Sinopsis Novel Kutahu Matiku Karya Nwi Palupi

Sinopsis Novel
“Kutahu Matiku”
Karya: Nwi Palupi

Klara adalah anak bapak Nata Sugara. Ibunya meninggal semenjak Klara duduk di dingklik kelas tiga sekolah dasar. Klara adalah seorang gadis yang sopan, taat beragama dan pintar. Klara sangat dekat dengan ayahnya, Klara dibimbing oleh pak Nata Sugara supaya menjadi anak yang berbakti dan taat terhadap Allah. Nata sugara ayah Klara ialah seorang ayah yang sangat mengasihi anaknya, bapak Nata Sugara mempunyai kekerabatan kedekatan yang sangat terhadap Allah. Sehingga proses kematiannya begitu baik. Proses itu sungguh dirasakan oleh Klara selaku anak yang menemaninya hingga akhir hayat. Klara lah yang melihat proses maut ayahnya. Sehingga sepeninggalan ayahnya Klara yakni orang yang paling merasa kehilangan.

Semenjak ayahnya meninggal Klara tinggal bareng Ibu Rukmi. Klara mengikuti ujian UMPTN. Tetapi, pengumumannya tidak kunjung datang. Klara mencicipi kian stress, sebab Klara sudah tidak mempunyai daerah mengembangkan lagi selain ayahnya. Berselang dengan waktu itu, Klara mengenal seorang perjaka yang bernama Galih, yang juga sobat dari sahabatnya yang benama Rani. Kehadiran Galih banyak memberikan perhatian kepada Klara. Namun, sebatas sahabat saja. Kepergian ayahnya yang telah sementara waktu berlalu ternyata masih menyimpan luka yang dalam buat Klara, sampai kesannya Klara mencoba untuk membunuh diri.

 Ibunya meninggal semenjak Klara duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar Sinopsis Novel Kutahu Matiku karya Nwi Palupi

Mendengar ada pengumuman cobaan UMPTN telah ada, Klara mencari nama-nama mahasiswa yang lulus di koran-koran. Dia berharap namanya berada dalam tataran nama yang tertulis di lembaran itu. Dan Klara ternyata lulus UMPTN di opsi kedua yakni makanisasi Insitut Pertanian Bogor. Demikian juga Galih beliau lulus di pilihan keduanya, adalah teknik sipil Universitas Briwijaya, Malang dan Rani lulus di jurusan akuntansi dengan universitas yang serupa dengan Galih.

Kelulusan Kalra di IPB membuatnya mesti meninggalkan kota Malang dan berpindah ke Bogor, dan meninggalkan Bu Rukmi yang selama ini merawat dan mengasuh Klara sejak ayahnya meninggal.

Klara menikmati keindahan kota Bogor yang mempunyai curah hujan tertinggi di seantero. Jarak antara kampus dan rumah Mbak Rosa lumayan jauh. Hingga Klara harus menyambung angkot hingga beberapa kali. Perjalanan ini Klara lalui selama satu setengah semester. Dan balasannya Klara telah tidak mampu lagi. Hingga Klara sering sakit-sakitan alasannya adalah capek.

Melihat keadaan keuangan dan perekonomian kakakya, Klara mempunyai ide untuk mencari pekerjaan. Kesana kemari Klara mencari pekerjaan namun tidak kunjung ada, alasannya adalah ijazah yang Klara gunakan yaitu ijazah SMU. Sedangkan Klara ingin paruh waku. Sehingga permasalahan perkuliahannyapun tidak terbengkalai. Hingga jadinya Klara diterima sebagai pengentri data di tata perjuangan fakultas. Klara telah mempunyai pekerjaan, dan pekerjaannya itulah yang menciptakan Klara sibuk. Tetapi Klara juga tetap memperhatikan persoalan kuliahnya. Dan seluruhnya berlangsung seiring. Hingga akhirya Klara berjumpa dengan pak Patah salah satu pembimbing olah pernafasan yang juga dari Malang. Pertemuannya dengan pak Patah menjadikannya lebih berfokus dalm bidang spiritual. Melalui bimbingan spiritual pak Patah, secara itens Klara melakoni pembersihan dan penyerahan diri kepada Allah.

  Sejarah Kehidupan Di Bumi ( Kala Prekambria )

Seiring perputaran bumi pada porosnya, beban hidup yang Klara rasakan pun bertahap rontok terterpa sapuan angin rohani. Dan itulah yang menjadikannya kian berdikari. Sekiranya ayahnya tidak meninggal, maka Klara tidak akan tahu bagaimana cara memaknai hidup agar lebih mempunyai arti.

