SEJARAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika ingin mengenali dan mengenal sesuatu pastilah kita harus mengenali sesuatu di belakang layar tersebut. Maka jikalau kita ingin mengenali dan mengenal psikologi pertumbuhan dengan baik, maka kita harus mengetahui latar belakang historis dari cabang ilmu ini.
Berbekal pertanyaan ‘mirip apakah historis atau sejarah dibalik psikologi perkembangan?’ saya menjajal menyuguhkan karya tulis ini. supaya tulisan ini bermanfaat.
B. Rumusan problem ;
1) Bagaimana sejarah psikologi kemajuan?
2) Siapa saja tokoh yang berperan penting dalam sejarah psikologi kemajuan ?
C. Tujuan Masalah
1) untuk mengetahui sejarah psikologi perkembangan.
2) untuk mengetahui tokoh yang berperan penting dalam sejarah psikologi kemajuan
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah psikologi pertumbuhan
Sejarah Psikologi bahkan ilmu wawasan yang kita kenal pada umumnya berpusat dari kemajuan awal sejarah eropa dari abad yunani, romawi sampai selesai kala 19 yang kemudian menyebar ke berbagai serpihan dunia[1]
Pada awalnya, psikologi perkembangan mengkhususkan diri pada masalah usia dan tahapan-tahapan. Para penyelidik terdorong untuk mempelajari usia yang khas dan tertentu dimana terjadi banyak sekali tahapan pertumbuhan. Begitu kata Siegel.
Sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, psikologi pertumbuhan sudah melewati sejarah yang cukup panjang. Sejarah psikologi perkembangan ini dibagi menjadi 3 abad, yakni : (1). Minat permulaan mempelajari psikologi kemajuan anak, (2). Dasar-dasar psikologi perkembangan secara ilmiah, dan (3). Munculnya psikologi pertumbuhan secara terbaru.
1. Minat awal mempelajari pertumbuhan anak
Jauh sebelum dilakukan studi ilmiah kepada perkembangan anak, perhatian dan pengusutan wacana anak- anak sedikit sekali dijalankan. Bahkan buku-buku khusus wacana perkembangan jiwa anak sedikit sekali. Serta pengertian mengenai bawah umur masih sangat dipengaruhi doktrin tradisional yang bersumber dari filosof dan teolog ihwal anak , serta lingkungan dan keturunan.[2]
Plato (427-346 SM) merupakan salah seorang filosof yang banyak mempengaruhi pandangan penduduk perihal kehidupan anak. Menurut Plato, perbedaan-perbedaan perorangan mempunyai dasar genetis. Potensi individu diputuskan oleh factor keturunan. Artinya, semenjak lahir anak sudah mempunyai bakat-talenta atau benih-benih kesanggupan yang mampu dikembangkan lewat pengasuhan dan pendidikan.
Pada tamat masa ke-17, seorang filosof Inggris keselamatan, John Locke (1632-1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan ialah factor yang paling menentukan dan kemajuan anak. Ia tidak mengakui adanya kesanggupan bawaan (innate knowledge) . sebaliknya menurut ia isi kejiwaan anak saat dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana kertas itu ditulisi. Dikenal dengan perumpamaan “tabula rasa” (Blank slate)[3]
Pandangan-panadangan John Locke ini lalu ditentang oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis masa ke 18, yang berpandangan bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang akil balig cukup akal. Ia sama sekali menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif, yang perkembangannya ditentukan oleh pengalaman.
