Ada seorang kuli yg tinggal di ujung Jawa. Namanya Pak Darjo. Ia kuli yg mengangkat apa saja mirip besi, beras, batu & yang lain. Tak sedikit ada yg mencela dgn pekerjaannya tersebut.
Tiba suatu ketika hidupnya mesti selsai. Ia meninggal dunia seperti mahluk lain yg bernyawa. Kemudian ia dimakamkan di samping kuburan orang yg sholeh.
Sembilan tahun kemudian, cucu Pak Darjo meninggal dunia. Ayah dr anak yg meninggal itu ingin mayat sang anak dimakamkan di samping kakeknya. Begitu akan dimakamkan, alasannya space yg nggak terlalu luas, jadi agak dibongkar sedikit makam sang kakek.
Apa yg terjadi? Begitu dibongkar, jenazah kakek (Pak Darjo) masih utuh. Bahkan kain kafannya masih utuh. Allahu Akbar. Betapa Allah Maha Besar & mempunyai kuasa untuk itu. Lalu, apa yg menimbulkan mayat kakek tersebut masih utuh?
Ketika ditelusuri penyebabnya, ternyata Pak Darjo memiliki tiga keutamaan amalan yg kerap dijalankan semasa hidup.
Satu, mempertaruhkan keringat & tenaga untuk mendapatkan yg halal. Ia memilih mengangkat yg berat-berat meski kerap direndahkan asalkan halal. Setiap menerima yg halal, keringat yg jatuh itu akan dicatat selaku pahala.
Allah SWT. berfirman dlm QS. Al-Baqarah: 172:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yg beriman, makanlah di antara rezeki yg baik-baik yg Kami berikan kepadamu & bersyukurlah pada Allah, bila benar-benar terhadap-Nya ananda menyembah.
Yang kedua, Pak Darjo tabah dgn cobaan yg menimpanya. Tatkala ia dicela alasannya adalah pekerjaannya, ia memilih untuk bersabar ketimbang mencela balik. Ia yakin bersabar dlm ujian menghadirkan pahala. Mencela bisa memindahkan pahala pada yg dicela.
“Tahukah kalian siapakah orang yg melarat itu?” Mereka menjawab: “Orang yg bangkrut di kelompok kami yakni orang yg tak memiliki dirham & tak pula mempunyai harta/barang.”
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yg gulung tikar dr umatku yaitu orang yg datang pada hari akhir zaman dgn membawa pahala shalat, puasa, & zakat. Namun ia pula datang dgn menenteng dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini & menghantam orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya pada si ini, si anu & si itu. Hingga apabila kebaikannya sudah habis dibagi-bagikan pada orang-orang yg didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah keburukan/ kesalahan yg dimiliki oleh orang yg didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dlm neraka.” (HR Muslim no. 6522).
Yang ketiga, sebelum tidur, Pak Darjo melaksanakan shalawat pada Nabi Muhammad SAW. Ia mengucapkan sampai bibirnya lembap & tertidur. Kesaksian keluarganya, tatkala Pak Darjo membaca shalawat sampai hitungan enam belas ribu kali.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yg bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)
Semoga kita mendapatkan pelajaran dr sosok Pak Darjo. Aamiin. [@paramuda/Wargamasyarakat]