Sejarah Administrasi Pembangunan

Sejarah Administrasi Pembangunan 
1. Ilmu Administrasi Negara.
Administrasi Pembangunan yang dikembangkan itu berasal dari disiplin ilmu yang mendahuluinya, adalah Administrasi Negara. Pada kala ke 19 mampu dikemukakan sebagai awal kemajuan Ilmu Administrasi Negara yang dipelopori oleh penulis-penulis dan praktisi-praktisi Administrasi Pemerintahan di Amerika Serikat yaitu antara lain : Woodrow Wilson, Frank J. Goodnow, Leonard D. White, dan bahkan tulisan Alekxis de Tocqueville jauh sebelumnya dianggap pula awal kemajuan Ilmu Administrasi Negara. Perkembangan Ilmu Administrasi Negara lebih berkaitan bagi Negara-negara yang telah maju. 
Empat perumusan untuk menerangkan pengertian Ilmu Administrasi Negara yaitu :
1) Edward H. Litehfield, menyatakan bahwa Ilmu Administrasi Negara yakni “ Suatu studi tentang bagaimana bermacam-macam badan-tubuh pemerintahan di organisir, diperlengkapi tenaga-tenaganya, dibayai, digerakkan dan dipimpin”
2) Dwight Waldo, menyatakan bahwa Administrasi Negara yaitu “Managemen dan Organisasi dari pada manusia-manusia dan peralatannya guna meraih tujuan-tujuan pemerintah”
3) Dimock, Dimock dan Koening, menyebutkan bahwa Administrasi Negara adalah “Kegiatan Pemerintah didalam melakukan kekuasaan politiknya”
4) Arifin Abdulrachman, menyatakan bahwa Administrasi Negara adalah “Ilmu yang mempelajari pelaksanaan dari politik Negara”
( Bintoro Tjokroamidjojo, 1974 : 1 )
Keempat disiplin tersebut membedakan proses politik dan administrasi Negara, tetapi kenyataannya sungguh sulit memisahkan proses politik dan proses administrasi Negara.
Perumusan yang ketiga tersebut diatas dapat pula diperinci dalam pembahasan-pembahasan selaku berikut :
a) Apa yang harus dilakukan (the what’s), haluan politik, kecerdikan, acara-program Negara (pemerintah).
b) Bagaimana seharusnya melaksanakannya (the hows), sungguh tergantung oleh keadaan-kondisi dinamis dari lingkungan (ekologi), eksklusif dan lain-lain.
c) Benarkah pelaksanaan itu dan pada siapa mesti bertanggung jawab atau proses evaluasi dan control.
Tugas utama Admnistrasi Negara yaitu intinya merencanakan dan merumuskan kecerdikan politik, lalu melaksanakannya dan menyelenggarakannya.
Administrasi Negara mempunyai peranan yang besar dalam proses penetapan/penentuan budi politik.
Tiga fungsi dasar Administrasi Negara selaku berikut :
a) Formulasi/perumusan kebijakan.
a. Kebijaksanaan tergantung dari analisa yang baik atas keadaan-kondisi aktual yang ada.
b. Kebijaksanaan juga harus meliputi perjuangan untuk memproyektir kenyataan-realita kini dalam keadaan-kondisi nanti / periode depan, dengan cara melakukan perkiraan (fore cast) dari pertumbuhan yang mungkin terjadi.
c. Supaya sebuah program strategis dan taktik-seni manajemen acara yang berdasar kedua diatas dapat disusun.
d. Rangkaian terakhir adalah pengambilan keputusan (decision making)
b) Pengaturan / Pengendalian bagian-bagian manajemen.
Struktur organisasi, keuangan, kepegawaian dan lain-lain.
c) Penggunaan Dinamika Administrasi.
Kegiatan-kegiatan lain yang perlu dilaksanakan tidak saja bagi realisasi tujuan, kecerdikan yang sudah dirumuskan, tetapi juga untuk pengendalian atau pengawasan dari pada unsur-komponen administrasi.
Unsur-bagian dinamika administrasi (the dynamics of administration) ini mencakup :
a. Pimpinan. 
b. Koordinasi. 
c. Pengawasan.
d. Komunikasi.
Menurut Waldo, dalam Bintoro, 1974 : 4, Administrasi yakni aktivitas akal secara rasional, dan rasionalitas itu tercermin dalam pengelompokan kegiatan berdasarkan fungsi-fugsi yang dikerjakan.
Sedangkan The Liang Gie, menyampaikan Administrasi yaitu “Segenap proses penyelenggaraan dalam setiap perjuangan kerja sama sekelompok insan untuk mencapai tujuan tertentu.” Dan apabila tujuan-tujuan itu adalah tujuan negara / pemerintah, maka menjadi lingkupan daerah Ilmu Administrasi Negara. 
