Teori autoritarian dijelaskan melalui beberapa asumsi yang mencakup (1) hakikat wacana manusia, (2) hakikat penduduk dan negara, (3) korelasi manusia dengan negara, serta (4) hakikat pengetahuan dan kebenaran. Intinya teori autoritarian meyakini bahwa insan cuma akan meraih peluangterbaik dirinya dengan menjadi bab dari suatu penduduk . Negara ialah organisasi tertinggi dan memenangkan individu ataupun kelompok. Negara sebagai bentuk kolektivitas tertinggi dari masyarakat menempati hierarki tertinggi di atas semua insan. Manusia dalam negara autoritarian diandalkan memiliki perbedaan tingkat kemampuan mental dan intelektual. Adanya perbedaan ini perlu diwujudkan dalam sebuah struktur sosial yang menempatkan orang-orang bijak lebih tinggi posisinya dari insan awam. Orang-orang bijak tersebut berhak memilih apa itu wawasan dan kebenaran, yang lalu dijadikan standar kebenaran untuk manusia lainnya.
Pemikiran autoritarian banyak disokong dan dibenarkan oleh para filsuf dan pemikir besar di zamannya. Tokoh-tokoh seperti halnya Plato, Machiacvelli, Thomas Hobbes, dan Hegel, memiliki titik-titik konferensi yang menunjukkan santunan pada ajaran autoritarian. Pemonopolian penafsiran biasanya dipakai penguasa untuk memperkuat kekuasaannya alasannya adalah hak monopoli atas ideologi memungkinkannya memanfaatkan ideologi tersebut sebagai senjata ampuh untuk melumpuhkan atau menghancurkan semua orang yang mengkritik apalagi menentang kekuasaannya.
Penerapan Sistem Komunikasi Autoritarian
Sepanjang periode keenam belas sampai kedelapan belas, ada setidaknya empat bentuk piranti tata cara komunikasi autoritarian yang dijalankan sejumlah kerajaan atau negara monarki untuk mengontrol media massa. Pertama, bentuk-bentuk pengendalian yang dipraktekkan ialah lisensi atau apa yang disebut di Inggris pada kurun XV sampai kala XVII selaku patent, yaitu izin khusus untuk mencetak dan mempublikasikan brosur ataupun buku. Bentuk kedua ialah monopoli, yaitu jika kepemilikan media dalam sebuah kerajaan atau pemerintahan dibatasi cuma berada dalam tangan satu perusahaan atau pemilik. Bentuk kendali yang ketiga yaitu sensor, dimana setiap materi-materi yang akan dicetak atau dipublikasikan apalagi dahulu mesti dilaporkan kepada pihak pemerintah. Bentuk pengendalian yang keempat adalah melalui tuntutan aturan, yaitu dengan menjadikan penulis atau pemilik percetakan berada dibawah regulasi yang menghalangi ruang gerak mereka.
Contoh metode komunikasi otoriter yaitu apa yang dikembangkan oleh pemerintah nasionalis sosialis Jerman yang memerintah Jerman tahun 1933 sampai 1945 merupakan teladan klasik pemerintah sewenang-wenang yang condong bersifat fascis. Stasiun penyiaran diperlukan untuk bertanggung jawab sosial terhadap masyarakatnya. Pada titik tertentu pemerintah autoritarian melaksanakan bredel dan menutup stasiun penyiaran jika isi programnya dianggap tidak cocok dan mengganggu misi pemerintah.
Contoh lain yaitu tata cara komunikasi pada metode politik komunis. Dalam sistem media komunis perilaku yang didorong untuk direalisasikan ialah bekerja untuk kepentingan bersama, siap untuk membela dan mengabdi pada negara, serta memperluas pencapaian-pencapaian prestasi di bawah komunisme.
Saat ini semakin sedikit negara yang sepenuhnya menganut metode autoritarian, termasuk dalam mengatur media massa dalam negara mereka. Namun, data memberikan bahwa meskipun secara filosofis tidak ada lagi negara yang mengatakan dirinya menjalankan sistem autoritarian, namun dalam praktiknya cara-cara yang pada prinsipnya bersifat autoritarian tetap dilaksanakan dengan masing-masing pilihan kebijakan dan derajat kekuatan. Salah satu cara yang masih terus bertahan untuk menertibkan media massa yakni lewat tuntutan aturan.
Kekuatan dan Kelemahan Sistem Komunikasi Autoritarian
Beberapa kekuatan versi komunikasi autoritarian yaitu bahwa versi ini akan sangat efektif dalam melaksanakan mobilisasi ataupun penerimaan pandangan baru yang seragam perihal suatu konsep. Mereka yang tidak oke dan tak setuju dengan versi gosip tersebut akan dihindari sehingga pencapaian tujuan akan berlangsung secara lebih cepat dan efektif. Sistem komunikasi yang dikembangkan sungguh kondusif bagi terbentuknya masyarakat yang kokoh dengan ditandai oleh ketidak hadiran persepsi yang berlainan dalam banyak sekali duduk perkara penduduk . Stabilitas akan sungguh terjaga sebab isu-gosip yang potensial mengakibatkan pertentangan tak akan sampai pada masyarakat luas.
Kelemahan model komunikasi autoritarian adalah bahwa model ini sungguh merendahkan dan bahkan menindas harkat dan martabat insan. Dalam derajat tertentu penduduk akan selalu dihantui rasa takut, dicengkeram oleh teror mental dan terkurung dalam kesengsaraan penindasan. Model ini tak memberikan ruang perbedaan sama sekali sehingga bersifat kaku, beku, tak fleksibel alasannya menilai masyarakat yang menjadi objek komunikasi kurang pandai, dan tak mempunyai pertimbangan lain. Kelemahan fundamental teori sistem komunikasi autoritarian yaitu karena dia sungguh membatasi partisipasi masyarakat maka tujuan-tujuan negara cuma diputuskan oleh sekelompok elit penguasa saja. Dalam keadaan inilah lalu lahir relasi-hubungan terselubung pemerintah dengan pihak-pihak yang dipilihnya untuk melindungi kepentingannya.
Sumber referensi : Prajarto, Nunung (2016). Perbandingan Sistem Komunikasi (SKOM4434). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka