‘Sentilan’ Al-Qur’an untuk Orang yang Marah Tanaman Diinjak Ketimbang Agama Diinjak

Aksi demo yg dikerjakan beberapa komponen penduduk Islam yang menuntut penuntasan masalah praduga penistaan agama melalui Surat Al-Maidah: 51 yg dilaksanakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, telah selsai.

Nyatanya agresi menuntut penegakan aturan tersebut menciptakan media arus utama mencari celah untuk ketaknormalan demo tersebut. Yang paling tergaung di media massa & sosial ialah taman di depan Balai Kota DKI mengalami kerusakan.

Sebagai orang yg beriman tentu kita tak sepakat dgn kerusakan tersebut. Di sisi lain, orang yg benci dgn Islam malah membesar-besarkan flora terinjak-injak ketimbang tidak suka terhadap pejabat yg menginjak-injak agama.

Mengenai hal ini, Allah pernah menyentil pada orang yg mempermasalahkan problem remeh temeh dibandingkan dengan memperjuangkan hal yg sakral bernama akidah.

يسألونك عن الشهر الحرام قتال فيه. قل قتال فيه كبير وصد عن سبيل الله وكفر به والمسجد الحرام وإخراج أهله منه أكبر عند الله (البقرة : ٢١٧)

“Mereka (Orang-orang kafir Quraisy) bertanya kepadamu tentang Bulan Haram yg terjadi pembunuhan di dalamnya. Katakanlah (Wahai Muhammad) pembunuhan di Bulan Harom memang perkara besar, tapi menghalang-halangi manusia dr Allah & kafir kepadaNya, menghalang-halangi manusia dr Masjidil Haram, & mengeluarkan orangnya dr sana, itu semua lebih besar di segi Allah” (Al-Baqarah : 217)

Asbabun nuzul dr ayat ini yakni kala Allah Swt. menyuruh pada kaum mukminin untuk berperang, maka Rasulullah Saw. mendelegasikan satu rombongan pasukan muslim (sariah) dgn ditunjuk panglima sariah tersebut. Adalah  ‘Abdullah bin Jahsy’ untuk mencari info perihal keadaan orang-orang kafir.

Dengan kehendak Allah bertemulah Abdullah bin Jahsy & pasukannya dgn rombongan orang-orang kafir Quraisy & ia pun memerangi mereka maka terbunuhlah salah seorang dr rombongan kafir Quraisy tersebut yg bernama ‘Amr bin al-Hadrami & menarik dua orang dr mereka serta mengambil harta bawaan mereka sebagai ghonimah (barang rampasan perang) & karenanya mereka pun pulang.

  Mengapa Allah Menggunakan Kata “Kami” Dalam Al-Qur’an?

Hal tersebut terjadi pada pengujung hari diawal malam bulan Rajab. Maka orang-orang Quraisy pun menyebarkan kebencian mereka dgn menyampaikan “Muhammad menghalalkan (mengijinkan perang) di bulan haram”.

Orang-orang Yahudi & orang-orang munafiq Madinah pun berpartisipasi dlm penyebarannya, sehingga Rasulullah Saw. tawaqquf beberapa waktu tak memutuskan apa-apa terhadap tawanan & barang-barang yg dibawa pasukan tadi. Abdullah bin Jahsy & sahabat-temannya pun dlm keadaan yg tak tenteram alasannya adalah apa yg terjadi terhadap mereka. Waktu pun terus berlangsung demikian sampai turunlah ayat tersebut.

Dalam bentangan kejadian, kita layak bersyukur. Sebab, kita ditunjukkan oleh Allah siapa munafik di sekeliling kita. Tanaman rusak mudah diperbaiki, namun iman rusak butuh waktu lama untuk direnovasi. [Paramuda/ Wargamasyarakat]