Dalam bukunya emile ou I’education yang diterbitkan tahun 1762, Rousseau menolak pandangan bahwa anak memilki sifat bawaan yang jelek (innately bad). Sebaliknya Rousseu memastikan bahwa ( segala-galanya ialah baik sebagaimana keluar dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam dalam tangan insan). Dan diketahui dengan perumpamaan “noble savage”, dan digolongkan selaku persepsi yang beraliran “Nativisme”. Sebaliknya pandangan Locke merupakan fatwa “Empirisme” . kedua pertentangan ini lalu menjadi titik awal timbulnya “teori belajar dikemudian hari.[4]
2. Pembentukan psikologi kemajuan secara ilmiah
Gambaran wacana masa anak-anak yang diungkapkan oleh Plato, Locke, dan Rousseau pada dasarnya bersifat spekulatif karna tidak mengajukan bukti-bukti yang faktual dari hasil pengamatan pada anak-anak. Tetapi observasi yang lebih terarah terhadap kehidupan dan pertumbuhan psikis anak baru dimulai pada abad ke-18, meskipun kalau ditinjau dari segi ilmiah dan sistematika mampu dibilang belum memuaskan.
Dalam masa ini sumber penting untuk mempelajari anak adalah catatan-catatan harian perihal perkembangan dan tingkah laris anak. Tetapi catatan-catatan itu baru ditulis terhadap anak-anak sendiri. Misalnya spesialis pedidikan dari Swiss, Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827) pada tahun 1774 menerbitkan catatan-catatan harian yang ditulis terhadap anaknya sendiri yang berusia 3,5 tahun. Dan beliau mendukung usulan Rousseau bahwa seorang anak yang dilahirkan intinya mempunyai sisi-segi yang bagus, dan pertumbuhan selanjutnya banyak dipengaruhi oleh aktivitas anak itu sendiri.
Beberapa waktu lalu, Dietrich Tiedeman, seorang tabib berkebangsaan Jerman, juga melaksanakan hal yang serupa. Pada tahun 1787 Tiedeman memperkenalkan hasil penelitian berdasarkan catatan harian kepada pekembangan anaknya sendiri yang berusia 2,5 tahun yang meliputi kemajuan sensoris, motoris, bahasa dan intelek anak.[5]
Perhatian dan penyelidikan yang bekerjsama ihwal perkembangan anak melalui observasi pribadi gres dimulai pada abad ke-19 dan tokoh yang cukup berpengaruh adalah Charles Darwin dan Wilhelm Wundt.
Pengaruh Darwin (1809-1882) sungguh besar walaupun bila ditarik kesimpulan catatan-catatn harian Darwin tidak mampu dibilang memiliki nilai-nilai ilmiah yang besar lengan berkuasa. Tapi ini ialah titik awal studi yang lebih sistematis. Pandangan biologis Darwin yang menilai perekembangan selaku pembukaan kemampuan dan ciri-ciri yang sudah te[6]rprogram secara genetic, lalu menjadi landasan bagi sejumlah teoritis psikologi kemajuan. Bahkan riset terakhir perihal pertumbuhan biologi-saraf, juga meneruskan tradisi Darwin.
Sementara efek Wilhelm Wundt (1832-1920) beliau merupakan orang yang mempelopori psikologi menjadi disiplin ilmu yang bangkit sendiri. Yang ditandai dengan berdirinya laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig tahun 1879. Dan beliau beranggapan bahwa experiment memiliki arti yang penting bagi psikologi.dan dengan teliti ia menciptakan rumusan syarat-syarat yang mesti dipenuhi oleh suatu eksperimen.
3. Munculnya studi psikologi pertumbuhan modern
Studi sistematis tentang psikologi perkembangan mengalami kemajuan yang signifikan pada kala ke-20. Penelitian-observasi yang dilaksanakan pada zaman ini lebih bersifat deskriptif dan lebih dititikberatkan pada ciri-ciri khas yang terdapat secara lazim, golongan-kelompok umur serta era-kurun pertumbuhan tertentu.[7]
Perubahan dalam studi psikologi pertumbuhan terjadi setelah J.B. Watson memperkenalkan teori Behaviorisme. Dalam teorinya Watson menggunakan prinsip-prinsip “calssicalconditioning” untuk memperjelas pertumbuhan suatu tingkah laris. Menurutnya prinsip-prinsip conditioning dan prinsip-prinsip berguru dapat diterapkan pada semua perkembangan psikologis. Karya Watson ini memancing kemajuan teori-teori psikologi yang berlawanan.