Kemudian S.P.Siagian ( Dalam Administrasi Pembangunan, Konsep, dimensi dan strateginya, Gunung Agung, Jakarta, 1978 : 2 ) memperlihatkan pemahaman Administrasi ialah keseluruhan proses pelaksanaan ketimbang keputusan-keputusan yang sudah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dikerjakan oleh dua orang insan atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah diputuskan sebelumnya.
Karena masih terikatnya buku-buku administrasi negara dengan perkara empiris Negara Amerika Serikat maupun negara-negara maju lainnya, maka terdapat sebuah orientasi gres yang dipelopori oleh kelompok Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB pada tahun 1950 an mulai memperlihatkan perhatian terhadap segi administrasi negara-negara yang baru berkembang. Hal ini utamanya dihubungkan dengan perlindungan pinjaman luar negeri.
Kondisi ini juga mampu dilihat mengenai derma dari mancanegara yang terus berlanjut hingga kini yaitu tunjangan Loan, IMF, seperti salah satu teladan ialah perlindungan Program Pengembangan Kecamatan (PPK), atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bersumber dari perlindungan Luar Negeri (Bank Dunia).
2. Perkembangan kearah Administrasi Pembangunan.
Para mahir Ilmu Administrasi Negara, lalu menawarkan perhatian pula kepada dua hal adalah :
1) Administrasi bagi negara-negara yang sedang meningkat atau yang sedang mengalami periode pergantian (dari penduduk tradisional agraris kearah penduduk maju dan mulai memperkembangkan industri ).
2) Yang kedua ialah perhatian kepada persoalan interrelasi antara manajemen sebagai praktek dibidang-bidang kehidupan yang lain.
Oleh para jago tersebut diperkembangkan studi komperatif perihal hal-hal itu. Mereka lalu menyebutkan diri sebagai kelompok studi komperatif atau Comparative Administratif Group (CAG), yang dipelopori oleh antara lain :
1) F.W. Riggs 
2) John D.Montgomery 
3) Milton Esman 
4) Raiph Braibanti
5) William J. Siffin
6) Edward W. Weidner, dan lain- lain.
Dalam Prismatik tulisan Fred W.Riggs, ihwal “Prismatic Society” (Bintoro,1974:5) mengembangkan sebuah model perihal ciri birokrasi dari satu lingkungan masyarakat yang belum maju (refracted type) namun sudah bukan lingkungan masyarakat yang masih tradisional (fused type). Model ini disebut “Sala Model” dalam suatu lingkungan “Masyarakat Prismatik” 
Perkembangan berikutnya ialah adanya lebih ketegasan orientasi didalam Ilmu Administrasi yang sekarang merupakan tingkat-tingkat awal pertumbuhan Ilmu Administrasi Pembangunan. 
Kelompok studi komperatif yang terdahulu lalu memperkembangkan diri menjadi kelompok Administrasi Pembangunan atau Development Administratif Group (DAG). Dan golongan ini memperluas diri dengan mahir-andal dari aneka macam pihak, utamanya hebat-mahir dari negara gres meningkat antara lain :
  • Dr. Ajit Bannerjee.
  • Dr. Carlos P.Ramos.
  • Dr. S.S. Husen.
  • Dr. Hahn-Been Lee.
  • Dr. S.P. Siagian, dari Indonesia dapat disebut selaku salah seorang aktivis pengembangan “Ilmu Administrasi Pembangunan di Indonesia”.
  Pengertian Globalisasi
Lebih lanjut dalam bukunya Administrasi Pembangunan (Bintoro, 1974-9) menyebutkan bahwa Administrasi Pembangunan memiliki cirri-ciri yang lebih maju dari pada Administrasi Negara.
3. Ciri Perumusan Administrasi Pembangunan.
Dua ciri utama yang membedakan dan dianggap paling penting dan pertanda lebih majunya pendekatan Administrasi Pembangunan yaitu 
1) Ciri pokok pertama yaitu orientasinya kepada perjuangan-usaha kearah pergantian-perubahan kondisi yang dianggap lebih baik.
Bahkan Administrasi Pembangunan dimaksud untuk menolong dan mendorong kearah perubahan-pergantian besar (Basic change) di aneka macam kegiatan / bidang kehidupan yang saling berkait dan akan memberikan hasil final terdapatnya proses pembangunan.
Thompson menyebut bahwa Administrasi Pembangunan mencakup kemampuan organisasi untuk “ innovate “ (melakukan perubahan)
2) Ciri pokok kedua, pendekatan Administrasi Pembangunan ialah bahwa perbaikan dan penyempurnaan administrasi dikaitkan dengan faktor pertumbuhan dibidang-bidang lain seperti ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.
