close

Rumah Adat Karo : Nama, Gambar, Keunikan dan Penjelasan

Rumah Adat Karo – Kekayaan Indonesia seakan tak pernah habis, dimana banyak sekali kekayaan-kekayaan yg ada pada setiap provinsi, salah satunya rumah adat.

Ya, rumah adat merupakan rumah yg mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap provinsinya. Kali ini kita akan membahas rumah adat Karo atau Siwaluh Jabu, simak klarifikasi lengkapnya dibawah ini ya!

Rumah Adat Karo


Sejarah Rumah Adat Karo

Gambar Sejarah Rumah Adat Karo
Gambar Sejarah Rumah Adat Karo
@https://d3p0bla3numw14.cloudfront.net/

Pada provinsi Sumatera Utara terdapat salah satu rumah adat Karo yg cukup terkenalnya, rumah tersebut dinamakan Siwaluh Jabu. Keberadaan rumah tradisional ini pastinya tak lepas dr bentuknya Kuta (kampung) yg berada di tanah Karo.

Dimana pada mulanya ialah Barung, kemudian bermetamorfosis Talun & yg terakhir bermetamorfosis Kuta (kampung) yg di dalamnya terdapat kesain.

Dahulunya pertumbuhan wilayah ini diawali dgn Barung dimana hanya terdapat 1 rumah sederhana, kemudian meningkat menjadi Talun yg didalamnya cuma terdapat 3 rumah.

Selanjutnya adalah berkembang menjadi Kuta yg didalamnya cuma terdapat 5 rumah & yg terakhir yaitu Kesain dimana jika kita berkembang menjadi lebih besar lagi, maka akan dipecah menjadi kasein atau pekarangan.

Siwaluh Jabu sendiri berasal dr bahasa Karo, yakni berasal dr kata “Waluh” yg memiliki arti “angka” & “Jabu” yg mempunyai arti “rumah”.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa yg dimaksud dgn Siwaluh Jabu adalah rumah yg didalamnya terdapat 8 ruangan & ditempati oleh 8 keluarga.

Karena daya tampung dr rumah ini terbilang lumayan banyak, maka mampu ditentukan bahwa bangunan dr rumah ini cukup besar sehingga disebutlah menjadi rumah paling besar bila dibandingkan dgn rumah adat lain yg berada di Sumatera Utara.

Karena rumah ini dihuni oleh 8 keluarga, maka penempatan rumah akan dikontrol oleh para pemangku adat setempat. Dimana pembagian tersebut terdiri dr Jabu Jahe atau Jabu Hilir, lalu ada Jabu Julu & yg terakhir ialah Jabu Hulu.

Sementara untuk penggalan Jabu Jahe akan dipecah kembali menjadi Jabu rumah Sendipar ujung kayu & pula Jabu ujung kayu. Keluarga yg dianggap paling utama akan berada di sisi tengah, sedangkan untuk keluarga lain akan menempati pada sisi kanan & pula kirinya.

Peran yg diambil dr masing-masing keluarga pula diputuskan oleh para pemangku adat, dimana ada yg akan menjadi pemimpin, wakil pemimpin, solution maker, pengatur kebutuhan rumah & masih banyak lagi yg yang lain.


Bagian-cuilan Rumah Adat Karo

Gambar Bagian Bagian Rumah Adat Karo
Gambar Bagian-potongan Rumah Adat Karo
@https://blogpictures.99.co

Rumah adat Karo atau Siwaluh Jabu di bagi menjadi beberapa potongan-serpihan berdasarkan fungsinya. Berikut ini klarifikasi dr setiap kepingan-pecahan tersebut!

Bagian Bawah

Sama halnya mirip rumah panggung kebanyakan, dimana rumah adat ini pula memiliki kolong pada bawah rumah. Pada zaman dahulu, kolong tersebut digunakan sebagai lokasi untuk penempatan dr hewan-hewan ternak, baik itu sapi, kambing atau babi.

Baca Juga: Rumah Adat Lamin

Tetapi, seiring dgn meningkatnya kesadaran kesehatan & pula kebersihan dr para warga setempat, maka binatang-hewan ini sudah tak pernah ditempatkan lagi di dlm kolong. Dimana pada pecahan ini akan dibiarkan kosong saja atau mampu pula dibuat untuk tempat penyimpanan kayu & pula gerobak.