Dalam kala waktu yang serupa imbas Sigmund Freud dalam psikologi kemajuan juga mulai terlihat. Dalam kunjungannya ke Amerika atas undangan G.Stanley Hall pada tahun 1909 dalam ceramahnya menyampaikan klarifikasi perihal teori psikoanalisisnya, yang menekankan pengalaman kala bayi dan anak-anak mempunyai efek yang menentukan kepada pertumbuhan kepribadian dan tingkah laku orang akil balig cukup akal. Semula teori ini banyak ditentang oleh psikolog pertumbuhan. Baru sekitar tahun 1930-an dijalankan usaha yang sungguh-sungguh dalam bentuk penelitian tentang faktor kemajuan dari teorinya.[8]
Namun dampak dari Watson, Freud dan tokoh yang lain dalam disiplin ilmu ini besar, tetapi hingga tahun 1930-an observasi-observasi psikologi perkembangan masih bersifat deskriptif. Dan ini yang menjadi kurang nya publikasi perihal psikologi perkembangan ini, sampai sekitar tahun 1939-1949. Namun ternyata kemunduran ini tidak berjalan usang karena pada tahun 1950-an psikologi kemajuan memasuki kala gres dalam tahap kemajuan dan perkembangannya. Dan ini berjalan sampai dikala ini.[9]
Setidaknya ada tiga factor yang mendorong diaktifkannya kembali bidang studi psikologi kemajuan ini.
Pertama , terjadinya pergeseran orientasi dalam riset-riset psikologi perekembangan hingga menjadi bersifat eksperimental. Teknik yang dipakai terbukti sungguh efektif, yakni pengukuran dan pengotrolan dalam eksperimen. Perubahan juga terjadi dalam focus penelitian dalam problem yang lebih spesifik, mirip proses-proses pandangan, persoalan solving, attention dan sebagainya. Dan kadang kala mempunyai cara pendekatan yang berbeda dengan alur berfikir psikologi biasa .
Kedua, ditemukannya kembali hasil-hasil karya Jean Piaget, seorang psikolog dari Swiss yang secara terus –menerus aktif melakukan observasi mengenai perkembangan kognisi pada bawah umur dari bayi sampai sampaumur. Hingga beliau bisa menyusun teori yang komprehensif tentang perkembangan kognisi. Ia menentang pertimbangan kaum behavioris yang menilai kemajuan individu sepenuhnya dipengaruhi oleh factor lingkungan. Dan menentang pertimbangan ekstrem lainnya yang beropini bahwa pertumbuhan dipengaruhi sepenuhnya oleh dampak genetic atau keturunan. Sebaliknya piaget berpendapat, pertumbuhan terjadi sebagai hasil interaksi yang antara individu di satu pihak dan permintaan lingkungan di pihak lain. Oleh alasannya itu individu senantiasa menyesuaikan diri untuk mempertahankan keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Karena karyanya diterbitkan dalam bahasa Perancis yang sulit dan rumit, maka baru pada tahun 1950-an mampu diterjemehkan dalam bahasa inggris. Padahal beliau telah menulis nya sejak tahun 1920-an. Sejak inilah efek buku-bukunya mendominasi psikologi pertumbuhan.
Ketiga, adanya minat baru terhadap asal mula tingkah laris (origin of behavior) yang ditandai dengan meningkatnya riset kepada terhadap bayi-bayi. Dan kenaikan ini didorong pula dengan alat-alat yang makin terbaru pula.
Hingga awal tahun 1950-an studi tentang tingkah laris serta keadaan-keadaan psikis dan fungsionalitas kepribadian individu lebih terkonsentrasi pada anak, sehingga lebih diketahui dengan psikologi anak. Ciri-ciri khas psikologi anak pada waktu itu diantaranya sebagai berikut.
