Daftar Isi
Ruqyah itu Apa Sih? Manfaat & Fungsi Pengobatan Ruqyah Untuk Orang Sakit
Ruqyah itu Apa Sih? Ruqyah itu maksudnya yakni untuk mengusir mahluk mistik yang ada dalam badan insan dengan memakai bacaan Ayat Suci Al-Qura’an.
Ketika seseorang terkena santet atau pelet, Saat Ustads meruqyahnya, maka orang tersebut akan kesurupan, ini membuktikan bahwa seserang sudah terkenan ganguan sihir yang diantaroleh orang lain.
Bismillah
MENGHUNUS PEDANG SANG PERUQYAH
Benar sekali bahwa mahir tauhid atau muwahhid atau seorang muslim yang bertauhid diberi kekuatan untuk meruqyah. Itu kaedah dasar. Tetapi tidak semua masalah santet, kesurupan, kejiwaan menyimpang, dan seterusnya sesingkat fikiran kita dalam mengatasinya. Tentu saja, sekali lagi, praktisi yang terlatih dan berakal lebih tahu dibandingkan mahir teori. Dan pastinya juga, hebat teori lebih sering mengomentari dibandingkan praktisi.
Sekali lagi saya ceritakan bahwa di suatu pesantren (bukan pesantren saya), ada diam-diam biasa adanya kesurupan menakutkan sampai korban tertentu pun kadang hingga ke derajat abnormal kumatan. Pesantren tersebut mengajarkan ajaran yang shahih, bermanhaj shahih dan shahih shahih shahih. Tetapi ternyata dalam sekian kasus kesurupan (dan ini bukan masalah sihir santet), semua ustadz…once again…SEMUA ustadz tidak bisa melawannya. Apakah kini kita tuduh mereka tidak bertauhid? Semua wirid telah mereka hafal. Sudah mereka praktekkan.
Yang pada akhirnya…ujung-ujungnya…mereka semua mengalah. Lalu mengundang praktisi ruqyah yang memiliki sistem-tata cara ruqyah tidak sederhana. Maksud saya: tidak sekadar baca di telinga dan teriak ukhruj ukhruj. Menggunakan ketegasan di depan setan, perlawanan kuat, alat-alat tertentu yang bisa membantu dan tentu saja tawakkal terhadap Allah Ta’ala. Ternyata -alhamdulillah- berhasil. Nah, terus, kok para ustadz yang tiap hari mengajarkan ilmu syariah ke para penerima bimbing tidak berhasil?
Dan pastinya, para ustadz tidak protes ‘kenapa antum melaksanakan ini dan itu?’ atau ‘kenapa tidak mirip kami?’ kepada sang praktisi ruqyah syar’i. Wong telah syukur masalah besar semacam ini teratasi dengan izin Allah.
Mereka yang sekadar berteori dan protes sana-sini, mampu dipastikan justru bukan praktisi, dan tidak bermain di lapangan. Bahkan ada yang kemudian menuding para praktisi ruqyah syar’i membuatnya selaku bisnis dan job. Well, jika disebut job, sebetulnya tidak masalah karena darurat dan hajat umat. Tetapi kalau disebut ‘bisnis’, kita mesti merinci kalam di sini. Kadang peruqyah diberi sangon besar sekali oleh keluarga korban selaku rasa terima kasih. Kadang sangonnya kecil dan mereka terima.
Peruqyah yang diberi sangon besar juga dimaklumi; alasannya adalah kadang saking besarnya rasa syukur dan terima kasih mereka terhadapnya. Kalau mau menoleh di lapangan, cermati bahwa ada di antara kasus santet menjalar berbulan hingga bertahun sampai pihak keluarga depresi secara psikologi, sosial dan finansial. Namun, dengan izin Allah, lewat peruqyah ini, dilema dibereskan. Tudingan bahwa peruqyah syar’i buka usaha (dengan lirik negatif) adalah kezaliman. Mereka punya resiko meruqyah. Mereka juga perlu biaya pulang pergi, yang sering kali pihak pemanggil ada di luar pulau bahkan. Mereka juga butuh modal untuk aksesoris ruqyah, semisal materi-bahan dan zat tertentu, dan seterusnya.
Posisi penulis, bukanlah peruqyah (dari sisi pekerjaan utama), melainkan sekadar pengajar dan pelajar. Tetapi, menimbang dongeng-cerita faktual para peruqyah, berkomunikasi dengan mereka, dan bahkan juga pengalaman melakukannya, kemudian ketimbang kenyataan mahir teori, mampu aku katakan bahwa keberadaan peruqyah (yakni: seorang ahli di bidang ruqyah) sangat diperlukan di Indonesia. Sihir, santet, pesugihan dan semacamnya di zaman ini jangan kita kira meredup. Justru SEMAKIN BANYAK, tergolong menjalar ke orang-orang kota bahkan. Dan para peruqyah syar’i, jangan kita kira mereka sekadar komat-kamit, beritual ini itu, lalu final dan dibayar begitu saja. Mereka berdakwah di sana. Bukan saja keluarga korban yang didakwahi, melainkan setan itu sendiri. Sebagian setan dari golongan jin bahkan Allah Ta’ala beri hidayah melalui mereka. Namun sebagian besar tetap kufur.
Juga jangan dikira mendakwahi keluarga yang terkena santet seorang anggotanya, atau sejak usang memakai atau menyimpan jimat, atau sejenisnya, gampang. Gampang kalau kita bicara di sini. Tapi jika kita yang menghadapi, mampu jadi kita hanya mampu diam.
Setelah kalimat-kalimat di atas, kita pun perlu juga mengingatkan rekan-rekan yang konsentrasi di bidang ruqyah, bahwa mereka tetap harus ulet mencari ilmu syariah, selain yang berkaitan dengan ruqyah. Jika mereka tidak mampu berbahasa Arab, mereka perlu belajar bahasa Arab juga. Jika ada di antara mereka jelek bacaan al-Qur’an-nya (dari segi tajwid, bukan nada), maka WAJIB…sekali lagi WAJIB bagi mereka berguru memperbaiki bacaan tersebut. Karena para peruqyah adalah public figure, dan bahkan diperustadzkan acap kali. Maka janganlah terperdaya dengan sudah diundang sebagai ustadz namun ternyata masih punya kekurangan yang fatal. Urusan berjasa untuk umat yakni benar mereka punyai, namun tetap problem ilmu: keharusan atas setiap muslim.
Kemudian, ada pula realita yang patut dimengerti, bahwa kerap peruqyah itu lebih repot dibanding pengajar (ustadz). Kita sebagai penonton dan penikmat cerita happy ending, akan menduga bahwa setelah meruqyah, tidak ada apa-apa pastinya. Belum tentu. Setan yaitu tukang balas dendam. Terkadang sesudah pasukan setan jera menggangu korban, mereka justru menyerang peruqyah itu sendiri, atau bahkan anggota keluarganya. Ini bukanlah cerita rekaan, melainkan wajarnya peristiwa.
Kalau boleh tanya:
Ruqyah itu Apa Sih? Manfaat & Fungsi Pengobatan Ruqyah Untuk Orang Sakit |
“Jika semua ustadz bertauhid mampu mengatasi semua problem ruqyah sesuai dengan tuntunan terbaik, maka mengapa para asatidzah di pesantren ahli tauhid tersebut menyerah dan menyerahkan kasus pada peruqyah berpengalaman? Apakah mereka minim tauhidnya?”
Atau lagi-lagi ini problem andal teori semata berkelahi dengan hebat teori sekaligus praktisi?
^Ustadz Hasan Al Jaizy