Smart ASN – Birokrasi pemerintah mengalami pergantian seiring dgn pertumbuhan zaman, harus senantiasa berganti menuju yg lebih baik. Transformasi dlm birokrasi pemerintah dianggap sebagai suatu keharusan yg harus dilaksanakan dlm aneka macam skala & kompleksitas. Terutama ketika kita menghubungkan transformasi ini dgn pertumbuhan teknologi & informasi, dgn hadirnya era revolusi industri 4.0.
Table of Contents
Transformasi Birokrasi di Industri 4.0
Jika kita menyaksikan kembali sejarah, abad pertama dr revolusi industri dimulai pada tahun 1784 yg ditandai dgn bikinan mekanis yg menggunakan tenaga air & uap. Kemudian bermetamorfosis revolusi industri kedua pada tahun 1870 yg ditandai dgn dimulainya produksi massal berdasarkan pembagian kerja, & revolusi industri ketiga pada tahun 1969 yg ditandai dgn penggunaan teknologi elektronik & berita untuk otomatisasi buatan.
234 tahun telah berlalu semenjak awal dr revolusi industri pertama, pada tahun 2018 dikenal kala revolusi industri 4.0. Ini adalah masa di mana industri akan lebih konsentrasi pada otomatisasi, dibantu oleh teknologi berita dlm proses implementasinya. Dalam kurun ini, keterlibatan manusia dlm proses industri mampu berkurang. Revolusi industri 4.0 ditandai dgn lima teknologi yg menjadi pilar utama dlm membuatkan industri yg siap digital, yakni Internet of Things, Big Data, Artificial Intelligence, Cloud Computing & Additive Manufacturing.
Tidak dapat dibantah bahwa pertumbuhan teknologi & revolusi industri menenteng efek yg besar pada banyak sekali sektor kehidupan, tergolong dlm sektor birokrasi pemerintahan. Salah satu dampaknya ialah, perkembangan kala Revolusi Industri 4.0 menuntut adanya kenaikan akuntabilitas & transparansi dr organisasi pemerintah serta responsif yg tinggi & cepat. Setiap organisasi atau instansi pemerintah pula dituntut untuk senantiasa mengembangkan penemuan, manajemen inovasi, & mengurus risiko serta integrasi organisasi dlm membangun kerja sama & sinergitas. Sebagai pegawanegeri pemerintah, ASN mesti mampu menanggapi kondisi ini dgn baik, dgn sosok ASN yg Smart. Ini bukan hanya soal akademis, alasannya adalah untuk menjadi seorang ASN, tentu sudah mengalami saringan yg ketat mirip melalui tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) & tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) yg dilaksanakan dgn basis komputer (Computer Assisted Test).
Pengertian Smart ASN
Seperti yg sudah disinggung sebelumnya, setiap ASN mesti dapat merespons perkembangan teknologi & gosip dgn kasatmata. Setiap ASN mesti mampu mengikuti keadaan dgn teknologi semoga kinerja pelayanan menjadi lebih cepat, akurat, & efisien. Untuk menanggulangi hal tersebut, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kementerian PAN & RB) sudah mencanangkan Kebijakan Manajemen ASN Menuju Smart ASN 2024. Melalui kebijakan ini, diinginkan mampu terbentuk suatu birokrasi yg bermutu dunia.
Dalam perjuangan untuk membentuk birokrasi yg berkualitas dunia, diinginkan setiap pegawai memiliki profil selaku Smart ASN, yg terdiri dr nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking, penguasaan teknologi gosip, bahasa asing & entrepreneurship. Seorang ASN yg ‘Smart’ pula diharapkan dapat berperan sebagai digital talent & digital leader yg mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.
Nasionalisme
Sebagai aparatur negara, mempunyai sikap nasionalisme yakni suatu kewajiban. Seorang ASN mesti memiliki sikap nasionalisme Pancasila, yg dapat diartikan selaku cinta kepada bangsa & tanah air Indonesia yg didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, setiap ASN harus dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan & Keadilan.
Integritas
Menurut Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 60 Tahun 2020 Tentang Pembangunan Integritas Pegawai Aparatur Sipil Negara, integritas diartikan sebagai konsistensi dlm bertingkah yg sesuai dgn nilai, norma dan/atau budpekerti organisasi, & jujur dlm korelasi dgn atasan, rekan kerja, bawahan pribadi, & pemangku kepentingan, serta bisa mendorong terciptanya budaya adab yg tinggi, bertanggung jawab atas langkah-langkah atau keputusan beserta risiko yg menyertainya. Pengembangan integritas ASN diukur lewat kejujuran, kepatuhan kepada peraturan perundang-usul, kemampuan bekerja sama; & dedikasi pada penduduk , bangsa & negara.
