BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Muhammad sudah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang sudah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa yang lalu. beliau akan terus demikian hingga Tuhan menyempurnakan cahayaNya ke seluruh dunia.Warisan yang telah memberi imbas besar pada periode lampau itu. Dan akan demikian, bahkan lebih lagi pada masa yang hendak tiba,adalah karena ia sudah menjinjing agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang mau menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang sudah dibawa muhammad terhadap umat manusia melalu wahyu Tuhan itu,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan.
Kalau pun kebudayaan islam ini didasarkan kepada tata cara-metode ilmu pengetahuaan dan kesanggupan rasio,hal ini sama mirip yang menjadi pegangan kebudayaan barat periode kita kini tetapi relasi antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu akrab sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang kini menguasai dunia.perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan lainnya bantu-membantu prinsip sekali,yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak belakang.
Sistem ekonomi dasar kebudayaan barat. Sebagai hasilnya,di Barat muncul pula fatwa-ajaran yang hendak menciptakan segala yang ada dimuka bumi ini tunduk terhadap kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tak sedikit orang yang ingin menempatkan sejarah umat insan dari segi agamanya, seni, filsafat, cara berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran ini tidak terbatas hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa filsafat Barat telah pula membuat contoh-teladan atas dasar kemanfaatan bahan ini semata-mata.Sungguh pun pemikiran-pemikiran demikian ini dalam pemikirannya telah begitu tinggi dengan daya ciptanya yang besar sekali,namun kemajuan fikiran di Barat itu sudah membatasinya pada batas-batas keuntungan bahan.
Sebaliknya mengenai persoalan rohani dalam pandangan kebudayaan Barat ini yakni problem pribadi semata,orang tidak perlu menunjukkan perhatian bersama untuk itu.Oleh balasannya membiarkan duduk perkara kepercayaan ini secara bebas di Barat merupakan sebuah hal yang diagungkan.
Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat insan,kebudayaan yang mau menimbulkan kehidupan ekonomi itu dengan tidak menganggap penting arti iktikad dalam kehidupan lazim,dalam merambah jalan untuk umat insan meraih kebahagiaan mirip yang dicita-citakannya itu,menurut saya tidak akan meraih tujuan. Bahkan jawaban hidup yang demikian ini telah sepatutnya jikalau akan menjerumuskan umat insan ke dalam penderitaan berat mirip yang di alami pada kurun-abad belakangan ini.
Sebaliknya paham sosialisme yang berpendapat bahwa usaha kelas yang mesti disudahi dengan kekuasaan berada di tangan kaum buruh,merupakan salah satu kewajiban alam.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka mampu dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
- Apa pengertian kebudayaan?
- Apa kebudayaan islam itu?
- Bagaimana pertumbuhan islam saat ini?
C. TUJUAN
Setelah mendiskusikan tema ini, kita mampu menemukan beberapa tujuan selaku berikut:
- Dapat mengenali pemahaman kebudayaan
- Dapat mengetahui sejarah terbentuknya kebudayaan islam
- Dapat membedakan kebudayaan lokal dengan kebudayaan islam
- Dapat mengambil keputusan tentang kebudayaan yang dapat kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini ialah:
- Dapat mengetahui pengertian kebudayaan kemudian mengumumkan gosip terhadap orang lain.
- Dapat mengetahui sejarah terbentuknya kebudayaan islam pada kala kejayaan islam.
- Dapat membedakan kebudayaan lokal dengan kebudayaan islam.
- Dapat mengambil keputusan mengenai kebudayaan yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II PEMBAHASAN
A. KEBUDAYAAN ISLAM
Secara garis besar,defenisi kebudayaan islam dikelompokkan kedalam enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing menciptakan defenisi. Kelompok pertama memakai pendekatan deskriptif dengan menekankan pada sejumlah isi yang terkandung didalamnya seperti definisi yang digunakan oleh tailor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang amat kompleks meliputi ilmu pengetahuaan, dogma, seni, hukum, tabiat, etika istiadat dan berbagai kesanggupan serta kebiasaan yang diterima insan selaku anggota masyarakat.
Kelompok kedua menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada warisan sosial dan tradisi kebudayaan mirip definisi yang digunakan oleh Park dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan sebuah penduduk ialah sejumlah totalitas dan organisasi dan warisan sosial yang diterima selaku sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi oleh budpekerti dan sejarah hidup sebuah bangsa. Dari berbagai tujuan dan sudut persepsi wacana definisi kebudayaan, memberikan bahwa kebudayaan itu merupakan sesuatu masalah yang sangat luas.
Quran menatap kebudayaan itu merupakan sebuah proses, dan menaruh kebudayaan selaku eksistensi hidup manusia.Kebudayaan ialah sebuah totalitas aktivitas insan yang mencakup acara akal hati dan badan yang menyatu dalam sebuah perbuatan. Jadi secara lazim kebudayaan islam adalah hasil nalar, kecerdikan, cipta rasa, karsa, dan karya insan yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid.islam sangat menghargai nalar manusia untuk berkiprah dan meningkat .