Bagian Tengah

Pada potongan tengah rumah akan dijadikan sebagai tempat untuk melakukan segala aktifitas keluarga, baik itu untuk berleha-leha, bercengkrama, mengolah masakan, makan & pula tidur. Disinilah terdapat 4 buah jabu yg ditujukan untuk masing-masing keluarga yg tinggal di rumah adat Karo ini.

Posisi jabu tersebut sudah dikontrol sedemikian rupa, sehingga setiap jabu akan saling berhadapan & akan dibatasi dgn memakai sekat kain pembatas.

Untuk aktivitas mengolah makanan terdapat 4 buah dapur yg letaknya berada di depan jabu, sehingga 1 dapur bisa dipakai dengan-cara bahu-membahu oleh 2 keluarga untuk dipakai mengolah masakan.

Proses pengelolaannya pun terbilang sungguh sederhana, hal itu dikarenakan dapur masih menggunakan kayu kering untuk bahan bakar & belum beralih memakai tabung gas. Hal tersebut pula berlaku pada pemakaian setrika, dimana setrika masih memakai bara untuk menciptakan energi panasnya.

Pada kepingan atas lokasi memasak terdapat suatu rak kayu dgn dengan posisi menggantung. Dimana pada dahulunya rak tersebut dipakai sebagai tempat untuk mengeringkan pagi sebelum ditumbuk ke dlm lesung,

Tetapi tak ini sekarang sudah banyak digunakan untuk menyimpan alat-alat makan & pula alat-alat dapur, baik itu piring, gelas, pisau & masih banyak lagi yg lainnya.

Bagian Atas

Bagian atas dr rumah adat ini akan dipakai sebagai tempat untuk menaruh kayu-kayu bakar. Dimana untuk menaruhnya maka terdapat 2 buah tangga yg sudah disiapkan oleh penghuni rumah & bersifat portable. Sehingga sungguh memudahkan untuk menaruh & pula mengambilnya kembali.

Bagian Luar

Bagian luar rumah Siwaluh Jabu merupakan tempat dr tumbuhnya benih-benih cinta antara perjaka & pula gadis Karo, tepatnya pada posisi segi depan & pula belakang rumah Karo yg dinamakan menjadi Tire.

Tempat tersebut dibuat dgn menggunakan materi material bambu dlm posisi yg mendatar, lengkap dgn sebuah tangga yg dipakai untuk menaiki & pula menuruni nya.

Biasanya para gadis-gadis Karo akan menganyam tikar di tempat ini, & pada saat itu lah para cowok dr Karo suka datang menghampiri untuk menemani gadis-gadis tersebut.

Sedangkan untuk membersihkan diri, mandi & pula mencuci akan dikerjakan pada area luar Siwaluh Jabu. Hal tersebut dikarenakan di dlm rumah memang tak ditawarkan tempat kamar mandi atau tempat cucian. Karena pada zaman dahulu kegiatan bersih-bersih akan dikerjakan di sungai.


Struktur Rumah Adat Karo

Gambar Struktur Rumah Adat Karo
Gambar Struktur Rumah Adat Karo
@https://gambar.karo.or.id/

Berikut ini merupakan struktur dr rumah adat Karo lengkap dgn penjelasannya. Simak penjelasan dibawah ini!

Tiang

Rumah adat ini dibangun dgn memakai enam belas tiang yg akan disandarkan pada kerikil-kerikil dgn ukuran yg besar, biasanya kerikil-watu tersebut didapatkan pada sungai atau gunung. S

ebanyak delapan tiang yg akan dipakai sebagai penyangga atap & pula lantai, sementara delapan tiang lainnya akan dipakai sebagai tempat untuk penyangga lantai saja.

Dinding

Dinding dr rumah adat ini pula dipakai untuk menunjang atap rumah. Dimana pada pintu masuk & pula jendela akan dipasang terlambat di atas dinding yg miring, yakni di atas lingkaran balok.

Pintu Masuk

Rumah adat Karo merupakan rumah adat yg diresmikan dlm bentuk yg simetris pada cuilan kedua porosnya. Hal tersebut menjadikan pintu masuk yg berada pada kedua segi rumah ini akan kelihatan hampir sama.

