Rumah Adat Banjar : Nama, Gambar, Keunikan dan Penjelasan

Rumah Adat Banjar – Rumah adat merupakan salah satu budaya yg paling esensial dlm kehidupan bangsa kita, Indonesia. Salah satu rumah adat yg sungguh populer di tanah Kalimantan yaitu rumah adat Banjar.

Rumah adat Banjar merupakan bukti eksistensi suku Banjar yg mendiami pulau Kalimantan tersebut. Pada postingan kali ini, kita akan berguru bareng perihal seluk beluk rumah tradisional khas Banjar.

Pembahasan dimulai dgn bagaimana sejarah rumah adat Banjar, filosofi bangunan rumah Banjar, karakteristik bangunan, hingga banyak sekali jenis rumah adat Banjar yg ada di beberapa penggalan pulau Kalimantan.

Untuk mengetahui klarifikasi lengkap mengenai rumah adat Banjar, mari scroll ke bawah & kita simak penjelasannya sampai tuntas.

Rumah Adat Banjar


Rumah Adat Banjar

Rumah Adat Banjar
Rumah Adat Banjar
@Merahputih.com

Rumah adat Banjar atau pula banyak dikenal dgn sebutan rumah Baajung adalah nama kolektif untuk rumah tradisional suku Banjar.

Rumah tradisional ini dibangun dgn beranjung atau mempunyai sayap bangunan yg menjorok dr samping kanan & kiri bangunan utama, sehingga rumah ini disebut dgn rumah Ba’anjung.

Rumah Banjar merupakan jenis rumah tradisional yg berdiri dgn ciri khas nuansa gaya & ukirannya sendiri semenjak sebelum tahun 1871 sampai tahun 1935 M.

Rumah Banjar dibedakan menjadi 12 jenis rumah. Dari 12 jenis banguna, rumah Bubungan Tinggi merupakan rumah yg bernilai paling tinggi alasannya adalah didedikasikan sebagai rumah Sultan Banjar.


Sejarah Rumah Adat Banjar

Arsitektur Lama Rumah Adat Banjar
Arsitektur Lama Rumah Adat Banjar
@https://id.wikipedia.org/

Rumah merupakan kebutuhan penting bagi setiap peradaban manusia. Di setiap kemajuan zaman dibangunlah aneka macam versi rumah yg memberikan abjad dr peradaban pada masa itu.

Bangunan rumah Banjar sendiri diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Pada masa ini Banjar sedang dlm kekuasaan Pangeran Samudera. Ia memimpin Kerajaan Banjar pada tahun 1596 sampai 1620 M dgn menganut aliran agama Hindu.

Pangeran kemudian memeluk agama Islam & berganti nama menjadi Sultan Suriansyah dgn gelar Panembahan Batu Habang.

Pada awalnya bangunan rumah adat Banjar memiliki konstruksi bangunan berupa segiempat. Bangunan tersebut memanjang ke depan.

Seiring dgn perkembangan zaman, rumah Banjar mengalami penambahan ruangan. Penambahan ruangan ini masyarakat Banjar menyebutnya dgn disumbi.

Bangunan rumah Banjar ditambah di bagian samping kanan & kirinya, yg kemudian penambahan bangunan ini disebut anjung. Sehingga bangunan rumah adat Banjar lebih terkenal dgn sebutan Rumah Baanjung.

Pada tahun 1850 M, di lingkungan keraton Banjar semakin dipenuhi dgn berbagai bentuk bangunan lain. Dan rumah Baanjung sebagai bangunan induk istana tempat tinggal Sultan.

Bangunan yang lain, seperti Palimasan, Balai Laki, Balai Bini, Gajah Manyusu, Gajah Baliku, Palembangan, dan Balai Seba.

Karena semakin banyak bangunan perumahan yg diresmikan di sekitar kesultanan Banjar, sehingga rumah Banjar bukan cuma bangunan khas keraton Banjar. Akan tetapi sudah menjadi ciri khas bangunan rumah penduduk Banjar.