Usaha-usaha perubahan dibidang manajemen saling efek menghipnotis dengan pergantian-perubahan dibidang lain tersebut.
Perbaikan manajemen bukan hanya untuk kepentingan baiknya administrasi itu saja, tetapi menawarkan pelayanan administrative perjuangan perbaikan dan pergantian dibidang tersebut diatas, supaya dapat terselenggara secara lebih baik.
Administrasi Pembangunan bermakna kemampuan system Administrasi untuk memuat adanya akibat-akibat pembangunan.
Montgomery dan Esman dalam Development Administration in Malaysia, mengemukakan “Administrasi Pembangunan meliputi perbaikan aparatur serta pelaksanaan dari pada pemerintahan (The Development Of Administration) dan juga mempunyai arti perbaikan dari pelaksanaan perjuangan pembangunan (Administration Of The Development).
Siagian, 1974-4, merumuskan pemahaman Administrasi Pembangunan sebagai berikut : “Administrasi Pembangunan yaitu seluruh usaha yang dilakukan oleh penduduk untuk memperbaiki tata kehidupannya selaku suatu bangsa dalam aneka macam faktor kehidupan bangsa tersebut dalam rangka perjuangan pencapaian tujuan yang sudah diputuskan ”.
Pada pokoknya pendekatan Administrasi Pembangunan diartikan sebagai proses pengendalian usaha oleh negara / pemerintah untuk merealisir perkembangan yang direncanakan kearah suatu kondisi yang lebih baik. Administrasi Pembangunan dianggap lebih baik dan maju di dalam banyak sekali faktor kehidupan bangsa.
Pada umumnya tujuan-tujuannya ialah training bangsa (Nation Building) dan atau pertumbuhan sosial ekonomi. Perkembangan kearah perkembangan terkadang disebut pula oleh para cendikiawan sebagai Modernisasi.
S.P.Siagian ( Administrasi Pembangunan, 1978 :2) Pembangunan didefinisikan selaku sebuah perjuangan atau rangkaian usaha perkembangan dan perobahan yang berniat yang dilaksanakan secara sadar oleg suatu bangsa, Negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pelatihan bangsa ( nation building ).
Apabila definisi tersebut diatas dianalissa lebih lanjut akan tampakbeberapa ide pokok yang sangat penting diamati jika seseorang berbicara perihal pembangunan.
Pertama, bahwa pembangunan ialah sebuah proses. Proses berarti sebuah aktivitas yang terus menerus dilakukan; Meskipun telah barang pasti bahwa prose situ dapat dibagi dan biasanya memang dibagi-bagi – menjadi tahap-tahap tertentu yang bangkit sendiri (independent phase of a prosecess ). Pentahapan itu mampu dibentuk menurut jangka waktu, biaya, atau hasil tertentu yang diharapkan akan diperoleh.
Kedua, bhahwa pembangunan ialah perjuangan yang secara sadar dilaksanakan. Jika ada aktivitas yang nampaknya nampak seperti pembangunan, akan namun sesungguhnya tidak dijalankan secara sadar dan timbul secara insidentil di penduduk , tidaklah mampu digolongkan kepada klasifikasi pembangunan.
Ketiga, bahwa pembangunan dilaksanakan secara berniat dan perencanaan itu berorientasi kepada kemajuan dan perobahan.
Keempat, bahwa pembangunan mengarah terhadap modernitas. Modernitas disini diartikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari pada sebelumnya serta kemampuan untuk lebih menguasai alam lingkungan dalam rangka usaha peningkatan kemapuan swa-sembada dan mengurangi ketergantungan pada pihak lain. 
Kelima, bahwa modernitas yang diraih lewat pembangunan itu bersifat multi-dimensionil. Artinya bahwa modernitas itu mencakup seluruh faktor kehidupan bangsa dan Negara, khususnya aspek politik, ekonomi, social-budaya, pertahanan dan keselamatan nasional dan manajemen.
Keenam, bahwa kesemua hal yang sudah disebutkan di muka ditujukan kepada perjuangan membina bahwa ( nation-building ) yang terus menerus harus dikerjakan dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan Negara yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan pengertian-pengertian tersebut diatas selaku titik tolak, maka Administrasi Pembangunan adalah seluruh perjuangan yang dilaksanakan oleh sebuah penduduk untuk memperbaiki tata kehidupannya selaku suatu bangsa dalam banyak sekali aspek kehidupan bangsa tersebut dalam rangka perjuangan pencapaian tujuan yang telah diputuskan.