Sehingga sangat susah dibedakan mana yg menjadi pintu utama. Pintu rumah adat ini mempunyai ukuran yg cukup kecil & pula pendek, serta dibuat dgn daun pintu yg ganda.

Ukuran yg kecil dr pintu tersebut dimaksudkan biar setiap orang yg akan masuk ke dlm rumah adat mesti dlm posisi menunduk, hal tersebut sesuai dgn adat kesopanan yg ada dlm tradisi Karo.

Sedangkan untuk hiasan pada cuilan kusennya akan memakai ornamen-ornamen rumit yg akan dibentuk dgn menggunakan busur & pula anak panah.

Jendela

Rumah adat ini memiliki struktur jendela dgn menggunakan versi daun jendela tunggal. Dimana jika dihitung dengan-cara keseluruhan, terdapat 8 buah jendela yg ada di rumah adat ini, dgn masing-masing jabu memiliki 1 jendela.

Jika dilihat pada penggalan kusennya, jendela ini pula mempunyai gesekan yg cukup rumit & dibuat dr susunan busur & anak panah.

Perapian

Di dlm Siwalan Kabuh sudah dilengkapi pula dgn perapian yg akan dipakai untuk kesibukan mengolah masakan bareng . Dimana paling tak tersedia 4 perapian yg ada disini, dgn masing-masing dipakai oleh 2 keluarga.

Baca Juga: Rumah Adat Lampung

Atap

Atap rumah adat Karo dibentuk dr variasi bahan material bambu & pula pohon aren. Dimana kayu aren tersebut berada pada belahan bawah & dilapisi dgn anyaman bambu pada serpihan atasnya.

Untuk kepingan luar, atap ini akan dilengkapi dgn lapisan dr ijuk hitam yg cukup tebal & akan diikatkan pada kerangkanya. Sementara untuk serpihan dr bimbingannya akan dibuat dgn menggunakan jerami kering yg mempunyai ketebalan dr 15 cm hingga 20 cm.

Untuk menahan hujan deras, maka terdapat tumbuhan yg akan ditanam pada segi terendah dr atap pertama yakni tepat pada pangkalnya sampai menjalar pada semua sisi dinding.

Sebagai dekorasi, pada ujung atap yg mencolokakan dipasang dgn memakai tikar berbahan bambu yg mempesona. Dari penggalan atap inilah mampu dikenali tentang status sosial para penghuninya, dgn cara menyaksikan ukiran yg besar & pula susunan atap yg rumit.


Material Pembangunan Rumah Adat Karo

Bahan material yg dipakai untuk membangun Siwaluh Kabuh adalah dgn menggunakan materi-materi yg diambil dr alam. Dimana pada potongan tiang, dinding, lantai & pula semua kerangka akan memakai bahan kayu & pula bambu yg ditemukan dr hutan.

Untuk kayu yg dipilih dlm pembuatan rumah ini pula tak boleh sembarang pilih, dimana hanya perlu memakai kayu ndrasi, kayu ambartuah, & pula kayu sabernaik saja yg mampu digunakan.

Kayu-kayu tersebut dipakai sebab sudah dipercaya dgn beberapa manfaat yg dimilikinya. Adapun faedah tersebut yakni sebagai berikut.

Kayu Ndrasi

Kayu ini diandalkan dapat menjauhkan para penghuni rumah dr segala jenis penyakit.

Kayu Ambartuah

Kayu ini dipercaya dapat menghadirkan tuah & pula kesejahteraan.

Kayu Sabernaik

Kayu ini diandalkan dapat memudahkan datangnya rezeki.

Sementara untuk potongan dr atapnya akan memakai ijuk yg sudah kering. Ijuk tersebut dapat memberikan faedah yg elok untuk para penghuninya, dimana ruangan tak akan terasa panas & pula yg terpenting adalah besar lengan berkuasa pada dikala terjadinya hujan.

Untuk menyambungkan semua pecahan tersebut, maka kayu-kayu akan diikat & pula dililit dgn menggunakan ijuk tanpa memakai paku.


Daya Tampung Rumah Adat Karo

Seperti yg sudah kita bahas diatas, bahwa rumah adat Karo merupakan rumah yg cukup besar & bisa ditempati oleh 8 keluarga atau bahkan 40 orang penghuni.