Rumah Adat Banjar di Kalimantan Tengah & Kalimantan Timur

Pada awalnya, rumah Banjar hanya berkembang di daerah Kalimantan Selatan. Akan tetapi kian menyebar luas sampai ke beberapa kawasan di Kalimantan Timur & Kalimantan Tengah.

Meskipun bentuk rumah tradisional ini mempunyai ukuran yg sedikit berbeda dr daerah asalnya, namun bentuk bangunan pokok merupakan ciri khas bangunan rumah adat Banjar tetap tampakdi beberapa daerah Kalimantan Tengah.

Beberapa daerah di Kalimantan Tengah yg mempunyai bangunan tradisional ini yakni kawasan Kotawaringin Barat, yakni di Pangkalan Bun, Kotawaringin Lama & Kumai.

Daerah-kawasan ini membangun rumah Banjar sebab imbas budaya yg dibawa kerajaan Kotawaringin, yakni kerajaan pecahan Kerajaan Banjar.

Sedangkan di Kalimantan Timur banyaknya bangunan rumah Banjar dilandasi oleh kebiasaan masyarakat Banjar yg merantau & menyebar hingga ke tempat Kalimantan Timur.

Kondisi Rumah Adat Banjar

Rumah Adat Banjar Yang Lapuk Dimakan Zaman
Rumah Adat Banjar yg lapuk disantap zaman
@https://id.wikipedia.org/

Saat ini rumah Banjar sudah tak banyak dibangun oleh penduduk Banjar, sehingga keberadaan bangunan tradisional ini kian sedikit jumlahnya.

Di beberapa tempat Kalimantan Selatan yg masih dapat ditemui rumah Banjar antara lain di Kelurahan Sungai Jingah, Kampung Melayu Laut di Kelurahan Melayu, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Desa Teluk Selong Ulu, Desa Dalam Pagar), Desa Tibung Raya, Desa Gambah (Kandangan), Desa Birayang, desa Habirau, desa Lawahan, desa Penghulu dan desa Tarangan.

Tiap-tiap bangunan yg tersisa sudah dlm keadaan kurang perawatan, bahkan tidak sedikit bagian-cuilan rumah yg sudah mengalami kerusakan.


Pengaruh Sistem Religi & Sistem Pengetahuan pada Rumah Adat Banjar

Rumah Banjar pertama kali diresmikan pada masa kesultanan Banjar, sehingga bangunan tradisional ini banyak dipengaruhi aliran agama Islam.

Sebagaimana terdapat gesekan dgn motif kaligrafi Arab yg bersumber dr anutan Islam mirip dua kalimat syahadat, nama-nama Khalifah, Shalawat, atau ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an.

Selain itu, kebudayaan masyarakat pula masih bercampur dgn keyakinan Kaharingan, Animisme, Dinamisme, maupun Hindu-Buddha, misalnya swastika, enggang gading, naga dan lain sebagainya.


Cara Menentukan Ukuran Rumah Adat Banjar

Rumah Banjar dibangun dgn ukuran & tata letak yg simetris. Hal ini disokong dgn cara memilih ukuran bangunan dilaksanakan penduduk Banjar dgn penuh kehati-hatian & penuh presisi, bahkan mereka sampai menggunakan 3 cara dlm menentukan ukuran bangunan, yakni dgn cara:

  1. Menentukan panjang & lebar dgn ukuran depa sang suami dlm jumlah ganjil.
  2. Menghitung gelagar menurut gelagar pilihan. Perhitungan dilakukan dgn mengulang gelagar, geligir, gelugur. Apabila hitungannya berhenti di geligir atau gelugur, maka itu membuktikan kesialan. Sehingga perhitungan harus diawali & diakhiri dgn gelagar, hal ini diyakini dapat menjinjing kedamaian & keserasian bagi penghuni rumah Banjar.
  3. Menentukan ukuran panjang & lebar rumah dgn ukuran lambang binatang seperti naga, asap, singa, anjing, sapi, keledai, gajah, & gagak. Ukuran panjang ideal dilambangkan dgn naga, sedangkan ukuran lebar ideal dilambangkan dgn gajah. Serta ukuran tak baik dilambangkan dgn binatang asap, anjing, keledai & gagak.

