Lokasi: Jalan Raya Anjun-Plered-Purwakarta, Desa Anjun, Kec. Plered, Kab. Purwakarta, Jawa Barat 41162
Map: Klik Disini
Buka Tutup: 08.00-18.00
Telepon: 0878-7966-6986
Daftar Isi
Kecamatan Plered—
Plered ialah sebuah kecamatan di Purwakarta yg mempunyai luas wilayah 36,79 km2 dgn jumlah penduduk sekitar 54.337 jiwa. Penyebutannya mirip dgn Pleret, sebuah desa yg populer dgn museum purbakalanya di Bantul, Yogyakarta.
Ada bermacam-macam versi mengenai asal undangan namanya, yakni dr masa tanam paksa, dimana dahulu daerah tersebut menjadi tempat penanaman kopi yg risikonya iangkut dgn palered (pedati kecil yg ditarik oleh kerbau).
Pengantar komoditas perkebunan itu yang dibuat dr papan kayu, baik pedati maupun rodanya. Sehingga, meski lewat jalan berlumpur tak akan terjebak seperti ban biasa.
Pengangkutannya sendiri menuju Cikawao Bandung/Jatiluhur & selanjutnya dibawa memakai rakit ke Tanjung Priok, menyusuri Sungai Citarum.
Sejarah kecamatan yg mempunyai nama serupa dgn wilayah di Cirebon ini tak lepas dr kerajinan yg dibentuk, yakni keramik. Menurut makalah, barang-barang tersebut sudah ada sejak jaman Neolitikum. Kala itu, sudah banyak penduduk yg datang ke Cirata lewat Sungai Citarum.
Setelah dilaksanakan penggalian, ditemukan peninggalan dr kerikil, kapak persegi, belanga, periuk & panjunan (anjun) untuk menciptakan keramik.
Sekarang, Plered sudah dikenal sebagai zona rekreasi budaya yg memperlihatkan aneka seni kriya dr tanah liat. Penasaran bagaimana perkembangannya?
Sejarah Singkat —
Keramik sudah dijadikan kerajinan dr jaman kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1795. Pada saat itu, di wilayah Citalang terdapat lio-lio atau media pengerjaan batu bata & genteng.
Sejak itu, rumah-rumah penduduk di Plered & Kabupaten Karawang yg semula beratap sirap, ijuk, daun kelapa atau alang-alang mulai diganti dgn genteng. Bahkan Desa Anjun telah memulai buatan tembikar atau gerabah.
Lalu, pada tahun 1935, gerabah yg diglasir di Plered menjadi industri rumah tangga. Di tahun itu pula, perusahaan Belanda membuka pabrik serupa di Warung Kondang, Plered yg diberi nama Hendrik De Boa.
Karena para penduduk terlibat dlm gerakan usaha pada masa kemerdekaan, produksi keramik & gerabah di lokasi tersebut hampir terhenti. Tapi, pasca penyerahan kedaulatan tamat Desember 1949, kondisinya berangsur membaik & aktifitas industri pun bangkit kembali.
Hal itu ditandai dgn dibukanya Induk Keramik di dekat Gonggo oleh Bung Hatta pada tahun 1950. Mesin-mesin pun didatangkan dr Jerman & pabrik tersebut meraih masa kejayaannya alasannya adalah produktifitas yg tinggi.
Berkembang Pesat—
Selain itu, Induk Keramik pula berjasa dlm menuntun industri rumah tangga sampai meningkat pesat.
Dari yg awalnya menciptakan keramik berbahan tanah liat merah untuk memenuhi piranti rumah tangga, pada perkembangannya malah menjadi sumber pemasukan bagi penduduk sekitar.
Kini, bikinan gerabah telah menjadi nafas hidup mereka. Sehingga tak aneh bila kerajinan tersebut ianggap selaku ciri khas Kecamatan Plered.
