Sebuah Radio Mempunyai Daya 80 Watt Pada Tegangan Sumber 220 Volt. Jika Radio Akan Dipasang Pada Tegangan 110 Volt, Maka Daya Yang Dipakai Radio Adalah

suatu radio mempunyai daya 80 watt pada tegangan sumber 220 volt. bila radio akan dipasang pada tegangan 110 volt, maka daya yg digunakan radio yaitu

Jika suatu radio mempunyai daya 80 watt pada tegangan sumber 220 volt, & jika radio diberi tegangan 110 volt maka,
⇒ 220 volt – 110 volt = 110 volt
⇒ kesimpulannya jika tegangan 220 volt memiliki daya 80 watt. memiliki arti bila tegangannya 110 volt maka daya yg dimiliki 40 watt. Alasannya karena 110 volt merupakan [tex] \frac 1 2 [/tex] kali dr 220 volt.

jawabannya 40 watt

sumber tegangan untuk mencoba hasil rakitan radio MW yaitu ​

Skema Rangkaian

Dari desain aslinya, saya cuma menyertakan sebuah zener dioda 6v & resitor 470 ohm. Penambahan komponen tersebut dimaksudkan untuk menstabilkan tegangan sumberdaya pada kisaran 6 volt.

Transistor germanium bertipe 2SA101 & 2SA103 -menurut observasi saya- rentan kepada panas & tegangan yg melampaui spesifikasinya. Oleh alasannya itu pemasangan zener pula akan mengamankan besarnya tegangan yg masuk ke dlm transistor-transistor tersebut.

Pembuatan PCB

PCB yg digunakan menggunakan pendekatan “Manhattan Style”, yakni penyusunan pola alur PCB yg membentuk kepingan-kepingan area ibarat kepulauan -dimana komponen disolder diatas “kepulauan” tersebut.

Pola PCB berskala 7.5 x 5 cm

Pola bidang-bidang tersebut mampu dibuat dgn mengerik PCB polos menggunakan pisau cutter, atau mampu pula dgn “meng-gravir” nya menggunakan bor tangan pelubang PCB. Saya membuat alat gravir untuk keperluan tersebut dr motor listrik kecil -bekas penggetar stick PS2- yg ujung nya di gerinda sampai pipih menyerupai pisau.

PCB pemancar MW mini ini berskala 7.5 x 5 cm.

Proses Perakitan

Pemancar dirakit mulai dr cuilan osilatornya terlebih dulu, yakni mulai dr komponen koil osilator hingga kapasitor 1 nF (102) yg kedua (denah dibaca dr kiri ke kanan).

Gulungan koil osilator yg diakai yg berkaki tiga, sementara gulungan yg berkaki dua tak saya gunakan/ diabaikan.

Kemudian rangkaian setengah jadi ini diuji-coba, dgn pertolongan radio penerima yg bekerja pada grup musik MW.

Pemancar (yang gres osilator-nya saja) & radio penerima dihidupkan, putar tombol tuning radio peserta hingga ditemukan sinyal dr pemancar -berupa bunyi yg berlawanan dgn bunyi tak ada sinyal.

Jika sinyal ditemukan, tentukan bahwa sinyal tersebut berasal dr osilator yg sudah kita rakit -bukan dr sinyal/ noise lain- dgn cara memematikan & membangkitkan osilator beberapakali & amati perbedaan keadaan yg timbul pada radio peserta.

Jika sinyal tak ditemukan, coba kerjakan pengetriman pada poros koil osilator & trimmer.

Setelah yakin potongan osilator melakukan pekerjaan dgn baik, maka perakitan dapat dilanjutkan pada potongan berikutnya.

Pemasangan komponen eksklusif di atas permukaan tembaga PCB

Hasil Percobaan

Setelah semua rangkaian selesai dirakit, maka langkh berikutnya yakni menjajal memasukkan sinyal audio pada segi sekunder trafo OT240 yg berkaki dua.

Berdasarkan percobaan saya, sinyal modulasi yg bersumber dr pesawat-pesawat portabel -mirip: walkman, mp3 player, gadget & sejenisnya- kurang berpengaruh untuk dapat memodulasi proyek kali ini.

Oleh alasannya adalah itu saya menambahklan amplifier mini -yang tinggal beli jadi dipasaran- untuk memperkuat sinyal input, sebelum masuk ke pemancar.

Rangkaian Pemancar (kiri) & Kit Mini Ampli di sisi kanan

Setelah penambahan amplifier mini, tingat volume dr sumber audio perlu dikontrol besarnya sedemikian rupa biar tak terjadi over modulasi, tetapi pula tak terlalu kecil terdengarnya pada radio penerima.

Sinyal modulasi yg terlalu besar (over modulasi) mengakibatkan suara terdengar pecah,yang istilah populernya sering disebut “krepek-krepek”.