Baca Juga: Rumah Adat Banten


Filosofi Rumah Adat Banjar

Rumah Banjar merupakan rumah tradisional khas Banjar. Setiap seluk beluk bangunan & bahan pembentuk rumah senantiasa diamati nilai filosofinya oleh masyarakat Banjar.

Mereka tak serta merta membangun suatu hunian, melainkan membangun suatu kehidupan di dlm rumah tersebut. Untuk mengenali bagaimana filosofi bangunan rumah adat Banjar, mari kita simak klarifikasi berikut ini.

Dwitunggal Semesta

Rumah merupakan keramat bagi masyarakat Banjar, alasannya adalah dianggap sebagai tempat bersemayam dengan-cara gaib oleh para dewata.

Bahkan pada masa tumbuhnya kerajaan Hindu di Banjar, istana raja merupakan lambang kekuasaan & dianggap ungkapan berkat dewata sebagai pengejawantahan lambang kosmos makro ke dlm kosmos mikro.

Pada arsitektur rumah Bubungan Tinggi dampak unsur-unsur tersebut masih banyak didapatkan, yakni adanya ukiran naga yg melambangkan alam bawah sedangkan ukiran burung enggang gading melambangkan alam atas.

Pohon Hayat

Pohon hayat merupakan lambang kosmis & ini diadopsi oleh bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi yg dilengkapi dgn atap yg menjulang tinggi ke atas. Pohon hayat sendiri merupakan cerminan dimensi dr satu kesatuan semesta.

Sehingga pada bangunan rumah Banjar pun mengadopsi gesekan yg menggambarkan tumbuhan yg subur selaku perwujudan filosofi pohon kehidupan (pohon hayat) yg diyakini oleh orang Dayak selaku Batang Garing.

Payung

Rumah Banjar mempunyai atap yg tinggi & menjulang ke atas merepresentasikan sebuah payung yg menunjukkan orientasi kekuasaan ke atas.

Payung pula melambangkan kebangsawanan yg biasa menggunakan payung kuning selaku perangkat kerajaan. Payung tersebut diberikan pada para pejabat kerajaan Banjar selaku bentuk penghormatan.

Simetris

Rumah Banjar adalah rumah yg dibangun dgn bentuk simetris, hal ini didukung dgn bentuk sayap bangunan yg berada di samping kanan & kiri.

Simetris merupakan konsep yg diyakini penduduk Banjar untuk berlaku sebanding, sebagaimana pula telah diterapkan pada pemerintahan kerajaan Banjar pada masanya.

Kepala-Badan-Kaki

Rumah banjar mempunyai bentuk yg diumpamakan dgn tubuh insan yg terbagi menjadi 3 belahan dengan-cara vertikal yakni kepala, badan, & kaki. Dan anjung kanan & anjung kiri merupakan belahan yg diibaratkan dgn tangan kanan & tangan kiri.

Tata Nilai Ruang

Rumah Banjar dibagi menjadi beberapa ruang khusus sesuai dgn manfaatnya. Setiap ruang memiliki tata nilai tersendiri & pula menawarkan adanya suatu tata krama sekaligus merefleksikan adanya pelapisan sosial masyarakat Banjar tempo dulu.

Tawing Halat

Tawing Halat
Tawing Halat
@id.wikipedia.org

Rumah Banjar memiliki ruang yg terbagi menjadi dua, yakni ruang terbuka & ruang tertutup. Ruang terbuka biasa diketahui dgn panampik basar & ruang palidangan merupakan ruang tertutup. Kedua ruang tersebut dibatasi dgn dinding pemisah yg disebut dgn Tawing Halat.

Denah Cacak Burung

Rumah Banjar memiliki sketsa yg berbentuk “tanda tambah”. Pola denah ini disebut dgn bagan Cacak Burung yg sakral.

Di tengah bangunan terdapat ruang palidangan yg merupakan titik perpotongan poros tanda tambah. Secara kosmologis maka ruang inilah yg mempunyai peranan paling utama dr rumah Banjar.