Berwisata Disini —
Objek wisata budaya yg terletak di Jalan Raya Anjun-Plered-Purwakarta, Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini mempunyai pesona tersendiri, khususnya bagi pengumpul barang-barang dr keramik.
Sentra Keramik Plered selalu dipadati pelancong, baik pada hari biasa maupun ekspresi dominan piknik. Di sana, terdapat banyak tembikar nan unik yg dibuat oleh pusat industri kecil di Desa Anjun, Citeko & Pamoyanan. Bentuk, desain, warna & ukurannya beragam, ada yg kecil, sedang hingga besar.
Harga Keramik—
Keramik-keramik tersebut tampak berjejer di toko yg berdiri di sepanjang jalan. Mulai dr yg berupa perabotan hingga mainan bawah umur bisa dijadikan oleh-oleh atau souvenir menarik. Harga jual yg disediakan pun bervariasi, dr Rp5.000,- hingga ratusan ribu rupiah.
Keramik berbentuk pot atau guci motif sederhana, contohnya cuma dibanderol dgn harga Rp5.000,-. Sementara untuk pot ukuran sedang yg berupa buah-buahan dijual seharga Rp6.000-7.000,-.
Demikian pula dgn celengan yg mempunyai fungsi untuk menaruh uang, mulai dr yg model binatang & buah ada di kisaran Rp8.500,-.
Selain mengagumi keindahan seni kriya di Keramik Mulia Plered, pengunjung pula mampu menyaksikan proses pembuatannya dengan-cara langsung.
Gerabah yg berasal dr Kampung Anjun tersebut tak hanya dipasarkan di Purwakarta, melainkan ke beberapa kota lain, tergolong Jakarta. Sebagian bahkan bisa menembus pasar mancanegara, seperti China, Belanda & Rusia.
Sayangnya, meski telah dikenal hingga internasional & kapasitas bikinan per tahun sekitar 7,2 juta gerabah serta keramik dgn nilai bikinan Rp17.500.000.000,-, akhir-akhir ini industrinya mengalami masa-masa lesu, sehingga menjadikan penurunan perekonomian.
Apalagi, ditambah dgn kurangnya alih generasi pengrajin karena pada umumnya penduduk Plered menjadi buruh pabrik di Purwakarta. UPTD Litbang Keramik mencatat cuma ada 221 industri di kecamatan tersebut.
Di sisi lain, potensi Keramik Mulya Plered sungguh tinggi. Apalagi, lokasinya yg berada di antara Kota Jakarta & Bandung sungguh gampang untuk dijangkau. Di samping itu, penjualannya yg sampai ke mancanegara memiliki peluang mendatangkan turis asing untuk berguru menciptakan gerabah di Plered.
Dengan adanya rencana pengembangan sektor pariwisata, sebaiknya industri keramik turut ditingkatkan, mengenang kerajinan tersebut yaitu sejarah & identitas budaya Purwakarta.
Untuk mendukungnya, perlu diupayakan perbaikan & penambahan infrastruktur, seperti jalan, stasiun, terminal, homestay, balai training & showroom pemasaran keramik di Plered.
Selain itu, kemampuan pengrajin serta pembinaan kelompok wisata & para generasi muda agar bisa melestarikan warisan budaya setempat mesti ditingkatkan. Dalam hal ini, pemerintah perlu memperkuat sektor kelembagaan melalui sumbangan modal, baik berupa &a maupun mesin.
Diharapkan dgn usaha-usaha tersebut sektor sosial budaya & ekonomi masyarakat sekitar meningkat pesat.
Objek wisata di Desa Anjun tersebut tak boleh dilewatkan apabila Anda berlibur ke Purwakarta. Pasalnya, Sentra Keramik Plered memberikan pemandangan barang pecah-belah yg dihasilkan oleh tangan-tangan kreatif penduduk setempat.
Pengunjung bisa sekedar melihat-lihat sembari mengambil gambar aneka gerabah yg antik atau belajar cara menjadikannya semoga piknik lebih menyenangkan.