Hitungan tersebut diukur dgn menggunakan rata-rata anggota dr keluarga besar yg terdiri dr 5 orang, yakni suami, Istri & pula 3 orang anak.

Anak kecil akan tidur bersama pada orang tuanya hingga mereka berumur dewasa. Sedangkan untuk para pria dewasa akan beristirahat di bale-bale lumbung & untuk para gadis akan tidur bersamanya para anggota keluarga yang lain.


Dimensi Rumah Adat Karo

Rumah adat ini mempunyai ukuran yg terbilang cukup besar dgn panjang meraih hingga 17 meter dgn lebar rumah meraih 12. meter & ketinggalan pula mencapai 12 meter. Wah sungguh besar bukan?


Pembangunan Rumah Adat Karo

Gambar Desain Pembangunan Rumah Adat Karo
Gambar Desain Pembangunan Rumah Adat Karo
@https://www.selasar.com/

Berikut ini merupakan langkah-langkah yg digunakan untuk membangun rumah adat Karo

Padi-padiken Tapak Rumah

Untuk langkah pertama, biasanya pihak keluarga akan memilih letak & pula arah rumah yg akan didirikan. Hal tersebut pula tak jauh berlawanan dgn Feng Shui pada keyakinan penduduk Tionghoa. Pihak keluarga mesti mengundang seorang dukun guna untuk melakukan langkah pertama ini.

Ngempak

Jika posisi rumah tersebut sudah diputuskan, maka waktu untuk pembangunannya lah yg mesti diputuskan. Dimana untuk menentukan tanggal yg baik dlm mencari kayu hutan, maka diharapkan kembali seorang dukun.

Biasanya untuk menyaksikan tanggal baik atau jelek tersebut mampu dilihat dr jatuhnya kayu pada saat ditebang, & cuma dukunglah yg tahu wacana hal ini.

Agar para penghuni hutan tersebut tak marah lantaran pohon-pohon sudah ditebang, maka diperlukan upacara ritual persembahan yg harus dijalankan pada tahap ini.

Ngerintak Kayu

Tahap ketiga adalah para penghuni rumah harus bagi-bagi daun sirih pada para warga desa. Hal tersebut dikarenakan selaku bentuk permintaan agar ia dibantu dlm memuat kayu-kayu hutan yg telah ditebang. Sehingga kalau kayu tersebut sudah hingga pada tempat tujuan, maka akan digelar pula makan-makan bersama para warga.

Pebelit-beliten

Tahap keempat, keluarga yg akan membangun suatu rumah adat akan memanggil para pekerja untuk tiba ke rumah. Dimana untuk membicarakan waktu lamanya dlm pembangunan & pula upah yg harus dibayar pada para pekerja.

Mahat

Pada tahap kelima, pembangunan rumah resmi dimulai, dimana kayu-kayu yg berasal dr hutan tersebut akan dipotong & pula dipahat sesuai dgn peruntukannya. Pada proses peletakan watu pertama maka akan diadakan kembali upacara ritual, hal tersebut dimasukkan biar pada dikala pendirian rumah mampu menerima keberkahan & pula terhindar dr hal-hal buruk.

Ngampeken Tekang

Setelah pondasi telah selesai dibangun, maka keluarga & pula masyarakat desa akan diminta pinjaman dlm proses memasang balik kayu di atas pondasi-pondasi tersebut.

Hal tersebut dikarenakan, kayu-kayu balok memiliki ukuran yg besar & cukup berat, sehingga diperlukan banyak pemberian dr beberapa warga untuk memasangnya. Pemasangan atap rumah pula dilakukan pada tahap ini.

Ngampeken Ayo

Ayo merupakan anyaman bambu yg berada di penggalan atap Siwaluh Jabu. Dimana pada tahap inilah ayo atau anyaman bambu tersebut akan dipasang.

Pemasangan Tanduk Kerbau

Untuk tahapan terakhir ini, maka pemilik rumah mesti memasang tanding kerbau pada kepingan atasnya. Pemasangan tersebut harus dilaksanakan di malam hari & lalu akan diikat dgn menggunakan tali ijuk.

Hal tersebut ternyata berkaitan dekat dgn keyakinan dr warga lokal yg telah meyakini bahwa tanduk bisa menolak bala. Sehingga jika ada orang yg berencana buruk akan di tangkal oleh tanduk kerbau tersebut & tak bisa masuk ke area rumah.

