Sk Trimurti Jurnalis Legendaris


Nama SK Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia SK Trimurti Jurnalis Legendaris
Sk Trimurti 

Nama SK Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia. Dia adalah wartawan senior yang hidup tiga zaman. Pada zaman penjajahan Belanda, Ia sudah menjalani hidup di bui (1936-1943) alasannya adalah idealisme dan karya jurnalistiknya.

Nama Soerastri Karma Trimurti (SK Trimurti) tercatat dalam sejarah usaha bangsa dan punya kawasan khusus dalam sejarah pergerakan perempuan. Putri pasangan R Ngabehi Salim Banjaransari dan RA Saparinten binti Mangunbisomo yang dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah, tanggal 11 Mei 1912 itu tertarik masuk ke dunia pergerakan sesudah menyimak pidato-pidato Bung Karno.

Ia mengikuti kursus kader yang diadakan Soekarno dan Partindo (Partai Indonesia) tahun 1933 sehabis lulus dari Tweede Indlandche School atau Sekolah Ongko Loro dan sempat mengajar. Ia menjadi pejuang militan, sampai dipenjarakan Belanda di Semarang tahun 1936 alasannya adalah berbagi pamflet antipenjajah.

Trimurti beralih karier dari mengajar ke jurnalisme sehabis ia dibebaskan dari penjara.Ia segera menjadi terkenal di kalangan jurnalistik dan anti-kolonial selaku wartawan kritis. Ia menggunakan nama samaran Karma dan Trimurti secara bergantian untuk menghindari delik pers pemerintahan kolonial Belanda dahulu.


Selama karier wartawannya, Trimurti bekerja untuk sejumlah surat kabar Indonesia, di antaranya Genderang,Bedung dan Pikiran Rakyat. Dia bersama suaminya juga mendirikan koran Pesat di Semarang yang terbit tiga kali sepekan dengan tiras 2 ribu eksemplar. Karena penghasilannya masih kecil, pasangan suami-istri itu terpaksa melaksanakan aneka macam pekerjaan, dari redaksi sampai urusan percetakan, dari distribusi dan penjualan sampai langganan.

Trimurti dan Sayuti Melik bergiliran masuk keluar penjara akhir goresan pena mereka mengkritik tajam pemerintah Hindia Belanda. Sayuti selaku bekas tahanan politik yang dibuang ke Boven Digul selalu dimata-matai dinas mata-mata Belanda (PID). Pada zaman pendudukan Jepang, Maret 1942 koran Pesat diberedel Jepang, Trimurti ditangkap Kempetai, Jepang juga meragukan Sayuti selaku orang komunis.

Pasca Kemerdekaan
Trimurti dikenal selaku penggagas yang gencar memperjuangkan hak-hak pekerja. Ia diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja Indonesia pertama selama rentang tahun 1947-1948 di bawah Perdana Menteri Amir Sjarifuddin.

  Suluk Wujil isinya menceritakan wejangan-wejangan salah satu wali sanga kepada Wujil. Wali sanga yang dimaksud adalah

Tahun 1956 beliau memimpin Gerakan Wanita Sedar (Gerwis), Cikal bakal Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Ia pernah diutus Dewan Perancang Nasional (kini Bappenas) ke Yugoslavia untuk mempelajari administrasi pekerja. Kegiatannya sampai usianya mendekati 80 tahun masih penuh. Ia bahkan ikut menandatangani petisi 50 tahun 1980.


S.K Trimurti wafat tanggal 20 Mei 2008 pada usia 96 tahun di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Indonesia. Sebuah upacara menghormati Trimurti sebagai satria kemerdekaan Indonesia digelar di Istana Negara di Jakarta Pusat sebelum Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Nama SK Trimurti begitu melegenda dalam dunia jurnalisme Indonesia. Dia adalah wartawan senior yang hidup tiga zaman. Pada zaman penjajahan Belanda, Ia telah menjalani hidup di bui (1936-1943) alasannya idealisme dan karya jurnalistiknya. Ia menerima penghargaan Bintang Mahaputra Tingkat V dari Presiden Soekarno.(Sumber)