Sejarah Detik-Detik Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proses penyusunan dalam pengerjaan naskah teks proklamasi tidaklah gampang, meskipun berisikan beberapa baik kalimat tetapi ternyata dalam penyusunan dan pembuatannya membutuhkan tempat dan ajaran yang mendalam. Hal ini terbukti naskah teks proklamasi yang dibuat tidak jadi sekaligus, tetapi dilalui dengan proses perbaikan-perbaikan dalam penysusunan kalimatnya.
Dalam proses penyusunan desain teks proklamasi tersebut tidaklah disusun oleh seorang, tetapi ternyata melibatkan beberapa orang yang ikut mendampingi Ir. Soekarno. Pada saat itu pula bersatunya antara golongan renta dan golongan muda.
Latar Belakang Sejarah

Wikipedia – Sebelumnya, telah terjadi proses negosiasi antara golongan muda dan golongan bau tanah dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jalan Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Achmad Soebarjo. 
Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B. M. Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan semoga yang menandatangani teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. 
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 sudah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. 
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta ketika itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk memaksimalkan bendera tetapi beliau menolak dengan argumentasi pengerekan bendera semestinya dikerjakan oleh seorang tentara. Oleh alasannya itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi Bendera Merah Putih, yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. 
Setelah bendera berkibar, pengunjung menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai ketika ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Monumen Nasional.
Setelah upacara tamat berjalan, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata tiba terburu-buru sebab mereka tidak mengenali pergeseran tempat secara tiba-tiba dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat terhadap mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan memutuskan UUD (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya diketahui selaku UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berupa Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dikerjakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang mau dibentuk lalu.
Setelah itu Soekarno dan Mohammad Hatta terpilih atas undangan dari Otto Iskandardinata dan kesepakatan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Teks Proklamasi Klad

Teks naskah proklamasi atau Proklamasi Klad yaitu naskah asli yang merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Adapun yang merumuskan proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia terdiri dari Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, S. Nishijima, S. Miyoshi, Mohammad Hatta, Soekarno, dan Achmad Soebardjo.

Para perjaka yang berada di luar meminta agar teks proklamasi bunyinya keras. Namun Jepang tak mengijinkan. Beberapa kata yang dituntut adalah “penyerahan”, “dikasihkan”, diserahkan”, atau “merebut”. Akhirnya yang diseleksi adalah “pemindahan kekuasaan”. Setelah dirumuskan dan dibacakan di rumah orang Jepang, isi proklamasi pun disiarkan di radio Jepang.

Berikut isi proklamasi tersebut:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang perihal pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 – 8 – ’05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat masuk ke daerah sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda. B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan terhadap Presiden Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992.

Naskah Baru Setelah Mengalami Perubahan

Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang diketahui dengan sebutan naskah “Proklamasi Otentik”, yaitu merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh perjaka yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya yaitu selaku berikut:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang perihal pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.


Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

(Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka “tahun 05” yang ialah abreviasi dari angka “tahun 2605”, sebab tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang ketika itu ialah sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yang periode itu yaitu “tahun 2605”.)

  Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik

Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa pergantian adalah selaku berikut:

  • Kata “Proklamasi” diubah menjadi “P R O K L A M A S I”,
  • Kata “Hal2” diubah menjadi “Hal-hal”,
  • Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”,
  • Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05” diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”,
  • Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
  • Isi naskah Proklamasi Klad ialah asli ialah tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan ialah ialah hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan isi naskah Proklamasi Otentik adalah ialah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh cowok yang ikut andil dalam antisipasi Proklamasi),
  • Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik telah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Tempat pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno untuk pertama kali yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 – Jakarta Pusat, sempurna pada tanggal 17 Agustus 1945 (hari di mana diperingati selaku “Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia”), pukul 11.30 waktu Nippon (sebutan untuk negara Jepang pada saat itu). 

Waktu Nippon adalah ialah persyaratan zona waktu yang dipakai pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang abad itu. Namun perlu dikenali pula bahwa pada dikala teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, waktu itu tidak ada yang merekam bunyi ataupun video, yang ada hanyalah dokumentasi foto.

Suara asli dari Ir. Soekarno dikala membacakan teks naskah Proklamasi yang sering kita dengar dikala ini yakni bukan suara yang direkam pada tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 namun adalah suara asli Soekarno yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI), yang kini bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. 

  Memaknai Sejarah Hari Pendidikan Nasional Indonesia 2 Mei
Dokumentasi berupa suara orisinil hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini dapat terwujudkan yaitu berkat prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Naskah Teks Pidato Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

“ Saudara-saudara sekalian,

Saya sudah minta kerabat-saudara hadir disini untuk melihat satu peristiwa mahapenting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan sudah beratus-ratus tahun! Gelombang agresi kita untuk meraih kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah impian.

Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, namun pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, namun kita percaya terhadap kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita sungguh-sungguh mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat bangun dengan kuatnya.

Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata beropini bahwa sekaranglah tiba saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.

Saudara-kerabat! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, 17 Agustus 1945

Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

Demikianlah kerabat-kerabat! Kita sekarang sudah merdeka! Tidak ada suatu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai dikala ini kita menyusun negara kita!

Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, infinit, kekal! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.

Itulah sejarah pembahasan singkat tentang sejarah detik-detik pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Semoga berguna.