Mbengketi Jambu Simbaru

Mbengketi Jambu Simbaru merupakan proses ritual dr pemilik rumah pada dikala akan menghuni rumah yg telah selesai dibangun. Dimana dukun pula akan diundang dlm ritual ini guna menyingkir dari hal-hal buruk yg bisa saja terjadi.

Bukan hanya itu, ada pula pesta yg diadakan sebagai bentuk rasa syukur yg digelar oleh pemilik rumah dgn memanggil para pemangku adat, kerabat, sahabat-sobat & pula orang sekampung.

Dalam pembangunan rumah ini membutuhkan waktu paling tak 2 tahun dr mulai sejak permulaan proses pembangunan hingga tahap akhir. Karena memang arsitektur dr rumah yg cukup rumit & pula banyak upacara adat yg memang mesti diadakan.

Baca Juga: Rumah Adat


Keberadaan Rumah Adat Karo

Hingga ketika ini, rumah adat Karo atau Siwaluh Jabu hanya tinggal 5 rumah saja yg berada di Desa Dokan. Padahal pada tahun 2011, di lokasi yg sama paling tak masih ada 7 rumah Siwaluh Jabu.

Kalimat rumah tersebut ialah Rumah Mbaru, Rumah Kethek, Rumah Tengah, Rumah Sendi & yg terakhir Rumah Mbelin. Selain berada di Desa Dokan, rumah ini pula ada di Desa Lingga.

Sementara di daerah kampung Cingkes eksistensi dr rumah ini sudah hancur. Padahal dulunya masih terdapat 39 rumah & menjadi destinasi favorit dr para pelancong.


Keunikan Rumah Adat Karo

Gambar Keunikan Rumah Adat Karo
Gambar Keunikan Rumah Adat Karo
@https://asset-a.grid.id

Berikut ini merupakan 2 keunikan dr rumah adat Karo. Simak penjelasan dibawah ini!

Penjaga Siwaluh Jabu

Suku Karo sendiri meyakini bahwa dulunya ada sosok penjaga kampung dlm wujud yg mistik. Dimana sosok penjaga kampung tersebut dipercaya telah bersemayam dlm bentuk garam yg ditaruh pada wadah di langit-langit Siwaluh Jabu.

Dari garam tersebutlah pada warga lokal bisa menerima citra dr baik & pula buruknya kepada sesuatu. Jika garam tersebut diturunkan & dlm posisi yg berdiri, maka diandalkan bahwa akan ada sesuatu hal yg buruk akan terjadi.

Sementara sebaliknya, bila garam tersebut diturunkan & dlm posisi yg tidur, maka akan diandalkan bahwa akan ada sesuatu hal baik akan terjadi. Biasanya, ritual tersebut dijalankan sebelum perang atau sebelum masa tanam.

Tetapi, karena upacara tersebut memerlukan biaya yg lumayan banyak, maka usang-kelamaan ritual ini sudah mulai ditinggalkan.

Struktur Tahan Gempa

Siwaluh Jabu pula ternyata tahan akan gempa. Dimana metode tersebut cuma menggunakan metode tradisional yakni batang ijuk akan digunakan untuk melapisi Palas yg berada diantara kayu tiang penyangga & pula pondasi.

Batang ijuk tersebut mempunyai fungsi selaku peredam getaran, sehingga bangunan yg berada di atasnya mampu mengikuti arah getaran dr gempa & tetap kuat berdiri sesudahnya.


Orang pula mengajukan pertanyaan

Rumah adat Karo namanya apa?

Bagaimana bentuk rumah adat suku Karo?

Apa materi pembuatan rumah adat Karo?

Apa keistimewaan dr rumah adat Batak yg biasanya disebut dgn rumah Karo?


Penutup

Demikianlah penjelasan mengenai rumah adat Karo, mudah-mudahan klarifikasi ini mampu bermanfaat bagi para pembaca sekalian mengenai rumah adat Karo, & mudah-mudahan klarifikasi ini pula dapat dipahami dgn baik.


Rumah Adat Karo
Sumber Refrensi:

@https://www.selasar.com/rumah-adat/karo/
@https://ruangarsitek.id/rumah-adat-karo/

  Rumah Adat Sulawesi Tenggara : Nama, Gambar & Penjelasan