Sholat Istikharah: Niat, Tata Cara, Doa, dan Dalilnya

Sholat istikharah yaitu salah satu bentuk ibadah dlm agama Islam yg dikerjakan untuk memohon isyarat dr Allah SWT dlm mengambil keputusan penting dlm hidup. Sholat ini dilakukan dgn cara melaksanakan sholat sunnah dua rakaat dgn membaca doa khusus setelah selesai sholat. Tujuan dr sholat istikharah adalah untuk meminta pemberian & isyarat dr Allah SWT dlm mengambil keputusan, baik itu terkait perkara agama maupun dunia.

Setelah selesai sholat, umat Islam membaca doa khusus istikharah yg merupakan doa memohon petunjuk dr Allah SWT. Dalam doa ini, umat Islam meminta Allah SWT untuk menunjukkan petunjuk yg terbaik & membuat lebih mudah jalan yg ditempuh.

Table of Contents

Niat Sholat Istikharah

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatal istikhârati rak’ataini lillâhi ta’âlâ.

Artinya: Aku berniat sholat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.

Baca juga: Keutamaan Puasa Syawal

Tata Cara Sholat Istikharah

Tata Cara Sholat Istikharah

Sholat istikharah adalah suatu sholat sunnah yg terdiri dr dua rakaat & satu salam. Berikut adalah urutan & metode yg benar untuk melaksanakan sholat istikharah dlm Islam:

  1. Berniat untuk melaksanakan sholat istikharah (Ushallî sunnatal istikhârati rak’ataini lillâhi ta’âlâ) dlm hati sambil mengucapkan takbiratul ihram.
  2. Membaca surat Al Fatihah.
  3. Setelah membaca surat Al Fatihah, disarankan untuk membaca surat Al Kafirun pada rakaat pertama & membaca surat Al Ikhlas pada rakaat kedua.
  4. Melakukan ruku & tuma’ninah.
  5. Berdiri kembali dgn tuma’ninah.
  6. Melakukan sujud dgn tuma’ninah.
  7. Duduk di antara dua sujud dgn tuma’ninah.
  8. Melakukan sujud lagi dgn tuma’ninah.
  9. Kemudian melakukan takbiratul ihram & menjalankan poin nomor 4-8 untuk rakaat kedua.
  10. Duduk untuk tasyahud selesai & membaca doa tasyahud akhir.
  11. Melakukan salam.

Disarankan untuk membaca doa sehabis sholat istikharah & memohon isyarat dr Allah SWT atas opsi-opsi yg menciptakan ragu serta meminta agar diyakinkan.

Melanjutkan dgn melaksanakan sholat witir tiga rakaat setelah sholat istikharah. Berikut yakni niat sholat witir yg dapat dilakukan:

Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka’âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta’âlâ.

Artinya: Aku menyengaja sholat sunnah shalat witir tiga rakaat dgn menghadap kiblat, alasannya Allah Ta’ala.

Baca juga: Cara Tayamum: Niat, Cara, Doa, & Syarat

Doa Setelah Sholat Istikharah

Doa Sholat Istikharah

berikut ini doa setelah sholat istikharah:

Doa Pertama

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

“Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) khairan lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khaira haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”

Artinya: “Ya Allah, gue memohon isyarat kebaikan kepada-Mu dgn ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dgn kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa perkara ini *) baik untukku dlm agamaku, kehidupanku & jalan hidupku, jadikanlah untukku & mudahkanlah bagiku & berkahilah gue di dlm masalah ini. Namun bila Engkau tahu bahwa perkara ini *) jelek untukku, agamaku & jalan hidupkku, jauhkan gue darinya & jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada, & ridhailah gue dgn kebaikan

Doa Kedua

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) خَيْرٌ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ *)شَرٌّ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

“Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) khairan lii fii ‘aajili amrii wa aajilih faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra *) syarrun lii fii ‘aajili amrii wa aajilih, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khaira haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih.

Artinya: “Ya Allah, gue memohon isyarat kebaikan kepada-Mu dgn ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dgn kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa kasus ini *) baik untukku di waktu akrab atau di masa nanti, jadikanlah untukku & mudahkanlah bagiku & berkahilah gue di dlm kasus ini. Namun kalau Engkau tahu bahwa kasus ini *) jelek untukku, di waktu dekat atau di masa nanti, jauhkan gue darinya & jauhkan perkara itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada & ridhailah gue dgn kebaikan”.

Doa Ketiga

Berdoa sambil menyebutkan urusan yg dihadapi.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

“Rasulullah SAW mengajari kami istikharah dlm setiap urusan yg kami hadapi sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dr al-Qur’an. Beliau SAW bersabda: ‘Jika seorang dr kalian menghadapi kasus maka ruku’lah (shalat) dua rakaat yg bukan shalat wajib kemudian berdoalah: Allahumma inniy astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra khairul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy” atau- ‘Aajili amriy wa aajilihi -faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aqibati amriy” atau- fiy ‘aajili amriy wa aajilihi- fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsumm ar dhiniy”.

