm-1,22 m)
Jarak pribadi cenderung dijumpai dlm interaksi antara orang yg bekerjasama dekat, mirip suami isteri atau ibu & anak.
3) Jarak Sosial (sekitar 1,22 m-3,66 m)
Dengan jarak sosial orang yg berinteraksi mampu berbicara dengan-cara wajar & tak saling menjamah. Contohnya interaksi di dlm pertemuan santai dgn sobat, guru, & sebagainya.
4) Jarak Publik (di atas 3,66 m)
Umumnya digunakan oleh orang yg harus tampil di depan lazim, seperti politisi & artis. Semakin besar jarak, kian keras pula bunyi yg mesti dikeluarkan.
b. Aturan Mengenai Waktu
Setiap penduduk mempunyai makna sendiri perihal waktu yg menertibkan interaksi seseorang dgn orang lain. Misalnya pada suatu masyarakat tertentu diketahui adanya ungkapan ‘jam karet’. Bagi mereka, keterlambatan kedatangan bus, pesawat, atau kereta api menjadi hal yg biasa. Namun apabila kondisi ini terjadi di negara maju, banyak kegiatan orang menjadi terganggu.
c. Aturan Mengenai Gerak Tubuh
Komunikasi nonverbal (tanpa menggunakan bahasa verbal maupun tulisan) merupakan bentuk komunikasi pertama bagi insan. Komunikasi ini kadang kala disadari atau tidak, dipakai seseorang untuk menyampaikan pesan dlm interaksinya dgn orang lain. Contohnya memicingkan mata, menjulurkan pengecap, mengangkat bahu, membungkukkan badan, menganggukkan kepala, mengerutkan dahi, mengangkat ibu jari, & yang lain. Namun demikian,
makna komunikasi ini bisa berbeda antara satu masyarakat dgn masyarakat lainnya. Oleh karena itu, komunikasi nonverbal cuma efektif dilakukan dlm interaksi antaranggota penduduk yg mempunyai pemaknaan yg sama kepada gerakan-gerakan tersebut.
8. Interaksi Sosial selaku Wujud Status & Peranan Sosial
Dalam interaksi manusia di penduduk , status & peranan individu bermakna yg penting. Mengapa? Karena langgengnya suatu penduduk tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan individu tersebut, kaitannya dgn status & peranan yg ada pada dirinya.
a. Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan yakni posisi sosial yg merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajibankewajiban & banyak sekali kegiatan lain, sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapanharapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dlm suatu kalangan atau masyarakat.
Menurut Ralph Linton, dlm kehidupan masyarakat dikenal tiga macam status, yakni ascribed status, achieved status, & assigned status .
1) Ascribed Status
Ascribed status adalah status yg diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial demikian biasanya diperoleh lantaran warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yg lahir dr lingkungan aristokrat, tanpa harus berupaya, ia sudah dgn sendirinya mempunyai status sebagai aristokrat.
2) Achieved Status
