Sejarah Lagu Pki Genjer-Genjer

Penyanyi yang paling diketahui dalam membawakan lagu Genjer-Genjer ini ialah Bing Slamet dan Lilis Suryani.

Sejarah Lagu PKI Genjer Genjer
Dalam sebuah tulisannya Hersri Setiawan, memberikan klarifikasi wacana lagu Genjer-Genjer hingga menjadi populer.
Setelah kemerdekaan Indonesia, lagu Genjer-genjer menjadi sangat terkenal sehabis banyak dibawakan oleh penyanyi-penyanyi dan disiarkan di radio-radio di Indonesia.
Penyanyi yang paling diketahui dalam membawakan lagu ini adalah Bing Slamet dan Lilis Suryani. Sangking terkenalnya kemudian timbul legalisasi dari Jawa Tengah, bahwa lagu Genjer-Genjer diciptakan oleh dalang populer kelahiran Semarang adalah Ki Narto Sabdo.
Sebenarnya lagu genjer-genjer diciptakan oleh Muhammad Arif, seorang seniman pemukul alat musik tradisional angklung. Berdasarkan keterangan teman sejawat almarhum Muhammad Arif, lagu Genjer-Genjer itu diangkat dari lagu dolanan yang berjudul ” Tong Alak Gentak”. Lagu rakyat yang hidup di Banyuwangi (Jawa Timur), kemudian diberi syair gres seperti dalam lagu Genjer-Genjer. Syair lagu Genjer-Genjer dimaksudkan sebagai sindiran atas pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945).
Menurut versi Tentara Nasional Indonesia, para anggota Gerwani dan Pemuda Rakyat menyanyikan lagu ini saat para jendral yang diculik diinterogasi dan disiksa. Peristiwa inilah yang digambarkan juga pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI yang di sutradarai oleh “Arifin C. Noer.” Sehingga pada abad orde baru pun ada larangan penyebarluasan lagu genjer-genjer tersebut. Sedangkan pencipta lagu Muhammad Arief, meninggal dibunuh akibat dianggap terlibat dalam organisasi massa onderbouw PKI.
Sangat disayangkan keteneran lagu ini ternodai dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Yakni Pada periode Demokrasi Terpimpin (1959-1966), Partai Komunis Indonesia (PKI) melancarkan kampanye besar-besaran untuk memajukan popularitas. Lagu yang menggambarkan penderitaan warga desa ini, menjadi salah satu lagu propaganda yang diminati dan dinyanyikan pada aneka macam peluang. Akibatnya orang mulai mengidentikkan lagu ini selaku national anthem nya Partai Komunis Indonesia (PKI).

  Jago Yang Menyelenggarakan Penelitian Di Sangiran Tahun 1936 Dan Tahun 1941 Serta Mendapatkan Fosil