MENGENAL HAKIKAT DUNIA
Allah membuktikan dalam Al-Qur’an tentang hakikat kehidupan dunia dan mengusulkan kepada kita semoga bersikap zuhud terhadapnya serta memperingatkan kita akan bahaya pada dunia tersebut, demikian pula Rasulullah Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dalam sabda-sabdanya.
Allah berfirman : “Ketahuilah, bahwa bahwasanya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sebuah yang melalaikan,aksesori dan bermegah-megah antara kamu serta besar hati-banggaan tentang banyaknya harta dan anak”. (Q.S. Al-Hadid [57]:20)
Allah berfirman : “Dan seluruhnya itu tidak hanyalah kesenangan kehidupan dunia dan kehidupan alam baka itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Az-Zukhruf [43]:35)
Allah berfirman : “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Q.S. Ali’Imran [3]:185).
Allah berfirman : “Tetapi kau (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.Sedang kehidupan darul baka ialah lebih baik dan lebih abadi”. (Q.S. Al-A’la [87]: 16-17).
Allah berfirman: ” Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia,padahal kehidupan di dunia itu (ketimbang ) kehidupan alam baka, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (Q.S. Ar-Ra’du [13]:26).
Allah Berfirman : ” kamu menginginkan harta benda duniawi, sedangkan Allah menghendaki (pahala) alam baka untukmu. (Q.S. Al-Anfal [8]:67).
Dari sobat Jabir radhiyallahu’anhu bekerjsama Rasululllah Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam melalui sebuah pasar bareng beberapa teman. Beliau melihat seekor kambing cacat yang telah menjadi bangkai,Beliau mengambilnya dan memegang telinganya seraya bertanya,”Siapa di antara kalian yang ingin menukar ini dengan satu dirham?”
Para teman menjawab, “Tidak ada seorang pun dari kami yang ingin menukarnya dengan apapun, alasannya kami tidak mampu mengambil manfaat darinya sama sekali.” Beliau meneruskan, “Apakah ada yang ingin memilikinya?”
Para teman menjawab,”Demi Allah, andaikan dia hidup pun sudah cacat, apalagi saat telah menjadi bangkai”. Maka Rasulullah Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallambersabda,” Demi Allah, dunia ini di hadapan Allah lebih hina ketimbang bangkai ini di hadapan kalian”. (HR. Muslim dan Abu Dawud )
Beliau Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda : “Tiadalah dunia dibanding alam baka melainkan hanyalah mirip air yang menempel di jari saat salah seorang dari kalian mencelupkannya di laut”. (HR.Muslim)
A. Hidup ialah Perjuangan dan Pengorbanan
Orang terpelajar tidak akan pernah menukar kebahagiaan kekal dengan kenikmatan semu sesaat.
Dunia hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling membanggakan, dan memperbanyak materi.
Duh, betapa ruginya orang yang tertipu kehidupan dunia.
Dunia bukanlah tujuan, tetapi sarana.
Dunia bukanlah untuk dunia, namun dunia untuk memberikan keakhirat.
Jalan ini jalan panjang.
Penuh godaan, ujian, tantangan dan rintangan.
Ingatlah selalu pnghancur semua kenikmatan, yaitu maut!
Di sana ada sakratul kematian, fitnah kubur, nikamat dan azab kubur.
Kiamat besar , padang mahsyar, hisab (perkiraan) dan akhir.
Akankah kita mendapat syafaat Rasulullah Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam?
Akankah kita menerima minum di al-haudh , telaga Rasulullah Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam?
Ada shirath, Jembatan yang lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pedang!
Ada nirwana dan neraka.
Ada ridha dan marah Allah!
Akankah kita memandang paras Allah yang Maha Mulia?
Ya Allah..sayangilah hambamu yang lemah ini.
Renungkanlah….
B. Kebaikan Dunia
Abu Darda’ radhiyallahu’anhu berkata, “Tiada kebaikan ada dunia kecuali bagi salah satu dari dua orang; orang yang membisu dengan kewaspadaan atau orang yang berbicara dengan ilmu.”