Status ini diperoleh lantaran suatu prestasi tertentu. Atau dgn kata lain status ini diperoleh seseorang dgn melaksanakan usaha-usaha yg disengaja untuk memburu serta meraih tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang mampu menjadi dokter sesudah menyanggupi persyaratanpersyaratan tertentu, mirip lulus selaku sarjana kedokteran.
3) Assigned Status
Assigned status yaitu status yg dimiliki seseorang lantaran jasa-jasanya kepada pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh forum, tubuh, atau kalangan tertentu. Misalnya gelar-gelar mirip jagoan revolusi, peraih kalpataru, & lainnya.
b. Peranan ( Role )
Dalam hidup bermasyarakat, selain mempunyai status yg merefleksikan kedudukanmu, ananda pula mempunyai peranan-peranan tertentu sesuai dgn status yg menempel pada dirimu. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan yakni sikap yg dibutuhkan oleh pihak lain dlm melaksanakan hak & keharusan sesuai dgn status yg dimilikinya. Misalnya di rumah ananda berstatus sebagai seorang anak yg mempunyai peranan untuk menaati & mematuhi hikmah orang bau tanah, menolong pekerjaan rumah orang renta, tak melanggar peraturan dlm keluarga, & lain-lain.
Interaksi sosial yg ada di dlm penduduk merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dlm penduduk . Ada tiga hal yg tercakup dlm peranan, yaitu selaku berikut.
1) Norma-norma yg dihubungkan dgn posisi atau kedudukan seseorang dlm penduduk .
2) Suatu desain tentang apa yg dapat dijalankan oleh individu dlm masyarakat selaku organisasi.
3) Perilaku individu yg penting bagi struktur sosial masyarakat.
9. Hubungan antara Tindakan & Interaksi Sosial
Tahukah kamu, bagaimana hubungan antara tindakan sosial dgn interaksi sosial? Merujuk pada pengertian tindakan sosial & interaksi sosial yg sudah kita bahas di muka memperlihatkan dgn jelas bahwa di antara keduanya mempunyai kekerabatan yg tak terpisahkan. Tindakan sosial yakni perbuatan yg dipengaruhi oleh orang lain untuk meraih tujuan & maksud tertentu, sedangkan interaksi sosial ialah korelasi yg terjadi sebagai akibat dr langkah-langkah individuindividu dlm penduduk .
Tidak semua tindakan yg dijalankan oleh insan dibilang selaku interaksi sosial. Misalnya gesekan yg terjadi di jalan raya. Tabrakan itu bukan merupakan interaksi sosial karena tak ada aksi & reaksi. Namun apabila sehabis terjadinya ukiran itu mereka saling menolong atau justru saling sabung, maka langkah-langkah itu menjadi interaksi sosial. Mengapa? Karena terjadi hubungan timbal balik yg disebabkan oleh adanya langkah-langkah (aksi) & tanggapan (reaksi) antara dua pihak. Tanpa langkah-langkah, tak mungkin ada kekerabatan. Jadi, tindakan merupakan syarat mutlak terbentuknya hubungan timbal balik atau interaksi sosial.
Ringkasan Materi Interaksi Sosial 
  1. 1.     Pengertian Interaksi Sosial
  Bukti Nilai Limit Trigonometri Tak Tentu

