maka laksamana berkata pada mualim, “Berapa hari lagi kita berjumpa dengan tanah benua Keling?”
Makna kata mualim, “Hai panglima kami, sehari semalam lagi berlayar, maka kita bertemu dengan sebuah pulau. Tiga hari tiga malam lagi, maka sampailah ke jajahan benua Keling. Dari pada jajahan itu tujuh malam, maka sampailah ke kuala benua Keling.”
Maka laksamana pun berdiam dirilah. Maka antara sehari semalam, maka kelihatanlah suatu rupa, mirip gajah kelihatan dari jauh. Maka Laksamana pun bertanya, “Hai mualim, pulau apa namanya itu?”
Maka kata mualim itu, “Hai panglima kami, itulah pulau yang bernama Biram Dewa itu. Adapun di pulau itu tiada pernah orang singgah.”
Oleh C. Hooykaas, 1952, hlm. 161, Penyedar Sastera
Nilai kepahlawanan dalam cuilan hikayat di atas yakni ….
Seorang laksamana yang sanggup berlayar dari hari ke hari untuk mencari pulau yang terasing.
Keberanian yang dimiliki laksamana untuk singgah di pulau yang tidak orang singgahi. Itulah nilai kepahlawanan dari belahan hikayat itu.