Karakteristik Konstruksi Rumah Adat Banjar

Rumah adat Banjar merupakan bangunan tradisional yg khas & unik. Setiap konstruksi pembentuk bangunan tersebut diperkirakan dgn sangat baik oleh masyarakat Banjar dahulu. Sebagaimana karakteristik konstruksi bangunan rumah Banjar mampu diamati pada penjelasan berikut ini.

Pondasi, Tiang, & Tongkat

Bangunan rumah Banjar dahulu banyak dibangun di tanah yg berawa-rawa, sehingga bentuk pondasi, tiang, & tongkat bangunan merupakan potongan yg paling penting bagi bangunan ini.

Biasanya pondasi bangunan dibentuk dr kayu Kapur Naga atau kayu Galam. Sedangkan tongkat & tiang dibangun dr kayu ulin dgn jumlah sebanyak 60 batang tiang & 120 batang tongkat.

Kerangka

Kerangka rumah Banjar diukur dgn satuan tradisional, yakni depa atau tapak kaki dgn jumlah ganjil. Serta untuk bahan material dr kayu ulin, belangiran, & kayu damar. Kerangka bangunan dibagi menjadi beberapa cuilan, yakni:

  1. Susuk
  2. Gelagar
  3. Lantai
  4. Watun berasuk
  5. Turus Tawing
  6. Rangka pintu & jendela
  7. Balabad
  8. Titian Tikus
  9. Bujuran sampiran & gorden
  10. Tiang orong-orong dab sangga ributnya
  11. Kasau
  12. Riing

Lantai

Lantai bangunan rumah adat Banjar biasa disebut dgn lantai jarang atau lantai ranggang. Lantai ranggang merupakan lantai yg berada di serambi tampang, anjung jurai, & ruang padu. Biasanya lantai dibangun dr bahan papan ulin sebesar 20 cm & 10 cm.

Dinding

Dinding rumah Banjar terbuat dr papan yg dipasang dgn posisi berdiri yg ditempelkan dgn turus tawing & balabad. Dinding dibuat dr bahan papan ulin & lanan. Pada belahan anjung kiwa, anjung kanan, anjung jurai, & ruang padu menggunakan dinding dr palupuh.

Atap

Atap bangunan Banjar paling mempunyai ciri khas, di mana serpihan ini dibentuk dr sirap dgn bahan kayu ulin atau atap rumbia.

Ornamen & Ukiran

Ukiran Gaya Tatah Surut Pada Rumah Adat Banjar
Ukiran gaya Tatah Surut pada Rumah Adat Banjar
@https://id.wikipedia.org/

Rumah adat Banjar pula dihiasi dgn gesekan pada potongan tiang, taban, papilis, & tangga rumah. Motif yg biasa digambarkan ialah motif flora, yakni motif bunga & daun.

Motif bergambar burung enggang gading & naga pula terdapat di beberapa bagiannya. Selain itu, bangunan Banjar dihiasi dgn motif kaligrafi dgn bahasa Arab.

Ornamen dlm arsitektur tradisional Banjar disebut dgn ungkapan Tatah. Tatah mempunyai bermacam-macam rupa gesekan, seperti Tatah Surut (tabrakan relief), Tatah Babuku (ukiran dlm bentuk tiga dimensi) dan Tatah Baluang (tabrakan berlubang).

Baca Juga: Rumah Adat Batak


Jenis-jenis Rumah Adat Banjar

Rumah adat banjar dibedakan menjadi beberapa jenis rumah berdasarkan manfaatnya & bentuk arsitektur dr bangunannya.

Rumah tradisional ini dibedakan menjadi 12 macam rumah khas Banjar, yaitu Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Gajah Baliku, Rumah Palimasan, Rumah Balai Bini, Rumah Tadah Alas, Rumah Gajah Manyusu, Rumah Balai Laki, Rumah Palimbangan, Rumah Cacak Burung, Rumah Lanting, Rumah Joglo Gudang, & Rumah Bangun Gudang.

