Siapa Sebenarnya Laki-laki yang Disalib Itu?

Pertanyaan ini tentu pernah muncul di benak Anda. Tentang pria yg tak berdaya di tiang salib yg di kemudian hari disebut Tuhan Anak. Keraguan perihal pertanyaan apakah Yesus atau orang lain yg diserupakan denganNya.

Semuanya masih diselimuti kabut tebal.

Beberapa dongeng kontroversi berikut ini menunjukkan adanya keraguan ihwal siapa sesungguhnya laki-laki tak berdaya yg disalib itu.

Tentang Cium Tangan atau Rebah di Tanah?

Dikisahkan Yudas selaku penunjuk jalan menuju persembunyian Yesus sukses menemukan Yesus. Bahkan Yudas mendekat & mencium tangan Yesus.

‘Orang yg menyerahkan ia sudah menginformasikan tanda ini pada mereka. ‘Orang yg akan dicium itulah Dia, tangkaplah Dia’ . Dan secepatnya ia maju menerima Yesus & berkata: ‘Salam Rabi’, lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itulah kau datang?’ Maka majulah mereka memegang Yesus & menangkapNya (Matius 26:48-50)

Namun di sisi lain dikisahkan, Yudas beserta para prajurit & para penjaga, alih-alih mencium tangan Yesus, mendekat pun mereka tak bisa. Orang-orang itu justru jatuh ke tanah.

“Maka Yesus yg tahu semua yg akan menimpa diriNya maju ke depan & pada mereka: ‘Siapakah yg ananda cari?’ Jawab mereka: ‘Yesus dr Nazaret.’ Katanya pada mereka: ‘Akulah Dia’. Yudas yg mengkhianati ia bangkit pula di situ bareng mereka. Tatkala Ia berkata pada mereka: ‘Akulah Dia’, mundurlah mereka & jatuh ke tanah (Yohannes 18:4-6)

Kematian Yesus

Yudas mati jatuh tertelungkup di tanah yg gres saja dibelinya dgn duit yg didapat sebagai upahnya menyerahkan Yesus, mirip dikisahkan berikut ini:

“Yudas ini sudah membeli sebidang tanah dgn upah kejahatannya, kemudian ia jatuh tertelungkup & perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah keluar. Hal itu dimengerti oleh semua penduduk Yerussalem, sehingga tanah itu mereka sebut dlm bahasa mereka sendiri ‘Hakal-Dama’, artinya Tanah Darah”(Kisah Rasul 1:18-19).

  Mengurai Benang Kusut Perpecahan dalam Islam

Namun, di segi lain, dlm Matius disebutkan bahwa maut Yudas yakni menggantung diri sehabis mengembalikan upahnya pada imam-imam kepala:

“Pada waktu yg menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus sudah dijatuhi eksekusi mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan duit yg tiga puluh perak itu pada imam-imam kepala renta-renta & berkata: ‘Aku sudah berdosa lantaran menyerahkan darah orang yg sudah tak bersalah.’ Tetapi jawab merek: ‘Apa problem kami dgn itu? Itu urusanmu sendiri! Lalu ia pergi dr situ & menggantung diri. Imam-imam kepala memasukkan duit perak itu & berkata: ‘Tidak boleh memasukkan duit ke peti persembahan , karena ini duit darah.’ Sesudah berunding mereka berbelanja dgn uang itu tanah yg disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan pekuburan orang aneh. Itulah sebabnya tanah itu hingga pada hari ini disebut tanah darah. (Matius 27:3-8).

Dua kisah selesai perjalanan Yudas yg berlainan dlm Injil memperlihatkan adanya pertentangan yg positif. Pastilah salah satu dr dua cerita tersebut salah atau kedua-duannya salah, tak mungkin kedua cerita yg berlawanan itu dua-duanya benar. Jika satu dianggap benar, maka ayat yg lain harus dihapuskan dr “Kitab Suci”Bibel. Kitab suci, apakah mesti direvisi?

Kontradiksi itu terjadi bisa jadi karena tiga hal.

Pertama; Roh Kudus kurang teliti dlm membimbing para pengarang Injil.

Kedua; Roh Kudus sengaja memberi inspirasi yg berbeda pada kedua pengarang Alkitab tersebut.

Ketiga; kedua pengarang Bibel tersebut belum pernah berjumpa sehingga tak ada kerjasama. Boleh jadi final cerita Yudas yg berlawanan itu semata-mata untuk tujuan bahwa yg disalib memang benar Yesus; bukan Yudas.

Di dlm Islam, mirip ditulis dlm Quran, diisyaratkan bahwa maut salib hanya pantas ditimpakan pada orang yg memerangi Allah & RasulNya atau orang yg berbuat kerusakan di paras bumi.

  Bandara dan Pertanyaan Non-Muslim “Kenapa Adzan Harus Keras-Keras?”

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yg memerangi Allah & RasulNya, & mereka berbuat kerusakan di wajah bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong kakki & tangan mereka dengan-cara bersilang atau mereka dibuang dr negeri (kawasan kediamannya). Yang demikian itu (merupakan) suatu penghinaan bagi mereka di dunia & di darul baka mereka menerima siksaan besar,” (QS. Al-Maidah: 33)

Dengan demikian, Allah telah menyelamatkan Yesus (Isa) & para nabi lainnya dr maut terkutuk tersebut.

Hasil dr uraian di atas, jelas benderang aneka macam kejanggalan, pertentangan & kabut tebal misteri kematian Yesus, yg membuat keraguan wacana siapa yg disalib, masih banyak yg dipertanyakan & diperdebatkan.

Sesungguhnya banyak yg meragukan ajal Yesus di kayu salib, bahkan dr kalangan Nasrani sendiri. Tak heran jika banyak di antara mereka yg kemudian apatis dgn agamanya sendiri. Tak sedikit untuk memeluk agama Islam yg lebih dapat diterima logika sehat. Wallahua’lam. [Paramuda/Wargamasyarakat]