Interaksi sosial ialah korelasi-relasi dinamis yg menyangkut kekerabatan antara individu dgn individu, antara individu dgn kelompok, atau antara kelompok dgn golongan, baik berbentuk kerja sama, kompetisi, ataupun perkelahian.
  1. 2.     Jenis-jenis Interaksi Sosial

a.     Interaksi antara Individu dgn Individu
Pada dikala dua individu bertemu, walaupun tak melakukan kegiatan apa-apa, tetapi bekerjsama interaksi sosial sudah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yg mengakibatkan perubahan dlm diri masing-masing.
b.     Interaksi antara Kelompok dgn Kelompok
Interaksi jenis ini terjadi pada kalangan selaku satu-kesatuan, bukan selaku pribadi-pribadi anggota golongan yg bersangkutan. Maksudnya kepentingan individu dlm golongan merupakan satu-kesatuan yg berafiliasi dgn kepentingan individu dlm golongan lain.
c.      Interaksi antara Individu dgn Kelompok
Interaksi antara individu dgn kelompok memperlihatkan bahwa kepentingan individu berhadapan dgn kepentingan kelompok. Bentuk interaksi ini berlainan-beda sesuai dgn kondisi.
  1. 3.     Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

a.     Kontak Sosial
Dalam pengertian sosiologis, kontak merupakan gejala sosial, di mana orang dapat menyelenggarakan korelasi dgn pihak lain tanpa menyelenggarakan sentuhan fisik, contohnya berbicara dgn orang lain melalui telepon, surat, & sebagainya. Makara, kontak sosial merupakan aksi individu atau kelompok dlm bentuk instruksi yg mempunyai makna bagi si pelaku & si penerima, & si peserta membalas agresi itu dgn reaksi.  Adapun beberapa cara dlm melakukan kontak sosial selaku berikut.
1) Berdasarkan Cara
Kita mengenal dua macam kontak sosial dilihat dr caranya, yakni kontak pribadi & kontak tak pribadi.
2) Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, kita mengenal tiga macam kontak, yakni kontak antarindividu, antara individu dgn kalangan, & antara kelompok dgn golongan.
3) Berdasarkan Bentuk
Dilihat dr bentuknya, kita mengenal dua macam kontak, yaitu kontak positif & kontak negatif.
4) Berdasarkan Tingkat Hubungan
Menurut tingkat hubungannya, kontak sosial dibagi menjadi dua yaitu kontak primer & kontak sekunder.
b.     Komunikasi Sosial
Komunikasi yaitu langkah-langkah seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain & orang lain itu memberi tafsiran atas sinyal tersebut serta mewujudkannya dlm perilaku. Komunikasi dapat diwujudkan dgn pembicaraan gerakgerik fisik, ataupun perasaan.
Dalam komunikasi terdapat empat unsure, yaitu pengiriman, penerima, pesan & umpan balik.
c.      Tindakan Sosial
Tindakan sosial yakni tindakan seorang individu yg dapat mensugesti individu – individu yang lain dlm masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni sebagai berikut.
1)    Tindakan Rasional Instrumental:Tindakan yg dijalankan dgn memperhitungkan kesesuaian antara cara & tujuan.
2)    Tindakan Rasional Berorientasi nilai:Tindakan-langkah-langkah yg berkaitan dgn nilai-nilai dasar dlm masyarakat .
3)    Tindakan Tradisional:Tindakan  yg tak memperhitungkan pertimbangan Rasional.
4)    Tindakan Ofektif:Tindakan-langkah-langkah yg dijalankan oleh seorang/kelompok orang menurut perasaan/emosi.
  1. 4.     Ciri-ciri Interaksi Sosial
  Kata Kata Pelaut Lucu Bikin Ngakak Abiz

Interaksi sosial yg dijalankan manusia selaku anggota penduduk pada hakikatnya mempunyai ciri-ciri, yakni:(1) jumlah pelaku lebih dr satu orang, (2) ada komunikasi antarpelaku dgn menggunakan simbol-simbol, (3) ada dimensi waktu yg menentukan sifat aksi yg sedang berjalan, & (4) ada tujuan-tujuan tertentu.
  1. 5.     Faktor-faktor yg Mendasari Interaksi Sosial