Artinya: “Ya Allah, gue memohon pilihan terhadap-Mu dgn ilmu-Mu & memohon kesanggupan dgn kekuasaan-Mu & gue memohon karunia-Mu yg Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang gue tak bisa, Engkau Maha Mengetahui sedangkan gue tak mengenali, Engkaulah yg Maha Mengetahui perkara yg gaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku & kesudahan urusanku ini -atau Beliau bersabda; di waktu erat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku & mudahkanlah, kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengenali bahwa urusan ini jelek untukku, bagi agamaku, kehidupanku & kesudahan urusanku ini -atau Beliau bersabda; di waktu erat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan dariku & jauhkanlah gue darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yg baik saja di mana pun adanya, kemudian jadikanlah gue ridha dgn ketetapan-Mu itu’. Beliau bersabda: ‘Dan hendaklah seseorang sebutkan urusan yg sedang diminta pilihannya itu’. [HR. al-Bukhari, No. 1162].

Baca juga: Niat Sholat Dhuha 2 Rakaat Beserta Doanya

Dalil Sholat Istikharah

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ

Artinya: Rasulullah saw mengajari kami (para sobat) untuk salat istikharah tatkala menghadapi setiap duduk perkara, sebagaimana ia mengajari kami semua surat dr Al-Alquran. Beliau bersabda, ‘Jika kalian ingin melaksanakan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat sunnah dua rakaat …”’ (HR Imam al-Bukhari). (An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137)

para ulama bersepakat bahwa shalat istikharah bukan termasuk amalan wajib (fardlu), melainkan dianjuran (mustahab/sunah). Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW tersebut di atas yg berbunyi: “maka lakukanlah shalat dua rakaat yg bukan shalat wajib”. Selain itu, pertimbangan ini pula didasarkan pada jawaban Rasulullah SAW tatkala seorang pria mengajukan pertanyaan tentang Islam. Beliau SAW menjawab: “shalat lima waktu sehari semalam”. Lalu ia tanyakan pada Nabi SAW:

هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ « لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ

“Apakah gue memiliki keharusan shalat yang lain?” Nabi SAW pun menjawab: “Tidak ada, kecuali bila kamu-sekalian ingin memperbesar dgn shalat sunah” [HR. Bukhari & Muslim].

Baca juga: Gaya Kepemimpinan Demokratis: Konsep, & Aplikasi

Waktu Melaksanakan

Pelaksanaan sholat istikharah dapat dilakukan pada saat apa saja kecuali pada tiga waktu terlarang, yaitu ketika matahari terbit, matahari berada di tengah, & matahari terbenam.

Namun, waktu terbaik untuk melakukan sholat yaitu pada sepertiga malam terakhir atau minimal sesudah menjalankan shalat Isya hingga sebelum waktu shalat Subuh dimulai.

Manfaat Sholat Istikarah

Manfaat Sholat Istikarah

Sholat istikharah adalah salah satu bentuk doa & ibadah yg dianjurkan dlm Islam. Ada beberapa faedah dr melakukan sholat istikharah, di antaranya:

Mendapatkan isyarat dr Allah SWT

Sholat istikharah dilakukan untuk meminta isyarat Allah dlm mengambil keputusan penting. Dengan melakukan sholat istikharah, seorang Muslim memohon bimbingan dr Allah SWT untuk memilih pilihan yg terbaik.

Memberikan ketenangan hati

Mengambil keputusan yg penting sering kali menciptakan seseorang merasa gelisah & gundah. Dengan melakukan sholat istikharah, seorang Muslim dapat merasa hening alasannya adalah yakin bahwa Allah SWT akan menawarkan isyarat yg terbaik.

Membantu menghindari kesalahan

Dalam sholat istikharah, seorang Muslim memohon pada Allah SWT untuk memperlihatkan keputusan terbaik & menghindari pilihan yg buruk atau salah. Dengan meminta petunjuk dr Allah SWT, seorang Muslim mampu menyingkir dari kesalahan dlm mengambil keputusan.

Semakin bertaqwa

Sholat istikharah ialah salah satu bentuk doa & ibadah yg dapat membantu seorang Muslim memperkuat hubungannya dgn Allah SWT. Dengan selalu mengenang Allah SWT & memohon isyarat -Nya, seorang Muslim dapat memperkuat ikatan spiritual dgn Sang Pencipta.

Memberikan rasa optimis

Setelah melaksanakan sholat istikharah, seorang Muslim merasa optimis & percaya bahwa Allah SWT akan memperlihatkan isyarat yg terbaik. Hal ini dapat membantu seseorang merasa lebih percaya diri & hening dlm mengambil keputusan.

Kesimpulan

Dalam konsep sholat istikharah, bila apa yg ingin kita lakukan itu baik menurut keinginanAllah SWT, maka Allah SWT akan memudahkan jalannya & memberikan pengaruh positif. Sebaliknya, kalau itu tak baik menurut Allah SWT, maka Allah SWT akan menunjukkan kita jalan lain yg lebih baik.

Hal ini dipertegas oleh Syeh Muhammad Az-Zabidi sebagai berikut:

وإن كان له فيها خيرة سهل الله أسبابها إلى أن تحصل فتكون عاقبتها محمودة، وإن تعذرت الأسباب، ولم يتفق تحصيلها فيعلم أن الله قد اختار تركها فلا يتألم لذلك، وسيحمد عاقبتها تركا كان أو فعلا

Referensi

  1. https://nu.or.id
  2. https://kemenag.go.id
  3. https://muhammadiyah.or.id

  Tips Tidak Haus Saat Puasa di Bulan Ramadhan