Salahkah Kami Jika Membela Al-Maidah 51?

Dua hari ke depan, mudah-mudahan Allah Ta’ala memanjangkan umur kami, insya Allah ada ajakan para ulama agar kami berkumpul di Ibu Kota untuk keperluan agama & Kitab Suci tutorial hidup kami.

Kami datang bukan atas nama siapa saja & ormas atau pengajian apa pun. Kami hadir atas nama Islam, alasannya adalah Allah Ta’ala & akan senantiasa mengamalkan isyarat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di sepanjang agresi itu.

Kami hadir dgn ongkos sendiri. Sebagian ada yg meninggalkan proses belajarnya, ada yg meninggalkan mengajarnya, banyak pula yg menentukan cuti dr pekerjaan atas ridha dr pasangan hidupnya demi misi yg sama.

Kami hadir untuk memperlihatkan kepatuhan kami pada para ulama selaku pewaris Nabi yg mulia.

Kami pula hadir karena dijamin oleh pemerintah & undang-undang selaku bentuk menyatakan pendapat di negeri yg menganut demokrasi ini. Kami betul-betul ingin melaksanakan ‘jihad konstitusional’ sebagaimana diserukan oleh ulama-ulama yg membimbing kami setiap hari.

Tiada yg perlu dikhawatirkan. Tak ada yg perlu diributkan. Kami tak biasa berlaku kasar pada orang yg baik pada kami. Bahkan kami diajarkan untuk berbuat baik pada siapa saja yg memperlakukan kami dengan-cara buruk.

Akan tetapi, jikalau yg dinista yakni al-Qur’an al-Karim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Allah Ta’ala, & syariat-syariat-Nya, kami tak bisa membisu apalagi berpangku tangan. Kami akan bertindak sebagaimana yg diajarkan pada kami, sesuai dgn kesanggupan yg kami bisa lakukan.

Tidak semua kami beranjak ke Ibu Kota untuk membela al-Qur’an & menuntut penegak hukum memenjarakan penistanya. Tidak!

Kami sangat memahami, ada di antara kami yg tak bisa meninggalkan pekerjaan sebab itu wajib. Di antara kami pula tak bisa meninggalkan tempat belajar karena menuntut ilmu pula wajib. Di antara kami pula ada yg sakit & hambatan syar’i lain, selayak menunggui orang tua yg sudah udzur, ada kepentingan kebaikan yg lebih priorotas, & lain sebagainya.

  Tinjauan Islam terhadap Pelaku Pembunuhan dalam Perspektif Psikologi

Bahkan banyak kerabat-saudara kami yg memilih untuk tak berangkat karena memang Islam mengakomodir ijtihad demikian.

Oleh alasannya adalah itu, mari satukan langkah. Doakan kami yg berangkat biar diberi kelurusan niat, rezeki dzikir sepanjang jalan hingga pulang, & menjumpai banyak kebaikan hingga menerima puncaknya.

Tidak perlu menyitir aneka macam pendapat kontra. Sebab bukan saatnya saling debat antara kita.

Kini, saatnya kita bersatu.

Dan kami pun paham. Jika seluruh kaum Muslimin negeri ini bergerak, tiada kawasan yg bisa menampung kami. Sebab kami berjumlah secara umum dikuasai. Ratusan juta di negeri ini.

Kami membela Islam. Kami membela Negara. Kami menuntut penegakkan aturan. Bukan menista agama lain. Bukan pula menista etnis lain.

Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]