BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah minat baca hingga saat ini masih menjadi tema yg cukup konkret. Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah & diskusi oleh para pemerhati & para pakar yg peduli kepada perkembangan minat baca di Indonesia. Namun hasil dr pertemuan-pertemuan ilmiah tersebut belum menunjukkan suatu rekomendasi yg sempurna bagi perkembangan yg signifikan terhadap minat baca masyarakat. Permasalahan yg dicicipi oleh bangsa Indonesia sampai saat ini yakni adanya data berdasarkan temuan observasi & pengamatan yg memperlihatkan bahwa minat baca penduduk Indonesia relatif masih sangat minim. Ada beberapa indikator yg memperlihatkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Rendahnya budaya membaca ini pula dirasakan pada pelajar & mahasiswa. Perpustakaan di sekolah/kampus yg ada jarang dimanfaatkan dengan-cara maksimal oleh siswa/mahasiswa. Demikian pula perpustakaan umum yg ada di setiap kota/kabupaten yg tersebar di nusantara ini, pengunjungnya relatif tak terlalu banyak menunjukkan bahwa penduduk Indonesia belum mempunyai budaya membaca. Sehingga masuk akal apabila Indeks Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia pula rendah.
Upaya menumbuhkan minat baca bukannya tak dilaksanakan. Pemerintah lewat lembaga yg berhubungan telah mencanangkan acara minat baca. Hanya saja yg dilakukan oleh pemerintah maupun institusi swasta untuk menumbuhkan minat baca belum maksimal. Oleh alasannya adalah itu, supaya bangsa Indonesia dapat memburu pertumbuhan yg sudah dicapai oleh negara-negara tetangga, perlu menumbuhkan minat baca semenjak dini. Sejak mereka mulai dapat membaca. Dengan menumbuhkan minat baca sejak belum dewasa masih dini, dikehendaki budaya membaca masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.
Seiring dgn perkembangan zaman serta Ilmu Pengetahuan & Teknologi, maka kita dituntut untuk terus mengadakan pembaharuan disegala lini kehidupan. Terutama yg bersinggungan pribadi dgn perkembangan ilmu wawasan, dimana dlm Sistem yg ada di dlm pendidikan mesti terus mengadakan pergeseran kearah yg positif. Berbagai teknik pembelajaran, baik itu sistem, pendekatan, maupun tata cara atau hukum dlm pembelajaran banyak dirancang untuk menciptakan transfer ilmu pengetahuan dr guru ke siswa yg lebih maksimal. Hakikat pembelajaran sebenarnya yakni memberi rasa nyaman & betah siswa (anak didik) dlm mendapatkan pelajaran.
Tuntutan perubahan menuntut kesiapan guru bahasa Indonesia di sekolah dasar untuk siap memperlihatkan pengertian dasar pada siswa. Sehingga pengajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar (SD) perlu diperkaya dgn aneka macam inovasi pengajaran untuk mengembangkan penguasaan siswa terhadap beberapa bagian dlm pengajaran bahasa Indonesia, yakni membaca, berbicara, menyimak , & menulis. Beberapa bagian dlm pengajaran bahasa Indonesia ini sangat penting untuk dikuasai siswa sebelum terjun ke lingkungan masyarakat yg lebih kompleks.
Kesiapan guru mata pelajaran & pembelajaran yg kondusif semakin menjadi permintaan keharusan tatkala timbul banyak sekali problematika membaca siswa di sekolah. Fakta rendahnya kesanggupan membaca siswa di setiap sekolah mampu diamati di banyak sekali media informasi, menurut salah satu sumber yg penulis kutip (Idonesia Buku.com/07-04-2010) dikemukakan Kemampuan membaca siswa sekolah di tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) dikala ini memiliki kecenderungan rendah. Lemahnya kesanggupan membaca siswa SD/MI layak disangka alasannya adalah lemahnya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran membaca. Salah satu penelitian yg mengungkap lemahnya kemampuan siswa, dlm hal ini siswa kelas IV SD/MI, ialah observasi Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), yaitu studi internasional dlm bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yg disponsori oleh The International Association for the Evaluation Achievement. Hasil studi memperlihatkan bahwa rata-rata anak Indonesia berada pada urutan keempat dr bawah dr 45 negara di dunia.
Di sekolah dasar, pengajaran membaca merupakan salah satu aspek pokok pengajaran bahasa & sastra Indonesia. Salah satu tujuannya supaya siswa memiliki hobi & mempergunakan dlm kehidupan sehari-hari, bahkan membaca merupakan faktor penentu bagi keberhasilan mencar ilmu seseorang. Membaca merupakan salah satu dr empat keahlian bahasa yg tak kalah pentingnya dgn keterampilan yg lain. Kita pahami bahwa pada masa kini ini banyak buku, majalah, koran serta goresan pena yg berupa lain sebagai penyampai informasi. Untuk itu keterampilan membaca sungguh diharapkan untuk mengerti informasi atau isi pesan yg ada dlm teks bacaan.
Perlu diketahui bahwa pada dasarnya membaca tak cuma sekadar meyuarakan bunyi-suara bahasa atau mencari arti kata-kata sulit dlm suatu teks bacaan, tetapi lebih dr itu, membaca melibatkan pengertian mengetahui apa yg dibacanya, apa maksudnya, & apa implikasinya. Bayangkan, jikalau seorang anak (SD) cuma bisa melafalkan kata-kata tanpa bisa memahami apa maksud dr kata-katanya maka aktivitas yg dilakukannya kurang berarti.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dgn uraian latar belakang di atas, maka rumusan persoalan dlm observasi ini terfokus pada “Bagaimanakah memajukan kesanggupan membaca melalui sistem pembelajaran membaca kritis di kelas V Sekolah Dasar Neg. 8 Pulau Laiya Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkep?”
Untuk model lengkap, silahkan download skripsi dlm format PDF melalui link di bawah.
INFO:
Password: wargamasyarakat.wargamasyarakat.com