Terkait keduabelas rumah tersebut akan kita diskusikan bareng pada klarifikasi sebagai berikut:

 

No Rumah Adat Banjar
1 Rumah Bubungan Tinggi
2 Rumah Gajah Baliku
3 Rumah Palimasan/Rumah Gajah
4 Rumah Balai Bini
5 Rumah Tadah Alas
6 Rumah Gajah Manyusu
7 Rumah Balai Laki
8 Rumah Palimbangan
9 Rumah Cacak Burung/Rumah Anjung Surung
10 Rumah Lanting
11 Rumah Joglo Gudang
12 Rumah Bangun Gudang

 

Rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi
@commons.wikimedia.org

Rumah adat Banjar mempunyai rumah utama yg biasa dikenal dgn Rumah Bubungan Tinggi. Nama bubungan tinggi diambil dr atap yg mempunyai kecuraman yg cukup tajam. 

Selain itu struktur bangunan yg berbentuk panggung, sehingga mengakibatkan rumah adat Kalimantan Selatan ini cukup unik. Bangunan jenis ini merupakan rumah istana bagi Sultan Banjar yg dihuni oleh Raja atau Sultan Banjar beserta pangeran kerajaan.

Rumah Gajah Baliku

Rumah Gajah Baliku
kemendikbud.com
@Rumah Gajah Baliku

Rumah adat Banjar selanjutnya yakni rumah Gajah Baliku. Rumah ini didedikasikan bagi anak laki-laki yg baru beranjak cukup umur. Rumah jenis ini dibangun sesudah rumah bubungan tinggi ada, maka tak heran bila bentuknya masih sama dgn rumah adat Banjar pada umumnya.

Rumah Gajah Baliku memiliki atap yg tak terlalu runcing dgn kemiringan 60 derajat & berbentuk atap perisai. Atap rumah adat Gajah Baliku ini yang dibuat dr sirap kayu ulin yg berukuran panjang.

Pada bagian dlm rumah tersebut sama persis dgn rumah adat Bubungan Tinggi dgn 3 ruang di dalamnya yaitu, kalangan ruang pelataran, ruang tinggal atau hunian & ruang pelayanan.

Rumah Palimasan/Rumah Gajah

Rumah Palimasan
Rumah Palimasan
@https://www.pinhome.id/

Rumah adat Banjar mempunyai jenis bangunan yg dihuni oleh oleh bendaharawan kesultanan Banjar yg bertugas mempertahankan emas & perak milik keluarga kerajaan. Rumah tersebut kemudian dikenal dgn sebutan rumah Palimasan.

Bangunan Palimasan berupa persegi panjang yg memanjang tegak lurus dgn jalan. Atap bangunan tradisional ini menggunakan bahan perisai. Rumah asli Palimasan tak mempunyai anjung di belahan sisi bangunan.

Rumah Balai Bini

Rumah Balai Bini
Rumah Balai Bini
@Budayaindonesia.org

Salah satu jenis rumah adat asal Kalimantan Selatan selanjutnya ialah rumah Balai Bini. Seperti namanya, rumah ini dihuni para kaum wanita kerajaan atau para istri sultan kerajaan.

Bangunan Balai bini terdiri dr atap perisai yg disebut dgn atap gajah. Dan pada penggalan sayap-sayapnya disebut anjung yg ditutup dgn atap anjung pisang perisai.

Baca Juga: Rumah Adat

Rumah Tadah Alas

Rumah Tadah Alas
Rumah Tadah Alas
@https://id.wikipedia.org/

rumah Banjar jenis selanjutnya adalah rumah Tadah Alas. Rumah ini merupakan pengembangan dr bangunan rumah Balai bini. Pengembangan dilaksanakan dgn menyertakan satu lapis atap perisai selaku kanopi paling depan bangunan.

Dengan adanya kanopi tersebut kemudian menjadi rumah ini dinamakan rumah Tadah Alas. Bangunan tradisional ini dibagi menjadi 4 ruangan, yakni ruang pamedangan kecil, paluaran, palidangan yg diapit 2 buah anjung, & padapuran.