Hari demi hari telah dilaluinya, sampai tak terasa telah kurang lebih dua tahun setengah Klara meninggalkan kota kelahirannya, kota Malang. Kedatangannya ke Malang kali ini lain, alasannya luka sesudah ditinggalkan oleh ayahnya tidak lagi terasa begitu membekas. Di Malang Klara dan kakaknya Rosa beserta keluarganya merayakan seribu hari ayahnya.

Klara telah berusia duapuluh dua tahun. Dia baru sadar bahwa dia berulang tahun dikala dia menerima telpon dari Singgih, abang Galih. Kehadiran Singgih dalam hari-harinya selama di Malang tidak membuat konsentrasinya di pekerjaan menjadi buyar. Dan karenanya gelar sarjananya pun telah didapatkannya.

Tekanan dari kakaknya Rosa untuk secepatnya menikah telah ada. Olehnya itu abang iparnya yang berjulukan Basuki memperkenalkan Klara dengan seorang bawahannya yang berjulukan Bowo. Dan dari perkenalan yang singkat itu Klara kesannya mendapatkan lamaran Bowo alasannya adalah kabar yang dinanti-nanti dari Singgih tidak kunjung datang.

Pernikahannya dengan Bowo tidak membuatnya senang. Karena Klara tidak menyayangi lelaki itu, Kalra masih berharap terhadap Singgih. Klara tidak rela tubuhnya ditiduri oleh orang yang tidak dicintainya. Gaya bercinta Bowo sungguh kasar membuatnya tidak betah, dan ternyata kenyataan yang harus diterima Klara bahwa ia bukan orang pertama yang disetubuhi oleh suaminya. Mendengar pengukuhan suaminya, Klara menjadi terguncang. Karena sakit hati, Klara akhirnya mengambil keputusan sepihak unutk memasang alat kontrasepsi tanpa sepengetahuan suaminya.

Menginjak usia perkawinan mereka yang sudah berusia tiga bulan, Bowo dipindah tugaskan ke Aceh, selaku pimpinan pasukan penjaga keselamatan Nanggroe Aceh, kawasan daerah terjadinya perseteruan antara NKRI dengan GAM. Semenjak suaminya bertugas, perhatian Mas Bowo tidak berubah. Dia selalu meghubungi Klara dan menyampaika kerinduannya. Hingga balasannya Klara merasakan adanya benih cinta yang muncul dari kasih sayang dan perhatian dari suaminya itu.

Jarak yang memisahkan mereka menciptakan Klara makin bertanya-tanya, karena kebiasaan Bowo menelfon dan mengabarinya tentang keadaannya di sana ternyata tidak lagi seperi dahulu. Klara mencicipi pergeseran suaminya. Dia mencoba introspeksi diri dengan sikapnya selama ini. Klara jadinya sering menghabiskan waktu yang dengan cuma memperbaiki korelasi kedekatannya terhadap Allah, dan memperbaiki dirinya. Merawat tubuhnya supaya ketika suaminya kembali ia akan memperlihatkan cinta dan kasih sayang yang telah beliau jaga selama suaminya berada di Aceh.

  Ada Apa Dengan Kreatifitas ?

Klara menetapkan untuk membuka spiralnya, agar ia mampu cepat-cepat dikaruniai anak. Inilah kado buat suaminya dikala pulang dari bertugas nanti. Klara menyadari bahwa ijab kabul yaitu bukan saja fasilitas untuk melepaska nafsu dan kebutuhan biologis saja, tetapi sarana untuk melaksanakan ibadah.

Akhirnya Mas Bowo pulang. Tetapi tidak pulang sendirian. Mas Bowo datang bersama istri yang dinikahinya selama beliau berada di Aceh. Kenyataaan ini sungguh menyakitkan buat Klara. Tetapi dia harus mendapatkannya dengan tabah dan tegar. Tidak jarang Klara mendapati suaminya bercinta dengan istrinya yang baru di rumahnya sendiri. Dan inilah kenyataaan yang harus diterima oleh Klara. Klara jadinya mengambil keputusan untuk bercerai dengan suaminya Bowo. Namun, dibalik kesediannya itu Klara berbangga karena telah sanggup menuntaskan studinya. Urusan perceraiannya dengan suaminya tidak begitu rumit, alasannya adalah Mas Bowo sudah memperlihatkan fasilitas dalam prosesnya, walau ini tidak gampang baginya.

Klara alhasil mengundurkan diri di tempat dimana beliau bekerja, dengan alasan ingin kembali ke kampung halamannya yaitu Malang. Klara juga menanti proses perceraiannya sampai beliau pulang ke Malang. Dan tanpa sengaja Klara bertemu dengan Galih yang sedang mengerjakan proyek di Bogor.

Rencana Klara pulang ke Malang ternyata direspon oleh suaminya, dan kesudahannya Galih meminta izin untuk mengantar Klara hingga ke Cirebon, kebetulan Galih mau pulag ke Cirebon. Di Cirebon Klara berjumpa dengan ibu Rukmi ibu Gallih. Di sanalah Klara beristirahat untuk melanjutkan perjalanannya lagi menuju Malang.