Kebudayaan adalah adonan antara tenaga asumsi dengan tenaga anggapan dengan tenaga lahir insan ataupun hasil dibandingkan dengan adonan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Apa yang difikirkannya itu dilahirkan dalam bentuk sikap, maka hasil daripada gabungan inilah yang dibilang kebudayaan. Jadi jikalau begitu, seluruh perkembangan baik yang lahir ataupun yang batin walau dibidang apapun dianggap kebudayaan.Sebab hasil daripada daya anutan dan daya perjuangan tenaga lahir insan akan tercetuslah soal-soal politik, pendidikan, ekonomi,seni, pembangunan dan pertumbuhan-perkembangan yang lain.
Agama islam ialah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan terhadap Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia biar selamat dunia dan akhirat.Agama islam bukanlah kebudayaan,karena beliau bukan hasil daripada tenaga asumsi dan tenaga lahir manusia.Tetapi islam mendorong berkebudayaan dalam berfikir, berekonomi, berpolitik, bergaul, bermasyarakat, berpendidikan, menyusun rumah tangga dan lain lain.jadi, sekali lagi dibilang, agama islam itu bukan kebudayaan, tapi mendorong insan berkebudayaan.
Seperti telah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad yakni hidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah dicapai oleh umat manusia.Hidup yang penuh dengan acuan yang luhur dan indah bagi setiap insan yang telah mendapat tutorial hati nurani, yang akan berupaya mencapai kodrat manusia yang lebih sempurna dengan jalan dogma dan perbuatan yang bagus.
Demikian juga sesudah era kerasulannya, hidupnya penuh pengorbanan, untuk allah, untuk kebenaran, dan untuk itu pula allah sudah mengutusnya. Suatu pengorbanan yang sudah berkali kali menghadapkan nyawanya kepada maut. Tetapi, bujukan masyarakatnya sendiri pun yang dalam gengsi dan keturunan ia sederajat dengan mereka yang bagus dengan harta, kedudukan atau dengan godaan-godaan lain,mereka tidak dapat merintanginya.
Kehidupan insani yang begitu luhur dan cemerlan itu belum ada dalam kehidupan insan lain yang pernah mencapainya, keluhuran yang telah mencakup segala sisi kehidupan terlebih yang kita lihat suatu kehidupan insan yang telah bersatu dengan kehidupan alam semesta semenjak dunia ini berkembang sampai akhir zaman, berhubungan dengan pencipta alam dengan segala karunia dan pengamppunannya. Kalau tidak alasannya adanya kesunggguhan dan kejujuran Muhammad menyampaikan risalah Tuhan, pasti kehidupan yang kita lihat ini lambat laun akan menetralisir apa yang sudah diajarkannya itu.
Pada masa permulaan perkembangan islam, sistem pendidikan dan fatwa yang sistematis belu terselenggara alasannya fatwa islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian arahan al quran sudah cukup terperinci meletakkan pondasi yang kuat kepada pengembangan ilmu dan anutan.
Dalam memakai teori yang dikembangkan oleh Harun nasution, dilihat dari sisi perkembangannya, sejarah intelektual islam dapat dikelompokkan kedalam kedalam tiga kurun yakni masa klasik antara tahun 650-1250M. Masa pertengahan, tahun 1250-1800M.Dan periode terbaru ialah semenjak tahun 1800 sampai sekarang.
B. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA
Di zaman modern, semangat dan pengertian sebahagian generasi muda ummat islam utamanya mahasiswa PTU dalam mempelajari dan mengamalkan aliran islam. Mereka berpandangan bahwa islam yang benar ialah segala sesuatu yang ditampilkan oleh nabi Muhammad SAW, secara utuh tergolong nilai-nilai budaya arabnya. Kita tahu islam itu dari dia, dan yang mengingkari kerasulannya adalah kafir. Nabi Muhammad SAW, adalah seorang rasul allah dan harus di ingat bahwa ia yaitu orang arab.Dalam kajian budaya sudah tentu apa yang ditampilkan dalam perilaku kehidupannya terdapat nilai-nilai budaya lokal. Sedangkan nilai-nilai islam itu bersifat universal.
Dalam pertumbuhan dakwah islam di indonesia, para penyiar agama mendakwakan pemikiran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilaksanakan oleh para wali di tanah jawa. Karena kecanggihan para Wali Allah dalam mengemas pemikiran islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang kadang-kadang bertumpang tindih, sehingga mengaburkan pemahaman kita terhadap keduanya. Banyak persepsi yang menyatakan agama ialah bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini acap kali membingungkan dikala kita mesti meletakkan agama (islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.
B. SARAN
Dengan pemahaman di atas, kita mampu mengawali untuk meletakkan islam dalam kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat membangun kebudayaan islam dengan landasan konsep yang berasal dari islam pula.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam, 2009, Pendidikan Agama Islam, Makassar: UNM.