Namaku Hendra Wija. Aku terlahir dr keluarga Katolik. Aku menetapkan untuk menjadi mualaf kurang lebih setahun yg kemudian.
Awal mula ialah tatkala gue masuk rumah sakit alasannya sakit, kemudian di rumah sakit itu kebetulan bersahabat dgn masjid. Setiap waktu gue mendengar suara azan & lantunan ayat Al-Alquran. Entah kenapa gue merasa hening mendengar itu semua.
Setelah sembuh, hari Jumat gue langsung saja mengikuti sholat Jumat tanpa panduan siapa saja. Kemudian gue menanti imam masjid akhir. Lalu membaca kalimat syahadat. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah. Jadilah gue muslim..
Setelah itu hari-hari dilalui sebagai muslim namun sholatku masih bolong-bolong anggap saja Islam KTP.
Lalu, suatu tatkala lebih tepatnya 6 bulan yg lalu gue bertemu pegawai baru yg sungguh taat ibadah. Darinya lah gue berguru lebih jauh tentang agama islam. Alhamdulillah sekarang sholatku tak bolong lagi (semoga bukan riya’)
Keinginan untuk menjadi lebih baik & lebih baik terus gue kerjakan meskipun masih sangat lambat dlm membaca Al-Qur’an setidaknya gue mau berupaya untuk bisa..
Ya Allah, terima kasih Engkau sudah kirimkan malaikat baik ke hadapanku 6 bulan kemudian & kini ia sudah tak ada di sini lagi. Aku selalu berharap Engkau selalu memberikan hidayah kepadaku semoga gue senantiasa istiqomah berada dijalanMu..
Tidak apa Engkau ambil istriku. Engkau ambil hartaku, Engkau ambil saudaraku. Engkau ambil teman-temanku namun Ya Allah jangan Engau ambil lagi keislamanku. Aku sudah damai hidup begini gampang-mudahan hingga mati terus begini. Buat saudaraku semua yg muslim laksanakan sholat di Masjid bukan di rumah apalagi laki-laki, kalau ada yg salah dr hidupmu perbaikilah dahulu sholatmu. [@paramuda/Wargamasyarakat]