Pertemuannya dengan Bu Rukmi menciptakan Kalra mengetahui sesuatu yang selama ini menjadi pertanyaannya. Ternyata Singgih ingin melamar Klara, tetap menanti kabar dari ayahnya sehigga pelamaran itu tertunda. Dan ternyata Klara Nikah duluan dengan Bowo. Dan insiden itu menciptakan Singgih sakit hati dan memilih melanjutkan kuliah pascasarjananya di Jogya.

Sesampainya di Malang perasaan Klara gres terasa lezat. Tetangga Klara mulai berdatangan menanyakan kabarnya. Klara berjumpa dengan Rani, kekasih Galih ketika mereka sama-sama di universitas Briwijaya dahulu. Pertemuan itu membuatnya akrab dan menjadi teman lagi.

Malam itu Galih menelpon memberikan kabar Sinta yang penyakit jantungnya kambuh lagi. Dan dia dirawat di RS Syaiful Anwar. Sinta berangkat ke rumah sakit bareng Rani. Di sanalah Rani bertemu kembali dengan Galih. Sinta mesti dioperasi dan Rani banyak membantu dalam persoalan ini. Akhirnya luka masa lalu antara Galih dan Rani menjadi korelasi yang bagus kembali.

  Teknik Mengajar Asyik Masa Sekarang

Idulfitri telah tiba, Rosa dan keluarga Kalra kembali berkumpul. Banyak hal yang dipertanyakan Rosa terhadap Klara mengenai pernikahannya. Klara menjelaskan bahwa itulah yang terbaik buat keutuhan perasaannya. Selang waktu obrolan itu telfon berdering dan ternyata itu dari Singgih yang menanyakan ihwal slip resep obat Sinta yang terikut di dompet Klara. Serentak Klara kaget dan gugup mendengar suara Singgih. Dengan sakitnya Sinta, Singgih karenanya bertemu dengan Klara yang selama delapan tahun tidak pernah berjumpa .

Sakitnya Sinta juga telah membuat Galih menjatuhkan pilihannya kepada Rani dan ahirnya mereka menikah. Pertemuan antara Klara dan Singgih juga berujung dipernikahan. Cinta yang telah beberapa tahun lamanya terpendam jadinya terkuak juga. Dan akhirya mereka dipertemukan dalam waktu yang sangat singkat.

Bowo yang telah menerima anak dari Tia mengabarkan keadaannya ke Klara, sekalian Klara juga mengabarkan rencana pernikahannya dengan Singgih. Pernikahan Klara dan Singgih berjalan sederhana tetapi penuh dengan kebahagiaan. Mereka menentukan tinggal di Jogja karena Singgih bekerja di sana. Hingga kesannya Klara hamil. Tetapi janin dalam kandungannya tidak besar lengan berkuasa dan balasannya mereka kehilangan bayi mereka. Walau demikian Klara tetap bahagia alasannya Singgih bisa memberikannya kasih sayang yang selama ini dibutuhkannya.

Semenjak kepergian Singgih ke Kairo, Klara lebih bahagia dan lebih sering menuliskan surat di lembaran-lembaran kertas sebgai wujud perasaannya. Klara menghabiskan waktu dengan melakukan pekerjaan dan menuntaskan peran-tugasnya sebagai istri dan sebagai karyawan. Keresahan hati Klara menjadi pertanyaan jiwanya, sampai risikonya Klara menerima panggilan telepati dari Pak Patah guru spiritualnya.

Pertemuannya dengan Pak Patah menenteng Kalra untuk berkenalan dengan seorang gadis yang berjulukan Larasati, Larasati ialah seorang gadis yang memiliki masa kemudian yang gelap akhir dari kekejaman keluarga dan ayah tirinya yang tidak pernah bisa memahaminya. Yang balasannya dipertemukan dengan Pak Patah untuk dibimbing. Klara berjumpa dengan Laras dan mereka banyak berbagi kasih. Setelah tanda-tanda kepergiannya dinikmati mulai mendekat, Klara meminta Laras untuk tinggal bersamanya di Jogja. Klara bahkan membimbing Laras untuk menjadi calon istri buat suaminya yang mau ditinggalkannya. Klara sudah mengetahui waktu kematiannya, namun Klara tidak bisa membahasakannya.

Laras disediakan untuk menjadi istri yang bagus untuk suaminya. Sebab Klara tidak ingin Singgih bersedih dan merasa kehilangan dengan kepergiannya. Klara menyadari bahwa segala sesuatu yang ada akan pergi dan yang pergi akan kembali. dan detik-detik kepergiannya Klara cuma sanggup menitipkan selembar wasiat dan tabrakan tangan buat suaminya tercinta.

*****