Para ahli masih berselisih pendapat tentang letak Kerajaan Kalingga. Beberapa jago ada yang menduga kerajaan Ho-Ling berada di Blora dan Purwodadi, di Salatiga, di Jepara, maupun di Malaysia.
Sumber-sumber sejarah keberadaan kerajaan Kalingga adalah selaku berikut:
1. Berita dari Dinasti Tang yang menyebutkan adanya kerajaan Ho-Ling yang berlokasi di Co-po (Jawa)
2. Berita I-Tsing, seorang pendeta Buddha dari Cina.
3. Prasasti Tuk Mas, yang diperkirakan berasal tahun 650 M dan didapatkan di Desa Tuk Mas, di lereng Merbabu.
Berdasarkan berita dari Cina mampu dikenali bahwa sejak tahun 647 M kerajaan ini diperintah oleh raja yang berjulukan Ratu Sima. Putri Maharani Sima. Pemerintahan puncak diserahkan kepada empat orang Mahamenteri. Mereka mengatur bareng penguasaan atas 28 kerjaan kecil yang tersebar di Jawa Tengah dan mungkin juga ada yang terdapat di Jawa Timur.
Batas kekuasaan Kerajaan Kalingga diperkirakan yaitu:
1. Sebelah timur terletak di Po-li (kemungkinan ialah Bali)
2. Sebelah utara terdapat di Chen-la (kemungkinan Kamboja)
3. Sebelah barat terdapat di To-Po-Teng (kemungkinan adalah Sumatera)
4. Sebelah selatan berbatasan dengan samudera yang besar (Samudera Hindia)
Keadaan penduduk Kerajaan Kalingga dalam bidang ekonomi mengenal jual beli dan pelayaran. Kegiatan perdagangan berpusat pada sebuah daerah yang disebut pasar
Diperkirakan penduduk Kerajaan Kalingga sudah menjalin relasi jual beli dengan negara tetangganya. Dalam sosial budaya penduduk Kalingga sudah mengenal forum penduduk yang berfungsi dan bertugas dengan jelas dan juga telah menerapkan aturan serta undang-undang.
Menurut isu Dinasti Tang disebutkan bahwa Kerajaan Kalingga menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula warak, dan gading gading gajah. Dari pernyataan itu mengatakan bahwa mata pencaharian rakyat Kalingga yakni berburu, nelayan, jual beli, dan pertambangan secara sederhana. Kemungkinan besar bidang kerjainan, kesanggupan mengolah logam, dan pertukaran juga telah dikuasai oleh rakyat Kalingga.