Sajak Muntahan #1

Melihat kembali sekelompok anak kecil
Dengan sarung dan kemeja yang terlihat kusut
Tanpa bantalan kaki
dengan peci yang agaknya berusia lebih renta dari usianya sendiri
Lusuh, dan tampakada karat di nyaris semua bagiannya yang seharusnya berwarna hitam

Ah… mereka memaksaku kembali ke era itu
Saat di mana aku seperti mereka
Berjalan di tengah keramaian pasar
Sesekali berhenti di toko kitab
dan dengan gaya yang sok baca-baca buku yang terbentang
Tanpa ada sedikit pun niat untuk berbelanja
sesudah itu berlalu begitu saja tanpa sedikit pun merasa berdosa

Atau mungkin dengan sengaja nongkrong di pinggir jalan
Menghitung kemudian lalang kendaraan yang melintas
Menikmati kepulan asap yang keluar dari mulutnya
Sembari dengan matanya yang senantiasa awas
Melirik ke kanan dan ke kiri
Siapa tahu ada pengurus yang melihatnya sedang melaksanakan larangan

Ah… benar benar nostalgia yang aneh
Di tanah gersang di pinggiran sebuah kota

Kaliwungu, 18/03/14

  Kami Merindukannya (Untuk Gus Dur)