a.     Imitasi
Imitasi merupakan suatu langkah-langkah menggandakan sikap, tingkah laris, atau tampilan orang lain.
b.     Sugesti
Sugesti adalah cara pemberian suatu persepsi atau efek oleh seseorang pada orang lain dgn cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti persepsi atau dampak tersebut tanpa berpikir dengan-cara kritis & rasional.
c.      Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dlm diri seseorang untuk menjadi ‘sama’ dgn orang lain yg menjadi idolanya.
d.     Simpati
Simpati ialah perasaan ‘tertarik’ yg timbul dlm diri seseorang & kesanggupan untuk mencicipi diri kita seolaholah berada dlm keadaan orang lain.
e.      Motivasi
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, dampak yg diberikan oleh individu pada individu lain, sehingga individu yg diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yg diberikan itu dengan-cara kritis, rasional, & penuh rasa tanggung jawab.
f.       Empati
Empati adalah proses kejiwaan seseorang untuk larut dlm perasaan orang lain, baik suka maupun duka.
  1. 6.     Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Menurut Gillin & Gillin, ada dua macam proses sosial yg timbul akibat interaksi sosial, yaitu proses asosiatif & proses disosiatif.
a.     Proses Asosiatif
Pada hakikatnya proses asosiatif mempunyai kecendrungan untuk menciptakan penduduk bersatu & meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok.
1)    Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama merupakan suatu usaha bareng antarpribadi atau antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bareng . Adapun beberapa bentuk kolaborasi dlm penduduk , yakni tawar menawar, kooptasi, koalisi, & usaha patungan.
2)    Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi yaitu suatu bentuk proses sosial yg di dalamnya terdapat dua atau lebih individu atau kalangan yg berupaya untuk saling beradaptasi, tak saling mengganggu dgn cara menangkal, meminimalisir, atau menghentikan ketegangan yg akan timbul atau yg sudah ada, sehingga tercapai kestabilan (keseimbangan).
Adapun bentuk-bentuk fasilitas yakni koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, ajudikasi, rasionalisasi, gencatan senjata, segregation, & dispasement .
3)    Asimilasi
Asimilasi merupakan sebuah proses yg ditandai oleh adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaanperbedaan yg terdapat di antara individu-individu atau kelompok individu.
4)    Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi adalah suatu keadaan di mana unsur-unsur kebudayaan aneh yg masuk lambat laun diterima & diolah ke dlm kebudayaan sendiri tanpa menimbulkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
b.     Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan suatu proses yg condong menjinjing anggota penduduk ke arah perpecahan & mengendorkan solidaritas di antara anggota-anggotanya.
1)    Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok mencari laba lewat bidang-bidang kehidupan yg pada masa tertentu menjadi pusat perhatian lazim, tanpa memakai bahaya atau kekerasan.
2)    Kontravensi (Contravention)
Kontravensi ialah suatu proses komunikasi antarmanusia, di mana antara pihak yg satu dgn pihak yg lain sudah terdapat benih ketidaksesuaian, namun di antara pihak-pihak yg terlibat itu saling menyembunyikan sikap ketidaksesuaiannya.
3)    Konflik (Conflict)
Konflik mampu didefinisikan sebagai suatu proses sosial di mana dua orang atau golongan berupaya menyingkirkan pihak lain dgn jalan menghancurkan atau menjadikannya tak berdaya.
  1. 7.     Aturan-aturan dlm Interaksi Sosial
  Pembuatan Limbah Industri Perhotelan Dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal)

Dalam kajian sosiologis, ada beberapa aturan mengenai interaksi sosial yg berbeda dgn faktor yg memengaruhi interaksi yg telah kita bahas di wajah. Karp & Yoels (1979) menyatakan tiga jenis aturan dlm interaksi sosial, yakni aturan mengenai ruang, waktu, & gerak tubuh.
  1. 8.     Interaksi Sosial selaku Wujud Status & Peranan Sosial

a.     Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan ialah posisi sosial yg merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajibankewajiban & aneka macam kegiatan lain, sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan cita-cita-impian. Menurut Ralph Linton, dlm kehidupan masyarakat dikenal tiga macam status, yakni ascribed status, achieved status, & assigned status .
b.     Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan yakni perilaku yg dibutuhkan oleh pihak lain dlm melaksanakan hak & kewajiban sesuai dgn status yg dimilikinya.
  1. 9.     Hubungan antara Tindakan & Interaksi Sosial

Merujuk pada pengertian langkah-langkah sosial & interaksi sosial yg sudah kita bahas di tampang menampilkan dgn terperinci bahwa di antara keduanya mempunyai relasi yg tak terpisahkan. Tindakan sosial ialah perbuatan yg dipengaruhi oleh orang lain untuk mencapai tujuan & maksud tertentu, sedangkan interaksi sosial yaitu hubungan yg terjadi selaku balasan dr langkah-langkah individuindividu dlm penduduk .
DAFTAR PUSTAKA
Fairest, Nabilah. 2010. “Interaksi Sosial”. Tersedia pada http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/47/sosiologi_-interaksi_sosial-?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem (diakses pada tanggal 17 Desember 2011)
Nitihardjo, Alfin. 2008. “Interaksi Sosial” Tersedia pada http://alfinnitihardjo.ohlog.com/interaksi-sosial.oh112676.html (diakses pada tanggal 17 Desember 2011)