1. Orientasi lapangan psikologi anak menjadi terlalu klinis-patologis, yaitu banyak bekerjasama dengan kelainan tingkah laku anak dan usaha untuk mempengaruhinya ke arah perbaikan tingkah laris yang diperlukan.
2. Psikologi anak banyak menaruh perhatian terhadap aspek-aspek simpel pada tingkah laku serta pertumbuhan kepribadian kebanyakan dengan dilema-duduk perkara yang muncul.
3. Usaha mengenal dan memberi ciri-ciri kepribadian banyak dilakukan.
Pada tahun 1960-an, “psikologi anak” yang hanya meliputi seluk-beluk anak mulai digantikan oleh “psikologi perkembangan” yang mempunyai bidang cakupan yang lebih luas. Ciri-ciri psikologi kemajuan yang membedakannya dengan psikologi anak yakni :
1. Lapangannya lebih luas, adalah mencakup kemajuan dan perkembangan semenjak manusia gres berbentuk melalui konsepsi hingga bau tanah dan meninggal dunia.
2. Psikologi perkembangan mempelajari pergantian tingkah laris dari lahir hingga mati dalam relevansinya dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain, mirip ilmu kedokteran dan biologi, ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu social yang lain.
3. Objek psikologi perkembangan adalah proses-proses pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek fisik, psikis dan social, sehingga orientasinya yaitu psikofisik dan biososial (Gunarsa,1990)
Membanjirnya penyelidikan oleh para ahli eksperimental terbukti Dalam Experimental Child Psyc
hology dan Advances in childnDevelopment and Behavior, terdapat efek besar dari andal psikologi eksperimental terhadap psikologi anak. Disebabkan sebab kekecewaan terhadap cara kerja, metode dan pendekatan yang digunakan untuk menyelenggarakan penelitian terhadap anak, sebab dianggap kurang memenuhi syarat dilihat dari sudut metodologi observasi dan eksperimen.
Selain itu berkembangpula perhatian dan minat para andal eksperimental terhadap aspek-aspek psikis, mirip persepsi kognisi, dan anak dipandang sebagai objek untuk observasi ditinjau dari segi pertumbuhan dan proses-prosesnya.
B.F Skiner (1904-1990) seorang psikolog Amerika beraliran behavioristik menekankan bahwa hal yang patut menjadi minat dan perhatian para jago psikolog adalah sikap yang terlihat. Ia telah mepelajari proses belajar dan relevansinya dengan tingkah laris sjak 1920-an dan memperkenalkan konsep operant conditioning. Konsep ini terbukti bisa dikerjakan untuk mengganti perilaku sesuai dengan yang diinginkan, melalui rangsangan-rangsangan yang dikelola secara tertentu. Dan ini memanggil minat ahli yang lain untuk mendapatkan cara-cara yang bias digunakan untuk mengubah perilaku yang terlihat.
Meluasnya pengertian perihal kognitif dan perkembangan bahasa. Pada awal 1960-an banyak muncul tulisan tentang Piaget yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan tulisan Piaget sendiri. Ini menamabah makin meluasnya perhatian dan pembahasan tentang kognitif. Hingga dihubungkan dengan proses-proses perkembangan melalui hasil observasi dan percobaan yang diamalkan dalam menghipnotis perkembangan dan pendidikan anak. Dan hingga terjadi proses-proses pemilahan penggunaan bahasa yang lebih komunikatif terhadap anak.
Dan penyeleksian penggunaan bahasa ini lebih menjadi objek garapan psikologi kemajuan ketimbang psikologi lazim. Dan timbulnya masalah alasannya kesalahan pemakaian bahasa lebih banyak ditemukan mengakibatkan minat para andal untuk menggali kemajuan dari sudut bahasa.
Sejalan kian meluasnya penelitian dan percobaan perihal fungsi kognitif, maka perhatian dan penelitian terhadap bayi kian meluas pula. Karena asal undangan tingkah laris permulaan manusia bias tampakpada bayi.
