Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia

Nama besar Soekarno diketahui tidak cuma di dalam negeri Indonesia, namun dia juga dikenal di aneka macam luar negeri, Ia memainkan peranan penting untuk kemerdekaan bangsa Indonesia supaya terbebas dari penjajahan dari bangsa aneh Belanda yang ingin menguasai tanah air sumber daya alam Indonesia. Ia juga merupakan salah satu tokoh dalam pergerakan nasional perjuangan bangsa Indonesia.

Soekarno ialah tokoh proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bareng Mohammad Hatta. Soekarno di angkat sebagai presiden pertama RI pada tahun 1945 sampai tahun 1967. Dari pemikirannya pula maka lahirlah ungkapan Pancasila yang dijadikan selaku dasar negara Indonesia. Selengkapnya wacana Soekarno presiden pertama republik Indonesia dibawah ini.

Profil Soekarno

Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901, dengan nama Kusno yang diberikan oleh orang tuanya. Akan tetapi, sebab beliau sering sakit maka dikala berumur sebelas tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam dongeng Bharata Yudha yakni Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” alasannya adalah dalam bahasa Jawa karakter “a” berubah menjadi “o” sedangkan awalan “su” memiliki arti “baik”.

Di lalu hari saat menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno alasannya adalah menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut yakni tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu tidak gampang untuk mengubah tanda tangan sesudah berumur 50 tahun. Sebutan bersahabat untuk Soekarno yakni Bung Karno.

Nama Lain Soekarno

Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi alasannya adalah dikala Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan mengajukan pertanyaan-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno? karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian penamaan di Indonesia, terutama nama Jawa, yang hanya memakai satu nama saja atau tidak mempunyai nama keluarga.

Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya saat menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan pinjaman nama Achmed di depan nama Soekarno, dilaksanakan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.

Dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia dijelaskan bahwa namanya hanya “Sukarno” saja, alasannya adalah dalam masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang terdiri satu kata.

Masa Kecil dan Masa Remaja

Soekarno dilahirkan dengan seorang ayah yang berjulukan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yakni Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu saat Raden Soekemi yang ialah seorang guru ditempatkan di SD Pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan darah biru dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. 

Mereka sudah memiliki seorang putri yang berjulukan Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bareng kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.

  Syaikh Nawawi Al-Bantani : Biografi Dan Karyanya

Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga kesudahannya dia pindah ke Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang diperintahkan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah kawasan ia melakukan pekerjaan . Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS). 

Pada tahun 1915, Soekarno sudah menuntaskan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia mampu diterima di HBS atas bantuan seorang mitra bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberi daerah tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya. 
Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam acara organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang dibuat sebagai organisasi dari Budi Utomo. 
Nama organisasi tersebut lalu ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian “Oetoesan Hindia” yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.

Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bareng Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, sesudah dua bulan dia meninggalkan kuliah, namun pada tahun 1922 mendaftar kembali dan simpulan pada tahun 1926. 

Soekarno dinyatakan lulus cobaan insinyur pada tanggal 25 Mei 1926 dan pada Dies Natalis ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli 1926 ia diwisuda bersama delapan belas insinyur yang lain. Prof. Jacob Clay sebagaiketua fakultas pada dikala itu menyatakan “Terutama penting insiden itu bagi kita alasannya adalah ada di antaranya 3 orang insinyur orang Jawa”. Mereka ialah Soekarno, Anwari, dan Soetedjo, disamping itu ada seorang lagi dari Minahasa adalah Johannes Alexander Henricus Ondang.

Saat di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang ialah anggota Sarekat Islam dan teman karib Tjokroaminoto. Di sana beliau berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Masa Sebagai Arsitek

Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga diketahui sebagai arsitek alumni dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1926.

Pekerjaan Awal Soekarno

Ir. Soekarno pada tahun 1926 mendirikan agen insinyur bersama Ir. Anwari, banyak melaksanakan rancang berdiri bangunan. Selanjutnya bersama Ir. Rooseno juga merancang dan membangun rumah-rumah dan jenis bangunan lainnya. Ketika dibuang di Bengkulu meluangkan mendesain beberapa rumah dan merenovasi total masjid Jami’ di tengah kota.

Pengaruh Terhadap Karya Arsitektur

Semasa menjabat selaku presiden, ada beberapa karya arsitektur yang dipengaruhi atau dicetuskan oleh Soekarno. Juga perjalanan secara maraton dari bulan Mei hingga Juli pada tahun 1956 ke negara-negara Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman Barat, dan Swiss. Membuat cakrawala alam pikir Soekarno semakin kaya dalam menata Indonesia secara holistik dan menampilkannya sebagai negara yang gres merdeka.