(Raudhatul ‘ Uqalaa’Wa Nuzhatul Fudhalaa‘ karya Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban al-Busti [W.354 H[ halamn . 32 )
Maksudnya hanya ada dua opsi :
1. Berbicara yang bagus dengan dasar ilmu;
2. Diam kalau tidak ada yang bagus untuk dibicarakan akan namun diamnya adalah mengambil pelajaran dan waspada.
C. Awas, Fitnah Dunia !
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang perlu dikhawatirkan atas kau. Tetapi saya khawatir atas kamu jikalau dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana sudah dihamparkan atas orang-orang sebelum kau, lalu kamu akan saling berlomba (menjangkau dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia), lalu dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana sudah membinasakan mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Al-Hasan Al-Basri rahimahullah berkata, ” Barangsiapa cinta dan bahagia dengan dunia niscaya hilang dari hatinya takut akan darul baka. Barangsiapa yang bertambah ilmunya kemudian bertambah pula ketamakannya kepada dunia, tidak akan bertambah dari Allah melainkan jauh dan tidak akan bertambah pula dari Allah melainkan benci”.
D. Ini Idolaku. Mana Idolamu?
Di antara bintang dunia yang sempat menjadi idolaku ialah Ayrton Senna. Ya Ayrton Senna! Bagiku senna mempunyai karisma tersendiri.
Sang pembalap legendaris F1 yang tidak asing lagi dan selalu merajai dalam setiap pertarungan balap internasional, tetapi balasannya tewa pada tahun 1994 lalu di sirkuit San Marino di Imola, Italia, sesudah mengalami kecelakaan para sebab menambrak pembatas.
Ketika mendengar gosip kecelakaan itu saya mencicipi kesedihan yang cukup mendalam sebagaimana layaknya seorang yang ditinggal mati idolanya.
Senna oh Senna, kamu sekarang tinggal ingatan.
ini ialah dongeng lama wacana idolaku yang semoga tidak terulang kembali selamanya. Aku berupaya mencari idola yang berfaedah bagiku untuk problem duniaku dan akhiratku karena urusan idola ini yaitu termasuk prinsip yang kita bermain-main di dalamnya.
Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam Shahih-nya meriwayatkan dengan sanad lewat teman. Anas bin Malik radhiyanllahu anhu, sebetulnya ada seorang sobat yang bertanya terhadap Nabi Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam seraya berkata, ” Kapan akhir zaman?” Nabi Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam balik mengajukan pertanyaan ,” Apa persiapanmu menghadapinya?”
Orang itu menjawab , ” Tidak ada sesuatupun selain aku mengasihi Allah dan Rasul-Nya Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.” Nabi Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda,”Kamu bersama dengan kekasihmu!”
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata, ” Kami tidak pernah senang dengan kepada sesuatu seperti senangnya kami dengan sabda Nabi Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam
“Kamu bersama dengan kekasihmu!”
“Kamu bersama dengan kekasihmu!”
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata lagi,” Aku cinta kepada Nabi Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, terhadap Abu Bakar dan Umar, dan saya berharap berkumpul bersama mereka alasannya cintaku kepada mereka walau aku belum bederma seperti amal mereka.”
Subhanallah….
Sungguh masalah memilih idola ini yaitu amat sungguh prinsip sebab masing-masing kita kaan dikumpulkan dengan kekasihnya di surga atau neraka.
Tentu kita menentukan idola yang menimbulkan kita berkumoul dengannya di nirwana adalah Rasulullah Muhammad Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan orang-orang shalih.
Cinta itu ada buktinya, bukan asal menyampaikan di ekspresi saja! maka kalau kamu cinta kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam taatlah terhadap beliau dalam segala aspek kehidupan, bukan asal cinta di mulut saja!
Maka, marilah kita berhati-hati dan berhati-hati dalam menentukan kekasih dan idola!
Wallahu’alam..
Sumber :
Buku : “Mata Air Inspirasi” Ketika Beningnya Hati Membimbing ke Jalan Ilahi. Oleh Abdullah Hardrami.hmn 91-98.