Penggunaan bayi selaku objek observasi telah lama dimulai sejak timbulnya teori S.R (stimulus: Respone) tapi seiring perkembangan zaman kian ditemukan alat-alat yang lebih mendukung dan terbaru pula. Sehingga mempermudah observasi pada bayi.
Teori social berguru (social learning theory) suatu teori ekspansi dari behaviorisme yang menekankan pentingnya sikap, lingkungan dan kognisi selaku kunci dalam perkembangan. Teori ini timbul dikala O.H Mowner, Robert R. Sears, Neal Miller, John Dollar, dan rekan lainnya berupaya menemukan teori perkembangan anak dengan dasar teori S.R dan Psikonalisa.
Dan Alfred L. Baldawin (1967) menyebutkan cara pendekatan yang mereka lakukan dinamakan Teori Sosial Belajar. Dan lalu tokoh lain seperti Gewitz, Bandura, dan Walters lebih ulet meneliti prilaku tertentu mirip agresivitas. Yang sebelumnya dipelajari dengan sitem dan sistem yang non-eksperimental.
Psikologi pertumbuhan kesannya lebih diketahui karena membuka potensi lebih luas untuk melakukan penelitian dan percobaan terhadap anak dengan pergeseran-perubahan tingkahlakunya. Karena cakupannya lebih luas, maka ia mengambil alih posisi psikologi anak. Ini terbukti pada tahun 1957 Annual Review of Psycology yang umum menggunakan judul “ Psikologi Anak” mulai menggantinya dengan “Psikologi Perkembangan.”
Sumber :[10]
Sumber :[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beraneka ragam cara yang dijalankan oleh para psikolog umtuk mengenali sejarah psikologi perkembangan , Sebagai sebuah disiplin ilmu yang bangun sendiri, psikologi pertumbuhan sudah melewati sejarah yang cukup panjang. Sejarah psikologi kemajuan ini dibagi menjadi 3 abad, adalah
(1). Minat permulaan mempelajari psikologi pertumbuhan anak,
(2). Dasar-dasar psikologi perkembangan secara ilmiah, dan
(3). Munculnya psikologi pertumbuhan secara modern.
Dan didalam psikologi pertumbuhan ini terdapat perbedaan usulan antar tokoh dalam sejarah psikologi kemajuan tersebut,di antaranya :
1) Plato
2) John Locke
3) Rousseau
4) Locke
B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya ada banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu hendaknya pembaca menunjukkan tanggapan dan perhiasan kepada makalah kami. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Munawaroh wahidah (di kanal 12 februari 2016) sejarah psikologi pertumbuhan
http://wahidatulmunawarah.blogspot.co.id
Brennan, James (di jalan masuk 9 februari 2016). Sejarah Psikologi perkembangan
http://www.psikologizone.com ,
http://www.psikologizone.com ,
Ani cahyadi (2006).psikologi pertumbuhan.cetakan 1: ciputat press group.
[1] Brennan, James. Sejarah Psikologi kemajuan
http://www.psikologizone.com ,(di terusan 9 februari 2016)
http://www.psikologizone.com ,(di terusan 9 februari 2016)
[3] Munawaroh wahidah sejarah psikologi perkembangan http://wahidatulmunawarah.blogspot.co.id ( jalan masuk 12 februari)
[4]Brennan, James. Sejarah Psikologi kemajuan
http://www.psikologizone.com ,(di jalan masuk 9 februari 2016)
http://www.psikologizone.com ,(di jalan masuk 9 februari 2016)
http://wahidatulmunawarah.blogspot.co.id ( kanal 12 februari)
[8] Brennan, James. Sejarah Psikologi kemajuan
http://www.psikologizone.com ,(di terusan 9 februari 2016
http://www.psikologizone.com ,(di terusan 9 februari 2016
http://wahidatulmunawarah.blogspot.co.id ( kanal 12 februari)