Soekarno membidik Jakarta selaku paras (wajah) Indonesia terkait beberapa acara berskala internasional yang diadakan di kota itu, namun juga merencanakan sebuah kota semenjak awal yang diharapkan selaku sentra pemerintahan pada kurun datang. 

Beberapa karya dipengaruhi oleh Soekarno atau atas perintah dan koordinasinya dengan beberapa arsitek mirip Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono, dibantu beberapa arsitek bau kencur untuk visualisasi. Beberapa desain arsitektural juga dibuat lewat sayembara, antara lain :

1. Masjid Istiqlal (1951)
2. Monumen Nasional (1960)
3. Gedung Conefo
4. Gedung Sarinah
5. Wisma Nusantara
6. Hotel Indonesia (1962)
7. Tugu Selamat Datang
8. Monumen Pembebasan Irian Barat
9. Patung Dirgantara

10. Tahun 1955 Ir. Soekarno menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan selaku seorang arsitek, Soekarno tergerak menunjukkan pertolongan ilham arsitektural terhadap pemerintah Arab Saudi supaya membuat bangunan untuk melakukan sa’i menjadi dua jalur dalam bangunan dua lantai. Pemerintah Arab Saudi hasilnya melakukan renovasi Masjidil Haram secara besar-besaran pada tahun 1966, termasuk pengerjaan lantai bertingkat bagi umat yang melaksanakan sa’i menjadi dua jalur dan lantai bertingkat untuk melakukan tawaf.

11. Rancangan skema Tata Ruang Kota Palangkaraya yang diresmikan pada tahun 1957

Karya Tulis Soekarno
  1. Pancasila dan Perdamaian Dunia
  2. Kepada Bangsaku : Karya-karya Bung Karno Pada Tahun 1926-1930-1933-1947-1957.
  3. Cindy Adams. (1965). Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
  4. Pantja Sila Sebagai Dasar Negara.
  5. Bung Karno Tentang Marhaen Dan Proletar.
  6. Negara Nasional Dan Cita-Cita Islam: Kuliah Umum Presiden Soekarno.
  7. Mencapai Indonesia Merdeka.
  8. Lahirnya Pancasila
  9. Indonesia Menggugat: Pidato Pembelaan Bung Karno di Depan Pengadilan Kolonial.
  10. Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perjuangan Republik Indonesia.
  11. Indonesia Merdeka.
  12. Dibawah Bendera Revolusi Jilid 1. (kumpulan esai)
  13. Dibawah Bendera Revolusi Jilid 2. (kumpulan esai)
  14. Amanat Penegasan Presiden Soekarno Didepan Sidang Istimewa Depernas Tanggal 9 Djanuari 1960.
  15. Tjamkan Pantja Sila ! : Pantja Sila Dasar Falsafah Negara.
  16. Komando Presiden/Pemimpin Besar Revolusi: Bersiap-sedialah Menerima Tugas untuk Menjelamatkan R.I. dan untuk Mengganjang “Malaysia”!
  17. Wedjangan Revolusi.
  18. Tjapailah Bintang-Bintang di Langit: Tahun Berdikari.
  19. Pantja Azimat Revolusi.
Akhir Hayat Soekarno

Kesehatan Soekarno telah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, dia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan supaya ginjal kiri Soekarno diangkat, namun ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.

Ia bertahan selama 5 tahun sebelum alhasil meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta dengan status selaku tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi.

  Kata-Kata Bijak Motivasi Jackie Chan, Quotes Seniman Bela Diri Modern
Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin kepada Soekarno sempat dilaksanakan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan. Tidak usang kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia dr. Roebiono Kertopati.
Komunike medis tersebut menyatakan hal selaku berikut:
Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Soekarno dalam kondisi tidak sadar dan lalu pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi kondisi kritis Soekarno sampai dikala meninggalnya.

Walaupun Soekarno pernah meminta biar dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, namun pemerintahan Presiden Soeharto menentukan Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai daerah pemakaman Soekarno. Hal tersebut ditetapkan melalui Keppres RI No. 44 tahun 1970.

Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari sehabis kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya. Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur upacara. Pemerintah lalu menetapkan abad berkabung selama tujuh hari.
Penghargaan
Semasa hidup, Ir. Soekarno menerima raihan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan mancanegara.
Demikian ulasan singkat wacana Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia yang menjadi salah satu proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Sebagai generasi bangsa pastinya harus mengenal siapa saja tokoh-tokoh bangsanya salah satunya adalah tentang Soekarno, sebagai materi pembelajaran untuk pertumbuhan bangsa Indonesia.
Sumber : Wikipedia