Sistem Budaya Masyarakat Tionghoa, Dan Ekonomi Sosial Keluarga

Apa yang menarik perihal pembelajaran perihal budaya keluarga, kebetulan mempelajari Tionghoa Hokkien baru – baru ini, begitu pula dengan  Tionghoa khek. Masing – masing mempunyai kepentingan sosial budaya di masyarakat yang hendak dipahami dengan adanya moralitas dan budbahasa dalam kehidupan sosial dikala ini.

Biasanya penduduk yang maju dengan adanya moralitas dan akhlak, maka mereka berperan dalam kehidupan sosial yang menempel pada kebudayaan lokal yang bagus. Kehidupan sosial, akan berada pada sebuah ruang sosial memerlukan aneka macam hal terkait dengan ekonomi.

Ada juga, ekonomi berperan dalam keluarga dikala mereka menguasainya, kadang kala semena – mena dalam kehidupan sosial mereka di penduduk , dengan bagaimana tentunya utamanya dalam bahasa, Kemudian, bahasa ada yang lembut dan kasar tergantung pada dialek pengguna dengan adanya bahasa itu maka diterangkan adanya bahasa lokal penduduk di sini Pontianak. Hal ini menerangkan aneka macam hal terkait dengan moralitas seksualitas di lingkungan keluarga.

Moralitas dan akhlak akan makin baik, dengan adanya pergeseran sosial yang pantas diketahui dengan adanya pergeseran perkotaan, dan Desa, yang menjadikan persaingan ekonomi berkembangsesuai dengan apek kehidupan budaya.

Dalam suatu masyarakat saat ini, dikala mengenal uang maka menempel dalam moralitas selaku insan, disini mempelajari keluarga di Pontianak tentunya mengasikan, kedudukan, kekuasaan dan yang lain terutama berafiliasi pada seskualitas.

Budaya aib menjadi baik, terhadap moralitas dan budaya di masyarakat tanpa terkecuali,  lazimnya mereka memerlukan ekonomi akan berada pada sistem duit yang menempel pada hasil seksualitas. Pada kelas sosial rendah sebelumnya, akan berada pada posisi penduduk tanpa disadari dengan adanya pergantian sosial yang ada sampai saat ini.

Ada juga, Tionghoa yang mau diketahui dengan pentingan ekonomi, dibandingkan dengan pendidikan hal ini layaknya terlekat pada kebutuhan sosial di masyarakat hingga pergantian kota yang berada pada keadaan masyarakat saat ini. Agama melekat pada keperluan sosial pada setiap spritualitas sosial, yang berada pada masalah masyarakatnya.

Masyarakat yang berada pada kondisi sosial akan berada pada relasi sosial, dan kehidupan budaya yang dikala ini terletak pada masalah penduduk , terutama pada sistem keluarga. Agama menjadi penting dalam menyaksikan aneka macam hal terkait moralitas dan adab sosial yang berada pada kepentingan masing – masing karakteristik anggota keluarga.

Maka, dengan demikian berbagai hal terkait pertentangan sosial, etnik, keluarga, dan perebutan sumber daya, serta mata pencahariaan, kepada aspek kompetisi ekonomi yang menyebabkan dilema kehancuran dalam sebuah keluarga yang berada pada aspek persaingan, dan kudeta umumitu terjadi. 

Pelajari sejarah keluarga, dengan masing – masing seni akan berlawanan dengan layaknya manusia tanpa kebijakan yang dibentuk dengan kasat mata. Biasanya orang dengan ekonomi yang sebelumnya rendah berada pada kompetisi keluarga akan berada pada posisi iktikad mereka sebelumnya.  

Sementara itu budaya aib hilang dalam tata cara keluarga dengan moralitas dan adab dalam kehidupan pada orang Tionghoa, dan orang Batak tidak berbeda jauh, dan agama sebelumnya Islam, dan Budha serta Konghucu, sebelumnya menguasai ekonomi. 1967 – 1999.

Sementara, permainan jiwa dilaksanakan dalam setiap agama, teruatam dalam psikologi ketika mereka mempunyai kehidupan politik yang rusak, kepada agama Katolik dan Nasrani serta Islam sebelumnya. Maka, mereka hidup untuk memilih berganti tidak menjadi apa – apa, akting dilakukan dalam setiap kesempatan, ketika telah mengkumpulkan aset dalam sistem ekonomi, khususnya di Jakarta dan Pontianak, versi masa sekarang.