Wawasan Global
Upaya untuk membentuk ASN yg memiliki wawasan global merupakan pecahan penting dr pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk merealisasikan visi Presiden yakni terwujudnya Indonesia maju yg berdaulat, berdikari & berkepribadian berlandaskan gotong royong. Dengan memiliki pengetahuan global, diinginkan ASN dapat membangun pola pikir yg adaptif & mendukung kelonggaran & inovasi dlm melakukan tugasnya.
Hospitality (Keramahan)
ASN merupakan pramusaji penduduk , oleh sebab itu keramahan merupakan faktor penting yg harus dimilikinya. Hospitality atau keramahan yaitu sifat yg baik hati & mempesona kebijaksanaan bahasanya, serta manis dlm tutur katanya & sikapnya dlm melaksanakan peran, utamanya dlm memperlihatkan pelayanan prima pada masyarakat.
Networking (Jaringan)
Membangun & menjalin jaringan dgn orang atau organisasi lain sangat penting dikerjakan. Hal ini sebab sinergi dgn instansi atau orang lain akan mempermudah pegawapemerintah negara dlm menunjukkan pelayanan yg terbaik pada penduduk .
Penguasaan Teknologi
ASN harus mampu menggunakan & memanfaatkan teknologi berita yg kian meningkat dlm melaksanakan tugasnya. Pada dikala ini, penguasaan aplikasi perkantoran mirip Word, Excel, & Powerpoint sudah menjadi hal yg wajar bagi seorang pegawanegeri negara. Namun, penguasaan teknologi informasi yg lebih canggih mirip Cloud Computing & pengelolaan Big Data menjadi hal yg penting & harus dikuasai oleh seorang ASN, karena kedua teknologi ini merupakan pilar utama dr revolusi industri 4.0.
Menguasai Bahasa Asing
Sebagai pegawanegeri negara, seorang ASN harus mampu menguasai Bahasa Inggris minimal. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Selain itu, menguasai bahasa ajaib lain mirip Mandarin, Korea, atau Jepang mampu menjadi nilai tambah, alasannya Indonesia berada dlm koordinasi internasional ASEAN Plus Three yg terdiri dr negara-negara Asia Tenggara & tiga negara Asia Timur.
Entrepreneurship
Secara ringkas, jiwa kewirausahaan yg harus dimiliki oleh ASN adalah sikap yg berani, inovatif, inovatif, tak mudah mengalah, & cerdas dlm membuat potensi . Hal ini pula mesti dipraktekkan dlm ajaran ihwal masa depan penduduk & menjinjing kemakmuran bagi masyarakat.
Kesimpulan
Dalam upaya membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yg bermutu & siap menghadapi kurun revolusi industri 4.0, dibutuhkan kompetensi yg meliputi nasionalisme, integritas, wawasan global, keramahan, networking, penguasaan teknologi isu, bahasa abnormal & kewirausahaan. Pengembangan kompetensi ini dikehendaki mampu menolong ASN dlm menunjukkan pelayanan yg cepat, akurat & efisien serta bisa membuat budaya akhlak tinggi dlm organisasi.
Semoga bermanfaat
Referensi
ANSHARI SHALEH ISMAIL, A. N. S. H. A. R. I. (2020). SMART ASN (Doctoral dissertation, Politeknik STIA LAN Makassar).
Ayuningtyas, A. (2022). PENGEMBANGAN SUMBER DAYA APARATUR MENUJU ERA SMART ASN. TheJournalish: Social and Government, 3(4), 255-266.
Faedlulloh, D., Maarif, S., Meutia, I. F., & Yulianti, D. (2020). Birokrasi & Revolusi Industri 4.0: Mencegah Smart ASN menjadi Mitos dlm Agenda Reformasi Birokrasi Indonesia. Jurnal Borneo Administrator, 16(3), 313-336.
Pariq, S. (2021). Strengthening the Role of Widyaiswara in Improving the Quality of Human Resources Towards the Smart ASN 4.0 Concept. Jurnal Prajaiswara, 2(2), 137-151.