Shalat yakni mi’rajnya orang beriman. Shalat merupakan fasilitas istirahat & penyejuk hati bagi Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Saking khusyuknya, kaki Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam jerawat alasannya lamanya waktu bangkit dlm shalat.
Namun, sebagaimana diriwayatkan dengan-cara shahih oleh Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala, ada satu kondisi yg menciptakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mempercapat shalatnya. Lantaran hal ini, Nabi secepatnya menyelesaikan shalatnya.
Ialah sobat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mengisahkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Sungguh, gue sedang melaksanakan shalat. Pada dikala itu, gue ingin memanjangkan bacaan shalat. Kemudian, gue mendengar tangisan anak kecil, kemudian gue mempersingkat bacaan shalatku. Karena gue mengenali perasaan kasih ibunya dikala menyimak tangisan anaknya.”
Inilah daya tarik budpekerti Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Inilah sejatinya shalat yg khusyuk. Bukan tak mendengar sesuatu pun, tapi mengetahui apa yg terjadi di sekitar daerah shalat.
Nabi yg mulia mempersingkat bacaan shalat karena mendengar anak yg menangis. Beliau bisa saja memanjangkan bacaan, tetapi memendekkan bacaan merupakan teladankan karena mengenali bagaimana perasaan sang ibu menyimak tangisan buah hati dikala ia sedang shalat.
Hadits ini pula mengandung pesan tersirat biar para imam memperhatikan pula kekhusyukan jamaah, bukan hanya kekhusyukan diri sendiri. Sangat tak bijak memanjangkan bacaan dlm shalat fardhu, tanpa keteranganpada jamaah, cuma alasannya ingin disebut sebagai penghafal al-Qur’an yg merdu bacaannya.
Jika memang memanjangkan, hendaknya disesuaikan dgn kebiasaan di masjid tersebut. Sebab banyak jamaah yg memiliki banyak kegiatan di luar shalat.
Riwayat ini pula memperlihatkan betapa belas kasihnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam pada para umatnya. Beliau menyayangi umatnya dengan-cara sempurna sampai mampu berempati dgn apa yg dirasakan oleh mereka.
Kasih sayang inilah budpekerti yg utama. Amat luas cakupannya. Siapa tak mencintai apa yg ada di bumi, maka ia tak akan disayangi oleh siapa yg ada di langit. Dan tidaklah dicabut rasa sayang, kecuali dr hamba-hamba yg celaka.
Sungguh, tiada contoh yg lebih baik dr teladan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Namun, para ayah & ibu pula harus menunjukkan edukasi dikala anak-anaknya ikut ke dlm masjid untuk shalat berjamaah.
Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]