Sebuah radio mempunyai daya 80 watt pada tegangan sumber 200 volt. Jika radio akan dipasang pada tegangan 110 volt, maka daya yg dipakai radio yakni

P1 = 80 watt
V1 = 220 volt (gini kali tujuannya)
V2 = 110 volt
P2?

solusi:
P2 V1 = P1 V2
P2 = P1 V2 / V1
P2 = 80 . 110 / 220
P2 = 80 / 2
P2 = 40 watt

Sumber tegangan untuk menjajal hasil rakitan radio MW yaitu….

Skema Rangkaian

Dari desain aslinya, saya cuma menambahkan suatu zener dioda 6v & resitor 470 ohm. Penambahan komponen tersebut dimaksudkan untuk menstabilkan tegangan sumberdaya pada kisaran 6 volt.

Transistor germanium bertipe 2SA101 & 2SA103 -berdasarkan observasi saya- rentan terhadap panas & tegangan yg melebihi spesifikasinya. Oleh alasannya adalah itu pemasangan zener pula akan mengamankan besarnya tegangan yg masuk ke dlm transistor-transistor tersebut.

Pembuatan PCB

PCB yg dipakai memakai pendekatan “Manhattan Style”, yakni penyusunan teladan alur PCB yg membentuk kepingan-kepingan area ibarat kepulauan -dimana komponen disolder diatas “kepulauan” tersebut.

Pola PCB berukuran 7.5 x 5 cm

Pola bidang-bidang tersebut mampu dibuat dgn mengerik PCB polos menggunakan pisau cutter, atau bisa pula dgn “meng-gravir” nya menggunakan bor tangan pelubang PCB. Saya menciptakan alat gravir untuk keperluan tersebut dr motor listrik kecil -bekas penggetar stick PS2- yg ujung nya di gerinda hingga pipih mirip pisau.

PCB pemancar MW mini ini berskala 7.5 x 5 cm.

Proses Perakitan

Pemancar dirakit mulai dr penggalan osilatornya terlebih dahulu, yakni mulai dr komponen koil osilator hingga kapasitor 1 nF (102) yg kedua (denah dibaca dr kiri ke kanan).

Gulungan koil osilator yg diakai yg berkaki tiga, sementara gulungan yg berkaki dua tak saya gunakan/ diabaikan.

Kemudian rangkaian setengah jadi ini diuji-coba, dgn pertolongan radio penerima yg melakukan pekerjaan pada grup musik MW.

Pemancar (yang gres osilator-nya saja) & radio peserta dihidupkan, putar tombol tuning radio akseptor sampai ditemukan sinyal dr pemancar -berupa suara yg berbeda dgn bunyi tak ada sinyal.

Jika sinyal didapatkan, tentukan bahwa sinyal tersebut berasal dr osilator yg sudah kita rakit -bukan dr sinyal/ noise lain- dgn cara memematikan & menghidupkan osilator beberapakali & perhatikan perbedaan kondisi yg timbul pada radio peserta.

Jika sinyal tak didapatkan, coba kerjakan pengetriman pada poros koil osilator & trimmer.

Setelah yakin pecahan osilator melakukan pekerjaan dgn baik, maka perakitan mampu dilanjutkan pada potongan selanjutnya.

Pemasangan komponen pribadi di atas permukaan tembaga PCB

Hasil Percobaan

Setelah semua rangkaian selesai dirakit, maka langkh selanjutnya yakni menjajal memasukkan sinyal audio pada segi sekunder trafo OT240 yg berkaki dua.

Berdasarkan percobaan saya, sinyal modulasi yg bersumber dr pesawat-pesawat portabel -seperti: walkman, mp3 player, gadget & sejenisnya- kurang kuat untuk dapat memodulasi proyek kali ini.

Oleh karena itu saya menambahklan amplifier mini -yang tinggal beli jadi dipasaran- untuk memperkuat sinyal input, sebelum masuk ke pemancar.

Rangkaian Pemancar (kiri) & Kit Mini Ampli di sisi kanan

Setelah penambahan amplifier mini, tingat volume dr sumber audio perlu dikontrol besarnya sedemikian rupa biar tak terjadi over modulasi, tetapi pula tak terlalu kecil terdengarnya pada radio akseptor.

Sinyal modulasi yg terlalu besar (over modulasi) menimbulkan bunyi terdengar pecah,yang perumpamaan populernya sering disebut “krepek-krepek”.

sebuah radio mempunyai daya 80 watt pada tegangan sumber 220 volt. kalau radio akan dipasang pada tegangan 110 Volt, maka daya yg dipakai radio yaitu…

jawabannya 160
p= v. i
v. i/v.i
220.80/110x
x = 220.80/110
= 160