Bangunan Tadah Alas mempunyai ciri khusus dimana atap jurai diberi Atap jurai diberi satu lapis atau atap tumpang sama panjang dgn di bawahnya.

Rumah Gajah Manyusu

Rumah Adat Banjar Jenis Gajah Manyusu
Rumah Adat Banjar jenis Gajah Manyusu
@id.wikipedia.org

Rumah Gajah Manyusu merupakan nama keseluruhan rumah adat Banjar yg memiliki ciri khas bangunannya memakai atap perisai burung.

Ciri rumah tradisional ini mempunyai bentuk atap limas dgn atap mansard pada serpihan depan bangunan. Anjung bangunan mempunyai atap pisang sasikat, & terasnya beratap sindang langit.

Bangunan bersejarah ini memiliki beberapa potongan ruang, yakni ruang serambi atau teras, kemudian ruang palatar atau pamedangan, ruang paluaran, ruang palidangan, & ruang padapuran.

Atap dr bangunan Gajah Manyusu ini sudah banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan di Kalimantan, contohnya pada bangunan gedung Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kalsel & kantor Kelurahan Kelayan Luar, serta bangunan sejenisnya.

Rumah Balai Laki

Rumah Adat Banjar Jenis Balai Laki
Rumah Adat Banjar jenis Balai Laki
@pariwisataindonesia.id

Rumah adat jenis Balai Laki merupakan rumah adat Banjar yg biasa dihuni para serdadu kerajaan & para pengawalnya. Rumah ini mempunyai bangunan yg tak cukup luas dibandingkan dgn bangunan rumah Banjar yang lain.

Rumah Balai Laki memiliki struktur bangunan dgn menggunakan atap pelana yg berupa segiempat & tegak lurus dgn jalan.

Bangunan khususnya berupa rumah gudang layaknya rumah di tempat Jawa. Dinding rumah Balai Laki disebut dgn Tawing Hadapan, dgn dilengkapi satu pintu masuk yg disebut dgn Lawang Hadapan.

Rumah Palimbangan

Rumah Palimbangan
Rumah Palimbangan
@https://id.wikipedia.org/

rumah palimbangan merupakan salah satu jenis rumah tradisional Banjar. Rumah ini dahulu pada masa kesultanan sering dipakai sebagai hunian para tokoh agama Islam & para Alim Ulamanya.

Rumah tradisional ini dibangun dgn sisi panjangnya yg tegak lurus dgn jalan. Atap bangunan Palimbangan dibuat dr atap pelana dgn lebar layar yg disebut dgn Tawing Layar.

Rumah Palimbangan dibedakan menjadi dua, yakni rumah dgn anjung & rumah tanpa anjung. Rumah ini mirip dgn rumah Balai Laki yg sama-sama menggunakan atap pelana, namun pada Balai Laki memakai anjung Pisang Sasikat (atap sengkuap). Serta bangunan Palimbangan berukuran lebih besar dibandingkan Balai Laki.

Rumah Cacak Burung/Rumah Anjung Surung

Rumah Cacak Burung
Rumah Cacak Burung
@commons.wikimedia.org

Rumah adat khas Kalimantan Selatan selanjutnya yaitu rumah Cacak Burung. Rumah tradisional ini memiliki luas bangunan yg mirip dgn jenis rumah adat Balai Bini & Balai laki.

Struktur bangunan rumah tersebut mirip dgn rumah panggung, rumah cacak burung memiliki ruang Surambi Sambutan/ biasa kita sebut dgn teras.

Rumah adat cacak burung mempunyai 4 tiang penyangga atap sengkuap. Atap tersebut biasa dinamakan dgn atap sindang langit.

Bangunan tradisional ini pula mempunyai teras dgn pagar Kandang Rasi. Pagar Kandang Rasi merupakan pagar yg yang dibuat dr papan yg diukir dgn ornamen hiasan yg indah.

Rumah Lanting

Rumah Lanting
Rumah Lanting
@jelajahlangkah.com

rumah Lanting merupakan salah satu jenis rumah adat Banjar yg dapat ditemui di sepanjang sungai di daerah Kalimantan Selatan. Dengan gambar rumah tradisional tersebut menyebabkan ciri khas bagi kota Banjarmasin, sehingga mendapat julukan sebagai kota seribu sungai.

