Qira’at ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah.
Periode qurra’ (ahli atau imam qira’at) yang mengajarkan bacaan Al-Qur’an kepada orang-orang berdasarkan cara mereka masing-masing ialah dengan berpedoman terhadap era para sahabat.
Di antara para sobat yang terkenal mengajarkan qira’at ialah Ubayy, Ali, Zaid bin Tsabit, Ibn Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari, dan lain-lain. Dari mereka itulah sebagian besar sahabat dan tabi’in di aneka macam negeri berguru qira’at. Keseluruhannya bersandar terhadap Rasulullah.
Az-Zahabi menyebutkan dalam Tabaqatul Qurra’, bahwa sobat yang terkenal sebagai guru dan andal qira’at Al-Qur’an ada tujuh orang, yakni: Usman, Ali, Ubayy, Zaid bin Tsabit, Abu Darda, dan Abu Musa al-Asy’ari.
Beliau juga menjelaskan bahwa segolongan besar sahabat mempelajari qira’at dari Ubayy, di antaranya Abu Hurairah, Ibn Abbas, dan Abdullah bin Sa’ib.
Ibn Abbas sendiri mencar ilmu kepada Zaid. Kemudian terhadap para sobat itulah menjadi daerah para tabi’in menggali ilmu tentang qira’at.
Kemudian pada awal abad pertama Hijriah di masa tabi’in, tampillah sejumlah ulama yang bertekad serta konsentrasi kepada dilema qira’at secara komprehensif sebab keadaan menuntut demikian, dan membuatnya sebagai suatu disiplin ilmu yang bangkit sendiri sebagaimana mereka kerjakan kepada ilmu-ilmu syari’at yang lain, sehingga mereka menjadi imam dan hebat qira’at yang disertai dan diandalkan.
Dari generasi mereka dan sehabis mereka muncul tujuh imam qira’at populer, yakni Abu Ja’far Yazid bin Qa’qa’, dan Nafi’ bin Abdurrahman (semuanya dari Madinah).
Ahli qira’at di Mekkah antara lain Abdullah bin Katsir dan Humaid bin Qais.
Di Kufah adalah ‘Ashim bin Abun Najud, Sulaiman al-A’masy, kemudian Hamzah lalu al-Kisa’i.
Di Basrah ada Abdullah ibn Abu Ishaq, Isa ibn ‘Amr, Abu ‘Amr ‘Ala, ‘Asim al-Jahdari, dan Ya’kub al-Hadrami.
Sedangkan di Syam yakni Abdullah bin ‘Amir, Ismail bin Abdullah bin Muhajir, kemudian Yahya bin Haris, lalu Suraih bin Yazid al-Hadrami.
Dari banyak imam tersebut, terdapat tujuh imam yang paling populer yaitu Abu ‘Amr, Nafi’, ‘Ashim, Hamzah, al-Kisa’i, Ibn ‘Amir, dan Ibn Katsir.