Dengan kondisi alam yg mempunyai banyak sungai, sehingga lebih banyak didominasi penduduk yg mempunyai kehidupan berdampingan dgn air, rumah Lanting hadir sebagai solusi terbaik.

Rumah Lanting dibangun dgn konsep terapung dgn tunjangan drum bekas & pula kayu gelondongan yg dipakai menjadi pondasi bangunan.

Rumah tradisional ini mempunyai dua jendela & dua pintu sederhana mirip rumah kebanyakan, rumah Lanting didesain padat & cenderung tak begitu luas.

Rumah ini diikat ke beberapa tiang maupun pohon di erat sungai untuk menahan rumah biar tak terbawa arus air yg deras dikala demam isu penghujan.

Rumah Joglo Gudang

Rumah Joglo Gudang Berbentuk Panggung
Rumah Joglo Gudang Berbentuk Panggung
@https://id.wikipedia.org/

Rumah joglo gudang atau pula diketahui dgn limasan banjar merupakan satu jenis rumah tradisional Banjar yg mempunyai ciri khusus menggunakan atap berupa trapesium. Bangunan ini tak mempunyai anjung atau komplemen sayap di sampingnya.

Bangunan Joglo Gudang menyerupai Rumah Joglo di Jawa, walaupun demikian rumah Joglo Gudang dibangun dgn konstruksi rumah panggung kayu dgn teknik bangunan lokal semacam pada rumah Banjar kebanyakan.

Rumah tradisional ini memiliki beberapa belahan ruang, yakni surambi atau teras rumah, pamedangan atau serambi setengah terbuka, panurunan atau ruang tamu, paluaran atau ruang keluarga, palidangan atau ruang tidur, panampik dlm atau ruang dalam, padapuran atau dapur.

Rumah Bangun Gudang

Rumah Bangun Gudang
Rumah Bangun Gudang
@https://id.wikipedia.org/

Bangunan tradisional khas Banjar yaitu Bangun Gudang. Bangunan ini tak dibangun sejajar dgn jalan, melainkan tegak lurus dgn jalan. Atap rumah Bangun Gudang menggunakan atap perisai dgn serambi pamedangan kecil di tengah-tengahnya.

Di pecahan kanan kiri pamedangan diubah menjadi dinding depan kecuali serpihan tengah yg tetap selaku serambi pamedangan kecil.

Rumah Bangun Gudang mempunyai tiga buah pintu masuk yg masing-masing pintu berada di tengah, samping kiri, & samping kanan pamedangan. Selain itu, pula terdapat pintu masuk Tawing Halat sebanyak dua buah.


Penutup

Demikian penjelasan tentang rumah adat Banjar yg memiliki bermacam-macam jenis bangunan & manfaatnya. Begitu melimpah kan kekayaan Indonesia?

Agar makin mengenal Indonesia, yuk baca artikel kebudayaan Indonesia lainnya di wargamasyarakat. Dan jangan lupa ajak sobat-sahabat yang lain dgn share link artikel ini supaya mereka pula semakin mengenal budaya Indonesia.


Orang pula bertanya

Bagaimana bentuk rumah adat Banjar?

Apa keunikan rumah adat Banjar?

Apa saja rumah adat di Kalimantan Selatan?

Apa bahan pembuat rumah banjar?


Rumah Adat Banjar
Sumber Refrensi:

@https://merahputih.com/post/read/sungai-jingah-kota-tua-dengan-rumah-rumah-kayu-khas-banjar
@https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Baanjung#Cara_Menentukan_Ukuran_Rumah_Adat_Banjar
@https://www.pinhome.id/blog/gambar-gambar-rumah-adat-kalimantan-selatan-beserta-filosofinya-yang-menawan/#Rumah_Gajah_Baliku
@https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/05/200843869/rumah-banjar-khas-kalimantan-selatan?page=all

  Rumah Adat Bali : Nama, Gambar, Keunikan & Penjelasan